Kolom

Bertemu Polisi Ramah

Oleh : Gus Zuhron Arofi*

PWMJATENG.COM – Pagi ini saya menunaikan sholat subuh berjama’ah di Masjid At Tajdid Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Masjid yang di klaim paling megah diseluruh jagat Purwokerto ini diresimakan oleh Prof. Haidar Nashir pada 20 Agustus 2022. Bangunannya megah dan desain asitekturnya terbilang modern. Kata tajdid sendiri adalah sesuatu yang ikonik dan melekat pada gerakan keagamaan yang didirikan oleh Kiai Dahlan. Dugaan sementara mengapa Masjid ini dinamai dengan kata At Tajdid karena ingin menegugkan jati diri dan identitas kepemilikan. Tentu makna lebih dalam dari itu bisa dikupas secara panjang lebar oleh para pendirinya.

Sholat subuh ditunaikan tepat sesuai jadwal yang diputuskan Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. Muazin yang mengenakan kaos dengan gambar Endank Sukamti (nama group band Indonesia yang beraliran rock yang didirikan pada tahun 2001 di Yogyakarta) mengumandkankan azan dengan suara tak sebagus Endank Sukamti. Meskipun dengan suara seadanya namun suara itu ikut bertalu memecah keheningan pagi sebagai penanda bahwa siang hari akan segera berinteraksi

Masjid ini mematok waktu sholat subuh mundur 8 menit dari biasanya jadwal sholat subuh yang lain. Ini adalah simbol ketaatan terhadap putusan organisasi. Secara pribadi keputusan referensi waktu subuh 8 menit itu menurut saya kurang tepat. Mestinya mundurnya bisa sampai 20 menit atau bahkan bisa lebih dari itu he..he.. Imam pada rekaat pertama membaca surat Ali Imron dimulai dari ayat yang ke 133 dan pada rekaat kedua ditutup dengan membaca surat Al Insyiroh. Bacaan yang bagus dan ditopang dengan kualitas suara yang memadai menambah khusu’nya subuh menjadi sempurna.

Baca juga, Penolakan Ganjar dan Wayan Koster Tidak Apple to Apple dengan Penolakan Sukarno atas Timnas Israel

Setelah sholat subuh dan kulsub selesai semua jama’ah meninggalkan Masjid. Namun masih ada satu orang yang bertahan dibaris pertama sambil khusuk membaca kitab suci. besarnya jama’ah satu ini ingin menghabiskan waktu paginya dengan tadarus dan dipungkasi dengan sholat sunnah Isroq. Saya memutuskan untuk duduk santai di teras Masjid sambil menikmati suasana pagi di Purwokerto. Tiba-tiba keluar seorang bapak paruh baya berseragam polisi mengenakan kopyah berwarna putih, dengan senyum ramah beliau mengucapkan salam dan bersalam. Dari wajahnya tampak teduh, ini seperti yang dikatakan Al Qur’an min atsarissujud, ada bekas sujud yang tampak nyata, tidak sekedar jidad yang berwarna hitam namun santun dan ramah sebagai bentuk dari ketundukan yang sebenarnya.

Dulu Gus Dur pernah mengatakan hanya ada dua polisi baik di Indonesia. Pertama adalah Jendral Hoegeng dan yang kedua adalah polisi tidur. Namun setelah bertemu bapak yang satu ini menurut saya ucapan Gus Dur kurang menemukan relevansinya. Buktinya dengan seragam yang sama ada yang berjuang untuk tetap bertahan pada ketaatan, menjalankan sunnah dan berjiwa memanusiakan manusia. Meskipun mungkin jumlah yang tidak banyak. Nilai-nilai Islam tertanam kuat dalam sanubari dan mewujud nyata dalam perilaku. Patut dicurigai polisi yang baik ini pasti alumni Baitul Arqom, cuma saya tidak sempat bertanya apakah dapat sertifikat atau belum.

Editor : M Taufiq Ulinuha

*Sekretaris Majelis Pendidikan Kader (MPK) PWM Jawa Tengah Periode 2015-2022.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE