Berita

Buka SBM, Muslim: Pengusaha Itu Hendaknya Seperti Burung Emprit Atau Cecak

PWMJATENG.COM, KENDAL – Kalian pasti tahu burung emprit, burung kecil yang berada di tengah – tengah sawah, pemakan padi atau biji – bijian. Hendaknya kita perlu memahami karakter burung pipit itu. Pagi buta sebelum matahari terbit ia sudah pergi, terbang lepas meninggalkan sarangnya. Seharian burung emprit tidak pulang sebelum petang datang, dan pulang sudah kenyang.

Hal itu dikatakan ketua PDM Kendal, H. Muslim pada Ahad malam (8/4) sebelum didaulat untuk membuka Sekolah Bisnis Muslim (SBM) angkatan ke 2 yang diselenggarakan oleh Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PDM Kendal.

Dengan semangat, Muslim berpesan kepada anak muda Muhammadiyah yang ingin terjun di dunia bisnis untuk tidak bingung, hindari memperbanyak tidur dan jangan mudah menyerah.

“ Burung emprit semangatnya luar biasa. Bangun tidur tidak pernah memikirkan punya modal atau tidak, punya ijazah apa tidak, yang penting bisa terbang . Angkatan Muda Muhammadiyah harus berubah, bersemangat. Jangan imbas – imbis, menjadi pengecut, dan jangan mudah pesimis “ tegasnya.

Masih tentang semangan berwiraswasta, Muslim yang mendapat sebutan kyai gondrong tersebut meminta kepada calon pengusaha muda Muhammadiyah untuk bisa belajar dari cecak, binatang merayap di dinding.

“ Cicak itu binatang yang tidak punya sayap, tapi yang dicari dan yang dimakan binatang yang punya sayap, seperti nyamuk, laron. Cicak tidak pesimis, tetap bisa makan, karena ia ‘la tahzan innallaha ma’ana’, jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita “ ungkapnya mengutif ayat Al qur’an Surat At Taubah ayat 40.

Berbisnis tidak sekedar dibicarakan, teori, tapi dimulai dengan praktek, dan mantap dalam hati.

“ Mencari duit itu tidak dengan tengak – tenguk, harus kerja, memulai, tidak utak utik, janu – janu, hanya berkeinginan saja. Tetapi berbisnis kuncinya berani melangkah “ ungkapnya lagi.

Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PDM Kendal, H. M. Agoes Noer, ST menyatakan, SBM diselenggarakan tidak hanya untuk warga Muhammadiyah, tetapi bersifat umum dan para pesertanya sudah memiliki usaha dan diharapkan bisa merubah ekonomi ummat.

“ Sudah saatnya kita tidak menjadi penonton, konsumen, tetapi siap menjadi produsen “ kata Agoes.

Seluruh peserta SBM selama mengikuti pembelajaran tidak dipungut biaya, gratis. Meski demikian ada komitmen setiap peserta untuk membuat surat pernyataan di atas meterai, sebagai bentuk kesungguhan dalam mengikuti setiap pertemuan.

SBM angkata ke 2 diikuti lebih dari 100 orang lebih, sehingga aula PDM Kendal yang mestinya untuk kapasitas 90 orang terasa panas, walaupun sudah terpasang 3 unit AC. Mereka mengikuti studium general yang menghadirkan komisaris ayam geprek Sragen, Kusnadi Ikhwani, SP.

Selama hampir satu jam Kusnadi memaparkan tentang perjalanan bisnisnya selama 7 tahun yang dinilai banyak gagalnya.

“ Saya berbisnis sejak 2002 sampai 2009 dan banyak mengalami kegagal dari pada berhasilnya“ akunya

“ Pernah mendirikan pabrik roti dengan 11 kendaraan distribusi dan motor 25 unit. Karena kenaikan harga bahan baku, sedangkan kendaraan kredit dan harus ngangsur, bisnis saya hancur dan 12 kendaraan juga ikut terseret tak tersisa “ akunya lagi.

Penulis buku Marketing Langit tersebut memaparkan kunci sukses bisnis bermodalkan kepada Allah.

“ Campur tangan Allah sangat menentukan kesuksesan bisnis seseorang yang sedang digeluti, dan agar Allah bercampur tangan, kita berkhidmad melakukan perintah – perintahNya. Perbanyak sedekah dan sholat dhuha adalah kunci untuk meraih sukses “ ( A. Ghofur/MPI Kendal )

 

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE