BeritaKolom

Ingatlah Allah dalam Segala Kondisimu

Ingatlah Allah dalam Segala Kondisimu

Oleh : Ahmad Wahyudi, Lc.*

PWMJATENG.COM – Sebagai manusia sering kali kita benar-benar mengingat Allah saat sedang di timpa berbagai masalah saja. Apapun bentuk masalah itu, baik dari sisi keluarga, pekerjaan ataupun yang lainnya. Lebih-lebih jika masalah yang dihadapi adalah harta, biasanya saat itu juga kita langsung ingat dan mengadu pada-Nya. Karena memang fitrahnya manusia sangat mencintai harta. Di saat kita merasa “butuh” itulah baru kita ingat pada-Nya dan berdoa meminta solusi-Nya

Tapi sebaliknya, saat kondisinya sedang enak, tak ada masalah yang berarti, harta banyak, teman-teman akrab, badan sehat, pekerjaan lancar, karir mengalir, saat itulah seringnya kita lalai dan lupa pada-Nya.

Begitulah akhlak buruk dan kurang adab kita kepada Allah. Ingat saat susah, lupa saat senang.

Terlebih saat kita sedang berada di puncak atas, naik jabatan, naik berkali lipat omset penjualan, dikenal banyak orang, banyak followers dan lain-lain, biasanya kita semakin lupa akan siapa yang memberi nikmat itu semua. Bahkan lebih buruk lagi kalau kita menganggap bahwa itu semua adalah atas usaha kita semata.

Oleh karenanya, kita diingatkan oleh Allah Swt., dalam surat Ali Imran ayat 191 untuk menjadi seorang yang Ulul Albab (orang –orang yang berakal)yaitu mereka yang selalu ingat kepada-Nya dalam kondisi apapun  :

“Mereka adalah orang-orang yang selalu mengingat Allah saat berdiri , duduk maupun berbaring”

Kalau kita membaca ayat ini secara tekstual, Ia menunjukkan bahwa Ulul Albab adalah mereka yang  mengingat-Nya saat berdiri, duduk, ataupun berbaring secara fisik. Tentu hal ini sah-sah saja dan bukan suatu kesalahan.  Akan tetapi kalau kita mau mentadabburi dan merenungi ayat ini lebih dalam, kita akan mendapat pelajaran dan hikmah yang lebih mendalam.

Baca juga, Lokasi, Khatib, dan Imam Salat Idulfitri Jawa Tengah Tahun 2024

Bukankah berdiri, duduk, dan berbaring adalah suatu simbol roda kehidupan yang dialami oleh setiap manusia? Yang mana ia akan selalu berputar setiap saat.

Kita bisa memaknai bahwa: Berdiri adalah simbol kejayaan atau sedang di atas. Duduk adalah simbol kehidupan yang biasa saja atau sedang di tengah-tengah. Berbaring adalah symbol keterpurukan atau sedang di bawah.

Refleksi:

  • Saat  kita sedang berada di posisi puncak kesuksesan dalam hal apapun , karir , bisnis , relasi , pengaruh dan lain-lain, kita tidak boleh lalai.  kita harus selalu mengingat-Nya , karena sejatinya semua ini adalah murni karunia yang Allah berikan . apalagi jika sampai sombong dan angkuh dengan kesuksesannya, maka ini adalah suatu kebodohan yang sangat. Inilah makna Saat Berdiri.
  • Kemudian saat kehidupan kita biasa-biasa saja , datar-datar saja , mengalir seperti air ,tidak naik tapi juga tidak turun , kesehatan baik ,keuangan cukup , keluarga tentram , teman-teman juga ga ada masalah, maka saat itu kita juga harus tetap ingat kepada-Nya dan banyak bersyukur pada-Nya. Inilah makna Saat Duduk.
  • Kemudian saat kita sedang diuji dengan berbagai masalah yang berat , kita merasa sangat terpuruk , berada pada posisi paling rendah , kita juga harus tetap ingat pada Allah . yakinlah bahwa semua ujian ini adalah atas kehendak-Nya , Dia ingin agar kita naik kelas . karena jika ingin naik kelas tentu harus diuji terlebih dahulu. Selain itu kita harus meyakini bahwa dibalik semua rasa pahit dan getir itu pasti ada kebaikan dan keindahan yang telah Allah siapkan untuk kita . Dia memberikan semua ujian itu, agar kita lebih dekat dengan-Nya , banyak memohon kepadaa-Nya, dan lebih akrab dalam berdoa kepadaNya. Inilah hikmah dari hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi  yang mengatakan bahwa : “Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka”

Inilah pentingnya kita selalu ingat dan bersandar kepada-Nya. Karena roda kehidupan ini selalu berputar, hati manusia selalu berbolak balik . kalau kita tidak punya sandaran yang maha dahsyat, kita akan mudah goyah dan terombang-ambing dalam menjalaninya. dan jika sudah putus asa bisa jadi ada yang sampai mengakhiri nyawanya. Naudzu billah.

Mungkin inilah faktor terbesar yang membuat angka bunuh diri di negara-negara maju begitu tinggi. meski mereka punya segalanya dari segi dunia, tapi mereka tidak punya Dzat yang menciptakan dunia yaitu Tuhan. mereka tidak beragama , mereka tidak punya Allah sehingga mudah menyerah lalu patah . sandaran mereka hanya hal-hal duniawi , harta , kekuasaan , kepintaran dan lain-lain , yang semua itu sangat ringkih , rentan dan lemah sehingga sangat tidak kokoh untuk dijadikan sandaran.

Maka tidak ada yang lebih berharga dalam hidup ini selain agama. Dan tidak ada yang membuat  lebih tenang hati ini selain mengingat-Nya. Dengan sebenar-benarnya, dalam segala kondisinya. Allahu A`lam.

*Mudarris Ma’had Imam Malik Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE