Kolom

Pesantren: Benteng Akidah Umat dari Upaya Sekularisasi

Pesantren: Benteng Akidah Umat dari Upaya Sekularisasi

Oleh : Bramantyo Suryo Nugroho*

PWMJATENG.COM – Kemunduran umat Islam dan peradaban umat manusia di zaman modern ini ditandai dengan hilangnya nilai-nilai adab. Syed Muhammad Naquib Al-Attas memberikan komentar terhadap fenomena ini dan memberi nama kondisi ini sebagai the loss of adab (hilangnya adab).[1] Di berbagai lini kehidupan, kita temukan praktik-praktik sosial yang nir-adab. Tak henti-hentinya media memberitakan kasus korupsi yang mencatut nama-nama publik figur, seperti kasus dugaan gratifikasi dan pemerasan yang dilakukan seorang mantan menteri.[2]

Belum selesai satu masalah, masalah lain pun muncul. Kasus pembunuhan seorang ibu dan anak di Jawa Barat yang dilakukan oleh sang ayah yang notabene kepala keluarga tersebut. Diketahui bahwa motif dari pembunuhan tersebut tidak lain adalah motif ekonomi.[3] Tentu masih banyak kasus dan fenomena yang apabila dirunut ke akar akan mengarah kepada problematika keumatan yang bersumber dari kekacauan memandang ilmu. Al-Attas memberi gambaran tentang hal ini :

“…many challenges have arisen in the midst of man’s confusion throughout the ages, but none perhaps more serious and deconstructuive to man than todays challenge posed by western civilization…”[4]

Teori ilmu yang berkembang saat ini, dihegemoni oleh pandangan hidup barat. Pandangan hidup yang menceraikan antara ilmu dan agama. Peradaban barat yang berlandaskan paham sekularisme dan materialism menggiring umat manusia menuju jurang kehancuran. Tentu kita tidak menutup mata dari keberhasilan peradaban barat utamanya dalam bidang teknologi, namun di sisi lain juga telah menghasilkan penjajahan, ketimpangan sosial ekonomi, alienasi dan anomie (berkurangnya standar etika dalam masyarakat).[5]

Baca juga, Halal-Haram Musik dan Nyanyian

Salah satu solusi yang diberikan adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu jalan suci untuk menginternalisasikan ide dan nilai-nilai dirasa paling pas untuk melawan kerusakan yang dibawa peradaban barat. Maka ketika barat memandang ilmu adalah untuk ilmu itu sendiri, Islam memandang ilmu sebagai upaya untuk lebih mengenal Tuhan.[6] Al-Attas menggambarkan tujuan ilmu yang juga tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:

“…the purpose of seeking knowledge in Islam is to inculcate goodness or justice in man and individual self. The aim of education in Islam is therefore to produce a good man…the fundamental element inherent is the Islamic concept of education is the inculcation of adab…”[7]

Pesantren sebagai salah satu model pendidikan yang khas nusantara, digadang-gadang mampu membawa angin segar bagi carut-marutnya dunia pendidikan yang sekular ala barat. Pesantren yang di dalamnya diajarkan ilmu-ilmu syar’i, mendidik para santri untuk memiliki akidah yang kuat, ibadah yang sesuai sunnah nabi dan akhlak yang mulia. Selain itu juga, pesantren kini tidak hanya terpaku pada pengajaran ilmu agama, tapi juga berinovasi dalam pengembangan ilmu-ilmu alam maupun ilmu sosial. Sehingga sering kita temukan pesantren yang tidak kalah dari sekolah-sekolah umum dalam hal sains dan ilmu pengetahuan umum lainnya.

Maka, sudah saatnya membuka mata bahwa pendidikan yang hakiki bukan hanya isholul ma’lumat (transfer pengetahuan) dari guru ke murid saja. Lebih dari itu, pendidikan haruslah menjadi wadah penggemblengan karakter, kepribadian dan keilmuan siswa untuk menjadi pribadi yang bertumbuh mencapai kesempurnaan dirinya. Dan pesantren adalah lembaga yang mampu mendidik siswa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

*Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Sragen. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (DIMSA).

Editor : M Taufiq Ulinuha


[1] Ahmad Alim, Ilmu dan Adab dalam Islam, Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam Jakarta, Gema Insani, 2013. Hal 187

[2] https://news.detik.com/berita/d-7328103/saksi-ungkap-kementan-harus-reimburse-belanjaan-baju-syl-dan-anak-di-mal

[3] https://daerah.sindonews.com/read/1349595/701/kekejian-terdakwa-yosef-dibeberkan-jpu-saat-sidang-kasus-pembunuhan-ibu-dan-anak-di-subang-1711627386/30

[4] Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam, Secularism and The Philosophy of The Future (London&New York: Mansell Publishing Limited, 1985) hal 127

[5] Budi Handrianto, Islamisasi Sains: Sebuah Upaya Mengislamkan Sains Barat Modern (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar) hal 28

[6] Adian Husaini, Urgensi Epistemologi Islam, Filsafat Ilmu Perspektif Barat dan Islam (Jakarta, Gema Insani, 2013) hal 32

[7] Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur: ISTAC, 2003) hal 150-151

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE