AUMBerita

LPP Sekar Jepara Berikan Pembekalan dan Komitmen Anti Perundungan di SMP Muhammadiyah Keling

PWMJATENG.COMJepara – Maraknya pernyataan dan tayangan di media sosial terkait anti perundungan atau bullying telah mendorong Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) untuk turun tangan di SMP Muhammadiyah Keling, Jepara. Mereka memberikan pemahaman dan bekal kepada peserta didik dalam rangka menciptakan iklim dan budaya anti perundungan di sekolah tersebut.

Kegiatan ini berupa deklarasi dengan tema “Menciptakan Iklim dan Budaya Anti Bullying di SMP Muhammadiyah Keling” dan dilaksanakan pada 1 November 2023. Tim yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Ana Khomsanah dan Nor Syamsudin dari LPP SEKAR Jepara yang berkantor di Jalan Ibnu Rusyd No. 6-B, Bukit Banggan Menganti RT. 08/02, Kedung Jepara.

Sambutan pembuka dalam kegiatan ini disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Keling, Siti Nurhidayah. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran acara ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan harapannya bahwa pemahaman yang diberikan kepada para siswa akan mencegah mereka dari tindakan perundungan dan menginspirasi mereka untuk menjadi agen perubahan dalam mencegah perundungan, tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga di luar sekolah.

Baca juga, Muhammadiyah Jateng Expo (MJE) 2023: Wadah Kreativitas dan Bisnis Unggulan

Dalam kegiatan deklarasi ini, turut hadir Wakil Komite Sekolah, Azhar Cholid, dan wakil wali murid yang juga menjadi pengurus tim TPPK di SMP Muhammadiyah Keling, Mulyatini dari Desa Gelang. Setelah pemahaman teoritis disampaikan oleh Khomsanah, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan paparan yang dibantu oleh Nor Syamsudin kepada para siswa. Kegiatan tersebut ditutup dengan tanda tangan bersama sebagai tindakan nyata dan komitmen anti perundungan yang diwujudkan dalam bentuk spanduk yang telah disiapkan oleh TPPK SMP Muhammadiyah Keling.

Dalam materi pembekalan dari LPP Sekar Jepara, Khomsanah menyampaikan berbagai contoh bentuk kekerasan, perundungan, dan bullying yang bisa terjadi di sekolah. Ia juga menyoroti bahwa perundungan tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, tetapi juga di luar sekolah, seperti di pondok pesantren. Khomsanah menekankan bahwa perundungan dapat berdampak serius pada korban, salah satunya adalah stres.

Untuk menjaga semangat peserta, Khomsanah mengajak siswa untuk membentuk kelompok, terbagi menjadi kelompok putra dan putri. Dalam kelompok-kelompok ini, siswa berbagi ilmu, bermain, dan mengerjakan tugas yang melibatkan kreativitas, seperti membuat yel-yel anti kekerasan. Keberhasilan dari kelompok ini mendapatkan apresiasi, seperti yang diberikan kepada kelompok 1 putra yang dipimpin oleh Fahri Zayan dari kelas IX.

Kegiatan ini merupakan langkah awal dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan. Diharapkan bahwa pemahaman dan komitmen yang telah diungkapkan dalam deklarasi ini akan membantu melindungi siswa dari tindakan perundungan dan mengubah budaya sekolah menjadi lebih ramah dan peduli.

Kontributor: Kusnitah
Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE