Kolom

Menggembirakan, Bermuhammadiyah Menggerakan Spirit Amal Shaleh

Oleh : Hendra Apriyadi
Ketua MPI PDM Kabupaten Tegal

Dr Abdul Muti, M.Ed selaku Sekum PP Muhammadiyah menyebutkan perlu adanya amal usaha Muhammadiyah di PCM Bumijawa yang hasilnya dapat digunakan untuk membangun mushola. Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, gerakan islam berkemajuan adalah gerakan memajukan, mencerdaskan dan menggembirakan masyarakat. Memajukan dan mencerdaskan melalui amal sholeh dan bergembira untuk memperoleh jannah. Sekum PP Muhammadiyah mengajak pada ratusan warga Muhammadiyah yang mengikuti pengajian Hari Bermuhammadiyah agar membantu dan beramal shaleh sebagai semangat bermuhammadiyah. Di Sampaikan pada Kegiatan hari bermuhammadiyah pada tanggal 24 Pebruari 2019 dilaksanakan di PCM Bumijawa Kabupaten Tegal.

Inti dilaksanakannya hari bermuhammadiyah adalah hari untuk menyegarkan, meningkatkan dan membangkitkan kembali semangat dalam bermuhammadiyah. Muhammadiyah di tahun 2018 telah mendapatkan beberapa prestasi membanggakan: Muhamamdiyah telah mendunia dan memiliki PCM di 37 negara MDMC (Muhammadiyah Disaster Managemeny Center) mendapatpenghargaan dari kementerian dalam negeri dan kesehatan atas kesigapan saat ada bencana. MMDC juga diakui sebagai bagian dari WHO. Lazismu berhasil meraih 3 penghargaan seperti : a) penghargaan dari BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) atas prestasinya sebagai lembaga amil zakat yang berhasil menghimpun dana dan melaporkan laporan dengan wajar tanpa pengecualian; b) terakreditasi A dengan nilai 93; c) lembaga amil zakat yg paling banyak menghimpun dana di Indonesia.

Abdul Muti menyebutkan pada tahun 2018 berhasil menghimpun 600 milyar dan diharapkan tahun 2020 agar dapat meningkat hingga 1 triliun.dengan disampaikannya prestasi ini, meningkatkan rasa kebanggan dan semangat dalam beramal sholeh. Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang ikut mendirikan negara ini, oleh karena itu muhammadiyah terus berusaha memberikan yang terbaik untuk kemajuan umat dan kemajuan bangsa.

Tanwir Muhammadiyah di bengkulu lalu mengangkat tema beragama yang mencerahkan yang memiliki makna dalam menjalankan kehidupan beragama harus diwarnai dengan kegiatan-kegiatan ibadah dan amal sholeh. Oleh karena kegiatan muhammadiyah harus berisi kegiatan kegiatan amal sholeh. Beragama yang mencerahkan juga dimaknai dimana orang beragama dalam menjalankan ibadah maupun amal sholeh harus ikhlas. Bukan untuk mencari harta atau mencari jabatan. Seperti isi kandungan dalam(QS At-taubah ayat 9) merupakan gambaran kaum Musyrik, yang biasa menukar ayat-ayat Allah Swt. dengan harga yang rendah. Mereka memutarbalikkan ayat-ayat tersebut hanya untuk mendapatkan kepentingan dunia, baik berupa kekuasaan, kepemimpinan, maupun harta dengan cara menghalangi manusia untuk beriman sehingga loyalitasnya tetap untuk mereka. Sekalipun obyek ayat ini adalah kaum Musyrik, adanya penyifatan, “Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan,” menunjukkan bahwa siapapun orang yang melakukan perbuatan tersebut berarti melakukan perbuatan paling buruk, yang tentu saja diharamkan.

Oleh karena itu perlu adanya pencerahan pada masyarakat. Salah satunya dengan gerakan literasi dengan menyampaikan alqur’an dan as-sunnah untuk mengantarkan kita dari kegelapan menuju ke jalan yang benar.Beragama yang mencerahkan kuncinya adalah beragama dengan ilmu. Dalam beragama tidak boleh ikut-ikutan pada orang yang banyak. (Qs. Al isra ayat 36). Beragama harus berdasar ilmu, ilmu yang didapatkan dari orang-orang berilmu. Saat ini orang berilmu semakin langka.

Banyak orang mencari ilmu melalui google maupun media sosial padahal ilmu yang didapatkan belum tentu dari orang yang bodoh akan agama dan dapat menyesatkan orang lain. Dalam beragama tidak boleh taqlid, yaitu bertanya pada orang yang berilmu. Atau mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya.

Hadist ada yang bersifat dhaif, sakhih, dan hasan. Apabila kita bertanya ilmu agama pada google atau media sosial kita tidak tahu apakah hadist yang disampaikan adalah hadist yang shakih atau bukan. Oleh karena itu perlu untuk mencari ilmu pasar orang yang memahami ilmu agama. (*)

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE