BeritaKhazanah IslamKhutbah

Khutbah Idulfitri: Kesucian Jiwa Ruh Membangun Harmonisme Antar Sesama

Khutbah Idulfitri: Kesucian Jiwa Ruh Membangun Harmonisme Antar Sesama

Oleh : M. Muslih, S.Ag., M.Ag.

أَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ , وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ , وَلاَ عُدْوَانَ اِلاَّ عَلَى الظَّالِمِيْنَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَاحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, أَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ , الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ .

اَ للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ , وَمَنْ تَبِعَهُ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ, أُوْصِيْ بِنَفْسِيْ وَ اِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ حَقَّ تُقَاتِهِ , فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

أَللَّهُ كْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكبَرُ ,كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ أَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Sidang Jamaah sholat Iedul Fitri Rohimakumullah

Puji syukur alhamdulillah marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., atas limpahan nikmatNya kita telah selesai melaksanakan ibadah puasa di bulan Suci Ramadan. Ungkapan syukur kepada Allah dilaksanakan umat Islam sedunia dengan  mengumandangkan Takbir, Tahmid, dan Tahlil .

أَللَّهُ أَكْيَرُ , أللَّهُ أَكْبَرُ , لاَاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ, أَللَّهُ أَكْبَرُ,  أَللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Allah Maha besar, Allah maha besar, Tiada Tuhan Yang Pantas disembah kecuali Allah yang Maha besar, Allah Maha besar dan segala puji-pujian hanyalah teruntuk Allah yang Maha besar.

Dengan semangat Takbir, Tahlil dan Tahmid, kita tingkatkan Taqwa kepada Allah SWT yang in syaallah telah direngkuh umat islam setelah  berlomba-lomba menggapai Taqwa dalam aktifitas ibadah di bulan Ramadhan. Allah SWT berfirman di dalam QS. Al baqoroh : 183 :

يَاَيُّهَا الّذِيْنَ أَمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Qs. Al Baqoroh : 183)

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd

Bagaimanakah puasa tidak membentuk pribadi-pribadi yang taqwa, di siang hari umat Islam meninggalkan makan dan minum dan hal-hal yang membatalkan puasa karena Allah, malam hari mereka berdiri ruku dan sujud dalam qiyamu Ramadhan, tiada henti membaca dan mentadabburi Al Quran dan tiada lupa bersedekah dan berdoa kepada Allah SWT.

Mengapa  Ramadan sebagai sarana membentuk pribadi-pribadi yang taqwa?  Jawabnya : Karena umat Islam telah melalui proses penyucian jiwa atau tazkiyyatun Nafs, yang diwujudkan dalam beberapa aktifitas di antaranya :

Pertama, Memohon ampunan kepada Allah dari segala dosa. Hal ini sebagaimana lafadz doa yang banyak dibaca di bulan ramadhan, yakni :

أَللَّهُمَّ اِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ

Ya Allah Engkaulah Dzat yang memberi ampun , Engkau mencintai Orang-orang yang memohon ampun, maka ampunilah kami “

Baca juga, Lokasi, Khatib, dan Imam Salat Idulfitri Jawa Tengah Tahun 2024

Dengan semangat memohon ampunan dan Taubat, niscaya seorang hamba mampu menggapai kesucian jiwa, sebaliknya bagi yang tidak mau bertaubat dan memohon ampun maka sebenarnya mereka hanyalah mengotori jiwanya, Allah SWT berfirman QS. As Syams 9 dan 10 :

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. ( Qs. As Syams : 9-10 ).

Kedua, Kesucian jiwa diraih dengan ibadah-ibadah wajib dan sunah yang dilaksanakan secara terus menerus di bulan Ramadhan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Maryam Binti Imran, yang senantiasa bermunajat dan beribadah serta beramal saleh tiada henti, karena itulah maka Allah mencurahkan kasih sayangnya , mengangkat derajatnya pada kedudukan yang tinggi dan mensifatinya dengan kata-kata “ zakaatan “ artinya yang suci ,. Allah SWT berfirman QS. Maryam : 13.

وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً وَكَانَ تَقِيًّا

Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa” , (Qs. Maryam : 13 )

Maka ibadah-ibadah di bulan ramadhan adalah bentuk Tazkiyyatun Nafs seperti  puasa di siang hari sebulan penuh tiada henti, qiyamu Ramadhan, bersedekah, itikaf dsb, tentu saja kesucian jiwa ini  tidak akan diraih bagi mereka yang tidak memanfaatkan ibadah di bulan yang mulia ini.

Ketiga, Kesucian jiwa diraih dengan bersedekah baik zakat yang wajib maupun infak yang sunah. Sungguh rasulullah pernah ditanya sahabat “Wahai Rasulullah sedekah apakah yang paling utama? maka Nabi menjawab :” Seutama-utama sedekah adalah sedekah yang dilakukan di bulan Ramadhan.

Bahkan Allah menyebut sedekah wajib dengan lafaz zakat, yang artinya menyucikan. Yakni harta yang dizakati akan membersihkan  dan menyucikan harta dan jiwa.  Termasuk pula di akhir Ramadan umat Islam mengeluarkan zakat Fitri berupa makanan pokok  beras seberat 1 sha’ atau  2,7 kg.  hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :

فَرَضَ رَسُوْلُ اللَّهِ زَكَاةَ الْفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِيْنِ

Rasulullah SAW mewajibkan umat Islam mengeluarkan zakat Fitri untuk membersihkan jiwa orang yang puasa dan memberi makan fakir miskin “ (HR. Muslim).

Baca juga, Khutbah Idulfitri: Bijak Membelanjakan Harta

Dengan demikian sedekah, infak , zakat mal dan zakat Fitri semuanya dalam rangkan penyucian jiwa. Dan itulah diantara fadhilah bersedekah, bahkan kelak pada yaumul ahir sedekah inilah diantara hal yang akan menyelamatkan manusia dari ganasnya siksa aherat.

Keempat, Membaca , mempelajari dan merenungi kandungan Al Quran merupakan proses penyucian jiwa (Tazkiyyatun Nafs). Suatu ketika Rasulullah keluar dari Rumah dan beliau menjumpai dua kelompok sahabat, kelompok pertama sahabat yang berdoa dan berdzikir, dan kelompok kedua khalaqah para sahabat membaca menyimak dan mengkaji Al Quran. Rasulullah sangat mencintai kedua kelompok tersebut, tetapi rasulullah lebih memilih bergabung dengan kelompok kedua yang berkhalaqoh membaca Al quran sembari rasul membacakan Qs. Al Jumuah : 2

هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْأُمِّيِيْنَ رَسُوْلاً مِنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ أَيَتِهِ وَيُزَكِيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلَلٍ مُبِيْنٍ

Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, ( Qs. Al JUmuah : 2 )

Nampak jelas dari ayat di atas bahwa di antara fadhilah al Quran adalah membersihkan dan mensucikan jiwa. Jikalau Nabi Isa memiliki mukjizat mampu menghidupkan  satu orang yang mati, tetapi rasulullah Muhammad dengan Al Quran mampu menghidupkan umat manusia sedunia yang mati hatinya, tentu saja bagi mereka yang mengimani,  membaca dan mempelajarinya untuk kemudian mengamalkanya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilahil Hamd

Dengan semangat penyucian jiwa maka, marilah kita wujudkan  ikatan persaudraan sesama umat manusia, apalagi bangsa Indonesia yang baru saja selesai melaksanakan pesta demokrasi, kita  tinggalkan perselisihan dan permusuhan, kita jalin erat persatuan untuk bersama-sama membangun Bangsa menuju bangsa yang penuh rahmat dan ampunan.

Adapun sarana membangun harmonisme di antara kita dapat dilakukan dengan cara :

Saling mengunjungi, marilah kita jalin silaturahmi dengan saling mendoakan dan mengucap salam , rasulullah SAW pernah menekankan kepada para sahabat :

أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ بِشَيْئٍ  اِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللّهِ قَالَ : أَفْسُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

Maukah kalian aku tunjuki sesuatu amal yang jika kalian mengamalkan kalian akan saling mencintai ? Baik Ya rasul gerangan apakah itu , maka Nabi bersabda :” Tebarkanlah salam di antara kalian “ (HR. Ahmad).

Marilah kita membiasakan saling mendoakan di antara kita dengan mengucap salam , bahkan dengan saling mengunjungi atau bersilaturahmi juga akan mempererat ikat persatuan dan persaudaraan, sebagaimana sebuah ungkapan Arab menyebut :

زُرْغِبًا تَزْدُدْ حُيًّا

Berkunjunglah meskipun jarang-jarang karena itu menambah rasa sayang “.

Baca juga, Khutbah Idulfitri: Belajar Makna Taqwa dari Gaza

Selain itu membangun harmonisme dengan kita saling berempati, di antaranya memberi atau sedekah, Rasulullah Saw. bersabda :

تَهَادَوْا تَحَابُّوْا

“ Saling memberilah, niscaya kalian akan saling menyayangi “ (HR Turmudzi)

Memberi juga menghilangkan sesak dalam dada, itulah mengapa Rasulullah menekankan agar kita senang memberi atau bersedekah.

Membangun kebersamaan dan harmonisme juga terwujud manakala tidak ada dusta di antara sesama (di antara kita), tidak boleh kita menohok kawan dari belakang atau menggunting dalam lipatan sebaliknya marilah kita saling asah, asih dan asuh, serta saling memberi dan meminta maaf  jika ada salah di antara kita. Karena di antara sifat orang-orang yang taqwa adalah memberi maaf antar sesama :

وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ

“Dan jadilah pemaaf di antara sesame manusia “ ( Ali Imron ; 144 ).

Allahu akbar, Allahu Akbar wallillahil hamd

Selanjutnya dengan semangat kesucian jiwa semoga terjalin hubungan yang indah antar sesame anak bangsa, dan semoga kita menjadi hamba yang mampu bersikap istiqomah, yakni memiliki Tauhid, yang kuat, komitmen dengan perintah dan larangan, ihlas dalam beramal serta memegang syahadat sampai ahir hayat. Untuk kemudian bersama sama kita wujudkan masyarakat yang penuh ampunan  dan Ridho Ilahi baldatun Thoyyibatun wa rabbun ghaffur , Itulah mereka yang benar-benar meraih kemenangan setelah sebulan penuh beribadah di bulan ramadhan.

Tiada lupa di tengah kebahagiaan kita merayakan iedul fitri, kita masih prihatin dengan keadaan saudara-saudara kita di Pelestina, yang merayakan Iedul Fitri di tengah dentuman bom, rintihan luka-luka yang tersisa, atau di samping puing rumah-rumah yang hancur karena rudal kaum zionis. Semoga Allah membebaskan mereka dari kebiadaban bangsa Isrel, semoga  langit biru segera menyelimuti penduduk Palestina hingga mereka berkumpul dengan keluarga penuh canda ria dan  tanpa rintihan luka. Marilah tiada henti kita senantiasa mendoakan mereka.

Maasyiral muslimin , sidang jamaah sholat Iedul Fitri rahimakumullah..

Demikianlah hutbah iedul fitri yang kami sampaikan sebagai penutup marilah kita berdoa memohon Hujan Rohmat dan keberkahan kepada Allah SWT.

أَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا شَاكِرِيْنَ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِيْ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَاجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

اَ للَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ,

أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَلِاِخْوَانِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِالْاِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَئُوْفٌ رَّحِيْمٌ , رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ, رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ , أَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا التِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ, رَبَّنَا أَتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا, رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَحِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ , وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. 

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE