BeritaKhazanah IslamKhutbah

Khutbah Idulfitri: Belajar Makna Taqwa dari Gaza

Khutbah Idulfitri: Belajar Makna Taqwa dari Gaza

Oleh : Akmar Kholid S*

Ma’asyiral muslimin jamaah Shalat Idul Fitri a’azakumullah

Hari ini umat Islam di berbagai belahan dunia merayakan Hari Raya Idulfitri. Setelah sebulan lamanya menekuni ibadah puasa dan berbagai amaliyah lainnya. Suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil menggema menyatu dengan alam semesta. Sebagai pertanda dan penyempurna ibadah puasa yang telah purna. Nampak wajah berseri-berseri penuh bahagia. Tua muda laki-laki dan wanita semua berbahagia. Tertawa riang gembira merayakan hari kemenangan yang telah digapainya. Allahu akbar, sebuah pemandangan yang dirindukan oleh setiap insan bertaqwa. Alhamdulillah kita pun menjadi bagian dari peristiwa membahagiakan ini.

Ma’asyiral muslimin rohimakumullah

Namun tahukah saudaraku? 8.660 KM saudara-saudara kita di sana, jarak yang membutuhkan perjalan udara sekitar 20 jam lamanya, perjalanan yang cukup jauh untuk mencapainya, di sanalah negara Palestina. Tahukah saudaraku, bagaimana suasana lebaran di sana? Bagaimana anak-anak merayakan lebaran di sana? Apa hidangan yang disiapkan para ibu untuk keluarganya? Di mana mereka merayakan lebarannya? Sebahagia apakah mereka di saat lebaran ini?

Hasbunallah wani’mal wakil, demi Allah kami tidak sanggup membayangkan kondisi mereka saat ini. Demi Allah kami tak tega menggambarkan suasana hari raya mereka. Sebab, Apa yang hendak mereka gembirakan? Sedangkan air mata saja telah mengering karena beratnya derita. Apa yang hendak mereka gembirakan, sedangkan bayang-bayang kamatian nampak jelas di pelupuk matanya? Jangankan kue lebaran atau baju baru, tidur saja mereka di bawah tenda-tenda ala kadarnya. Diterpa guyuran hujan dan terik matahari yang menyengat tubuh-tubuh mungil manusia tak berdosa. Allahul musta’an.

Saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allah

Hingga kini entah berapa jumlah warga Palestina yang telah gugur sebagai syuhada. Korban hilang dan luka-luka jumlahnya mencapai ribuan jiwa. Rumah-rumah mereka porak poranda diserang rudal-rudal manusia durjana. Mereka menjadi target genosida. Camp pengungsi dan rumah sakit tak luput dari sasaran kebrutalannya. Gaza telah hancur luluh lantah menyisakan puing-puing kepedihannya. Menyisakan rasa pilu direlung jiwa hamba-hamba Allah pilihannya. Sedangkan kita hanya bisa diam menyaksikan ini semua tanpa berbuat apa-apa? Astaghfirullah.

Saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allah

Lantas pantaskah kita mengeluh dengan kondisi kita yang tak seberapa jika dibandingkan mereka? Saudaraku marilah kita belajar kepada anak-anak Gaza, marilah kita belajar kepada para orang tua di Gaza, belajar kuat, ikhlas dan sabar pada mereka.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allohu Akbar, walillahilhamd, kaum muslimin rohimakumullah

Apa sesungguhnya yang hendak Allah pesankan melalui Gaza? Inilah tiga pendidikan berharga dari tanah Gaza untuk kita refleksikan sebagai impelementasi dari makna taqwa.

Pertama adalah ‘Izzah

Warga Gaza telah mengajarkan kepada kita apa arti ‘izzah. Bahwa tidak selayaknya orang beriman merasa lemah dan bersedih hati dalam mempertahankan agama dan kehormatannya. Orang beriman adalah orang yang menjaga kehormatan dan harga dirinya. Inilah pesan suci dalam Alquran yang berbunyi:

{ وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحۡزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلۡأَعۡلَوۡنَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِینَ }

“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. [Surat Ali ‘Imran: 139]

Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya menyebutkan: Sikap lemah dan rasa sedih adalah dua kondisi kejiwaan manusia yang lahir karena rapuhnya jiwa yang pada akhirnya berimbas pada kepasrahan dan ketidakmampuan untuk melakukan perlawanan. Maka larangan bersikap lemah dan bersedih dalam ayat ini hakikatnya adalah larangan terhadap faktor penyebabnya yaitu tidak adanya i’tikad atau keteguhan dalam jiwa.

Pelajaran kedua adalah sabar

Kaum muslimin rahimakumullah

Menurut laporan terbaru saat naskah khutbah ini ditulis setidaknya terdapat 32.782 ribu korban jiwa, 14 ribu di antaranya adalah anak-anak. 9,2 ribu Ibu-ibu dan 1 ribu lebih adalah lansia. Selebihnya mereka adalah tenaga medis, relawan dan jurnalis.

Jumlah kematian yang terus meningkat. Mereka selalu dihadapkan pada kematian yang tragis. Jika tanpa keyakinan akan besarnya pahala kesabaran atas musibah niscaya mereka sudah putus asa dan mengalami berbagai gangguan kejiwaan lainnya. Mereka faham betul bahwa kesabarannya akan mengantarkan kemenangan yang telah Allah janjikan. Rasulullah Saw. bersabda:

وَاعْلَمْ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيرًا وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Ketahuilah bahwa di dalam kesabaran atas apa yang tidak engkau sukai ada kebaikan yang banyak sekali, dan bahwa pertolongan itu datang bersama kesabaran, dan bahwa kebahagiaan itu bersama kesusahan dan bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan. (HR. Ahmad dan al-Hakim)

Kesabaran warga Gaza juga mengingatkan kita akan satu ayat yang berbunyi:

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

“…Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Surat Azzumar ayat 10.

Sheikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan: “Maka Allah menjanjikan kepada orang-orang yang sabar pahala untuk mereka yang tak terhingga. Maksudnya, tanpa batas, tanpa hitungan ataupun kadar. Semua itu tidak lain adalah karena keutamaan sabar dan kedudukannya di sisi Allah, dan sesungguhnya sabar itu menjadi penolong atas segala perkara.”

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar walillahil hamd.

Kaum muslimin rahimakumullah

Pelajaran ketiga dari Gaza adalah Udhhiyah

Betapa pelitnya diri ini ketika harus meninggalkan dunia walau hanya sementara. Kita benar-benar telah dibuat cinta dunia. Namun bagaimana dengan saudara-saudara kita di Gaza jangankan harta, bahkan jiwa raga telah mereka korbankan semua. Inilah makna udhiyah sesungguhnya.

Kaum muslimin Rahimakumullah

Kesabaran, ketaatan dan pengorbanan sejatinya adalah karakter orang-orang bertaqwa sebagaiamana telah dijelaskan oleh Allah dalam Alquran surat Ali Imron ayat 17. Dan taqwa inilah tujuan akhir dari ibadah shiyam yang telah kita jalankan selama Ramadan ini. Dengan kata lain, sudah semestinya jiwa yang telah ditempa dengan ibadah puasa melahirkan kesadaran penuh akan arti perjuangan dan pengorbanan. Berkorban dan berjuang demi agama.

Maasyiral muslimin rohimakumullah

Akhirnya marilah kita panjatkan doa untuk diri kita dan saudara muslim sedunia khususnya warga Gaza, agar Allah teguhkan keimanan, keislaman dan ketaqwaan serta agar disegerakan kemenangan untuk saudara-saudara kita di Palestina.

*Anggota Majelis Tarjih PDM Purbalingga Periode 2022-2027

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE