Di Jawa Tengah, Muhammadiyah telah banyak mendirikan taman kanak-kanak, sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, balai pengobatan, rumah yatim piatu, usaha ekonomi, penerbitan, dan amal usaha lainnya. Muhammadiyah juga membangun masjid, mushalla, melakukan langkah-langkah dakwah dalam berbagai bentuk kegiatan pembinaan umat yang meluas di seluruh pelosok Tanah Air. Tercatat, Muhammadiyah Jawa Tengah mempunyai 28 rumah sakit, 97 poliklinik/rumah bersalin/balai pengobatan, lima universitas Muhammadiyah, delapan sekolah tinggi Muhammadiyah, dua politeknik Muhammadiyah dan dua akademi Muhammadiyah. Untuk tingkat sekolah, Muhammadiyah Jawa Tengah mempunyai 182 SD, 438 MI, 279 SMP, 109 MTs, 110 SMA, 18 MA dan 131 SMK. Selain itu, Muhammadiyah Jawa Tengah juga mempunyai 37 pondok pesantren, 88 panti asuhan, 152 amal usaha ekonomi dan 54 kelompok seni budaya.
Muhammadiyah mempunyai hirarki kepemimpinan yang rapi dari ranting sampai dengan pusat. Muhammadiyah Jawa Tengah mempunyai 35 pimpinan daerah Muhammadiyah yang tersebar di seluruh kota/kabupaten di Jawa Tengah. Selain itu, Muhammadiyah Jawa Tengah juga mempunyai 518 pimpinan cabang Muhammadiyah dari 563 kecamatan di Jawa Tengah dan 3.679 pimpinan ranting Muhammadiyah dari 8.553 desa/kelurahan di Jawa Tengah.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah
SK Pendirian : SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Nomor : K.01/W/1966, tertanggal 1 Februari 1966
Muhammadiyah tidak pernah berhenti melakukan peran-peran kebangsaan dan peran-peran kemanusiaannya dalam dinamika nasional dan global. Kiprah Muhammadiyah tersebut menunjukkan bukti nyata kepada masyarakat bahwa misi gerakan Islam yang diembannya bersifat amaliah untuk kemajuan dan pencerahan yang membawa pada kemaslahatan masyarakat yang seluas-luasnya. Muhammadiyah Jawa Tengah telah berhasil bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam pengelolaan Mobil Klinik dan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Dari kerjasama tersebut, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah memperoleh bantuan tiga mobil klinik dari Departemen Kesehatan dan 66 Poskestren dikelola melalui jaringan kerjasama tersebut. Selain itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah juga memperoleh program “Motor Pintar” sebanyak dua unit dari persatuan istri para menteri kabinet Indonesia bersatu. Sedang dalam pergaulan internasional dan dunia Islam, Muhammadiyah Jawa Tengah juga berhasil melakukan kerjasama dengan kedutaan besar Australia dalam melakukan rehabilitasi beberapa sekolah Muhammadiyah yang rusak akibat bencana gempa bumi di Klaten.
Peran kemanusiaan Muhammadiyah Jawa Tengah juga terlihat dalam penanganan beberapa bancana alam di berbagai daerah di Jawa Tengah, seperti banjir sungai bengawan solo dan “pagebluk” di Kabupaten Magelang yang merenggut beberapa korban jiwa. Selain itu, Muhammadiyah Jawa Tengah melalui Muhammadiyah Medical Center (MMC) juga membantu penanganan akibat gempa bumi di Sumatra Barat bersama tim RS. PKU Gombong, RSI Muhammadiyah Kendal dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Muhammadiyah Jawa Tengah melalui MDMC juga membantu korban bencana di Cilacap yang terlanda bencana gempa di Tasikmalaya, kemudian menyalurkan 1000 paket lebaran dari Mantan Wakil Presiden, H.M Jusuf Kalla, ke Cilacap dan Blora serta kaum dhua’fa di sekitar Gedung Muhammadiyah Jawa Tengah. Muhammadiyah Jawa Tengah juga melakukan bantuan kemanusiaan dan pendampingan kepada keluarga korban pembunuhan di Semarang, pendampingan dan pencerahan kepada Persatuan Waria Semarang (Perwaris) dan preman-preman di kecamatan Ambarawa, Semarang. Selain itu, Muhammadiyah Jawa Tengah juga melakukan pemberdayaan masyarakat seperti pembentukan PKBM dan Taman Baca Masyarakat, Pemberantasan Buta Aksara, kejar paket C bagi pembantu rumah tangga dan buruh pabrik, kejar paket B bagi anak nelayan, pelatihan bengkel motor bagi anak jalanan, diklat guru PAUD non formal, lifeskill pembuatan kepiting lemburi, pembuatan tahu bagi anak jalanan, kursus keterampilan menjahit bagi PSK di Demak dan bantuan pendampingan pengurusan ASKESKIN.
Dalam dunia pendidikan, Muhammadiyah Jawa Tengah telah melakukan pengembangan kapasitas guru di sekolah Muhammadiyah, membentuk sekolah-sekolah unggulan Muhammadiyah di Jawa Tengah dan sebagainya.
Peran-peran sebagai wujud aktualisasi gerakan dakwah dan tajdid juga dikembangkan Muhammadiyah dalam menjalankan peran politik kebangsaan guna mewujudkan reformasi nasional dan mengawal perjalanan bangsa tanpa terjebak pada politik-praktik (politik kepartaian). Dengan bingkai Khittah Ujung Pandang tahun 1971 dan Khittah Denpasar tahun 2002, Muhammadiyah secara proaktif menjalankan peran dalam pemberantasan korupsi, penegakan supremasi hukum, memasyarakatkan etika berpolitik, pengembangan sumber daya manusia, penyelamatan lingkungan hidup dan sumber daya alam, memperkokoh integrasi nasional, membangun karakter dan moral bangsa, serta peran-peran kebangsaan lainnya yang bersifat pencerahan. Muhammadiyah adalah Gerakan Dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan dan tidak merupakan afiliasi dari sesuatu Partai Politik atau Organisasi apapun. Muhammadiyah juga akan terus menjalankan peran dan langkah-langkah sistematik dalam mengembangkan kehidupan masyarakat madani (civil society) melalui aksi-aksi dakwah kultural yang mengarah pada pembentukan masyarakat Indonesia yang demokratis, otonom, berkeadilan, dan berakhlak mulia.