Berita

Ikhtiar Memutus Mata Rantai Penularan Covid-19, UMBandung Gelar Vaksinasi pada Dosen dan Tendik

PWMJATENG.COM, BANDUNG – Salah satu sektor yang terkena dampak pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini adalah pendidikan. Semua guru ataupun dosen tidak bisa mengajar di kelas masing-masing sebagaimana biasanya karena dikhawatirkan menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Sebagai upaya mencegah sekaligus menekan penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan, Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) mengadakan vaksinasi kepada seluruh dosen dan tenaga kependidikan (tendik) yang ada di lingkungan UMBandung, Kamis (03 Juni 2021).

Kegiatan yang dipusatkan di Aula UMBandung ini, terlaksana atas kerja sama pihak kampus dengan berbagai instansi. Di antaranya Dinas Kesehatan Kota Bandung, UPT Puskesmas Panyileukan, MDMC Jawa Barat, MCC Jawa Barat, RS Muhammadiyah Kota Bandung, Kelurahan Cipadung Kidul, Muhammadiyah, dan pihak-pihak lainnya, dengan didukung aparat TNI/Polri.

Acara vaksinasi ini terpantau tertib dan lancar dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang ketat. Adapun jumlah dosis yang diberikan kepada peserta vaksinasi yakni 184 dosis.

Ketua Pelaksana Gebyar Vaksin sekaligus Ketua Satgas Covid-19 UMBandung, Setiadin, S.Pd., S.Sos., M.AP., yang akrab dipanggil Kang Tias, mengatakan bahwa peserta dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan vaksinasi dosis kesatu ini sangat antusias.

“Alhamdulilah, banyak sekali antusiasme (dari) dinas dan instansi yang mendukung terhadap pelaksanaan kegiatan hari ini, saya banyak mengucapkan terima kasih” ucap Kang Tias.

Ia berharap dengan adanya kegiatan vaksinasi di UMBandung, bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Setelah kegiatan ini, kami mengharapkan tidak ada hal-hal yang tidak kita inginkan sehingga kegiatan ini sukses dari awal sampai akhir,” lanjut Kang Tias.

Ikhtiar optimal

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor III UMBandung Dr. Hendar Riyadi, M.Ag., mengungkapkan bahwa kegiatan pemberian vaksin tersebut menjadi sebuah ikhtiar yang sangat efektif dan optimal.

“Ya ini merupakan satu ikhtiar kolektif bagi Muhammadiyah, khususnya di Universitas Muhammadiyah Bandung, untuk mencegah penularan atau dampak dari Covid-19,” ucap Hendar.

Ia juga mengatakan, peserta yang telah divaksin diharapkan tidak menimbulkan gejala apa pun. Sehingga, nantinya di UMBandung dapat dilaksanakan pembelajaran secara blended learning, yakni pembelajaran tatap muka secara luring dan daring.

“Sangat dimungkinkan perkuliahan tatap muka bisa dilaksanakan kalau pelaksanaan (vaksinasi) ini berjalan dengan baik dan tidak ada hal-hal (negatif) yang tidak diharapkan,” tegas Hendar.

Menanggapi kegiatan vaksinasi yang diselenggarkan UMBandung yang notebene ada di wilayahnya, Lurah Cipadung Kidul, Drs. Bachrudin, M.AP., memberikan apresiasi.

“Adanya vaksinasi ini, para peserta ataupun masyarakat khususnya sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Bandung, dengan adanya antibodi yang sudah ada di dalam tubuh, dapat menangkal Covid-19,” kata Bachrudin.

Perlu proses

Begitu masuk tubuh, vaksin memerlukan proses dan waktu agar bisa berkembang sehingga antibodi yang terbentuk dalam tubuh tersebut bisa sempurna. Hal ini ditegaskan oleh Kepala UPT Puskesmas Panyileukan Kota Bandung drg. Erna Kurniati.

“Mudah-mudahan tujuan dari vaksinasi ini memang agar terbentuknya daya tahan tubuh, tapi memang memerlukan proses, tidak serta-merta dengan divaksinasi langsung terbentuk antibodi,” jelas Erna.

Ia menegaskan meskipun nantinya ada vaksinasi tahap kedua, para peserta harus tetap menjaga protokol kesehatan sampai pandemi Covid-19 dinyatakan selesai oleh pemerintah.

”Walaupun sudah dilaksanakan vaksinasi, tetap jangan lupa protokol kesehatan. 5M tetap harus dijalankan, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Hal tersebut tetap harus menjadi prioritas di universitas ini,” tegasnya.

Salah satu peserta vaksinasi, Helin Garlina, S.E., M.Si yang juga dosen di Program Studi Manajemen UMBandung, merasa senang akan adanya pelaksanaan vaksinasi di kampus yang terkoordinasi.

“Saya sangat mengapresiasi Universitas Muhammadiyah Bandung yang sangat memperhatikan dosen, tendik, juga dengan keluarganya,” kata Helin. (KTR-FK).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE