Kolom

Harusnya Bangga Menjadi Bagian dari Muhammadiyah

oleh :Kamal Hayat S. Kom. i

Banyak orang yang bekerja dipersyarikatan Muhammadiyah masih belum begitu optimal dalam menjalankan organisasi. seharusnya bekerja sambil aktif menjadi anggota pimpinan cabang atau ranting Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah bagi yang perempuan bisa aktif di Aisyah maupun Nasyiatul Asiyah. Muhammadiyah kini sudah menginjak usia 106 tahun terus berkembang untuk kemajuan bangsa. Bangga menjadi bagian dari Muhammadiyah

Melihat fenomena ini hendaknya evaluasi terhadap para pegawai amal usaha muhammadiyah. Pimpinan Daerah maupun Pimpinan Cabang harus tegas untuk mensukseskan bermuhammadiyah di seluruh amal usaha yang dimilikinya. Seorang pegawai harusnya mengucapkan terimakasih pada muhammadiyah karena sampai detik ini. bisa bekerja dan mencari nafkah di muhammadiyah. Jangan sampai ketika sudah mengabdi lama tetapi tak mengenal sejarah muhammadiyah, tidak kenal dengan pengurus muhammadiyah. Jangan hanya hanya punya Kartu Tanda Anggota sebagai syarat bekerja di amal usaha. Mari kita sadari bahwasanya kita bekerja di amal usaha muhammadiyah.

Muhammadiyah begitu besar jasa nya pada kita, seharusnya kita ikut membesarkan organisasi muhammadiyah, dengan cara kita aktif hadir disetiap kegiatan yang dilakukan oleh muhammadiyah misalnya pengajian, baitul arqam dan kegiatan lainnya. Sungguh berat menjadi kader Muhammadiyah Ragu dan Bimbang Lebih Baik Pulang itulah pesan dari Jenderal Sudirman.

Menurut Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Comal Pemalang Erwin Ediyanto Erapraja pengkaderan muhammadiyah di Amal Usaha Muhammadiyah semuanya sudah berjalan dengan baik, memang harus dilaksanakan secara bertahap dalam arti tidak harus dipaksakan,yg penting mereka memahami dulu ideologi muhammadiyah. Semua ortom sudah masuk ke dalam AUM melaksanakan pengkaderan tapi memang tidak langsung sukses,krn mrk biasa nya melakukan sesuatu yang tdk seperti biasanya, yang menjadi sorotan kadang ada kader karbitan, maksudnya kader yang belum melewati tahapan pemahaman ideologi di muhammadiyah atau istilahnya kader instans,sehingga ketika mereka dipaksakan harus mengikuti kegiatan ke muhammadiyahan pasti ada rasa enggan utk mengikutinya. Padahal waktu tes wawancara ketika masuk kerja menyatakan akan mengikuti kegiatan muhammadiyah.

pastinya ada kekurangan dalam pengkaderan, Kekuranganya selama ini masih belum maksimal kegiatan pengkaderan seperti diadakanya baitul arqom yang tidak rutin dilaksanakan. seharusnya koordinasi masing – masing cabang untuk melakukan baitul arqam, ujar Erwin Ediyanto Erapraja. (*)

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE