AUMBudaya

Dalang Muhammadiyah Pentas di National Anti-Fraud Conference

PWMJATENG.COM, Surakarta – Aksi dalang cilik mewarnai National Anti-Fraud Conference (NAFC) 2022 di kota Surakarta pada tanggal 3 dan 4 November 2022 yang bertema Mulat Sarira Angrasa Wani, Kamis (3/11/2022).

Pagi itu, semua pandangan hadirin tertuju pada penampilan di panggung utama. Ada Gibran Maheswara Javas Setyawan alias Ki Gibran yang memainkan wayang-wayangnya. Siswa kelas olahraga VC yang akrab dipanggil Gibran itu mengisahkan anti kecurangan berbahasa Indonesia selama 15 menit.

“Dari cerita tentang anti kecurangan, maka tokoh yang saya mainkan adalah Pandawa dalam menyatukan visi dan misi untuk membangun suatu negara,” urainya, sambil tersenyum.

Sutradalang Ki Agung Sudarwanto yang berkarya dalam sajian tersebut disajikan oleh dalang cilik Ki Gibran, mengungkap tema ‘Mulat Sarira Angrasa Wani’ menyampakain pesan bahwa manusia harus selalu berinstropeksi diri.

“Jika dikaji dalam konsep budaya jawa menyampaikan pesan bahwa seseorang harus selalu berkontemplasi pada dirinya sendiri. Aku saka sapa, aku arep ngopo, pungkasane urip apa,” ujar Agung.

Dalam penggarapan lakon yang disajikan selama 15 menit, memfokuskan pada semangat persatuan ataupun kolaborasi tokoh pandawa dalam mewujudkan negara Amarta.

“Pagelaran itu didukung oleh putra-putri Ki Cahyo Kuntadi Sukesi Rahayu. Keempat putranya, Gelar, Brama, Rambu, Rangkung yang ikut mewarnai dalam pertunjukkan spektakuler dalam dua videotron,” imbuhnya.

Baca juga, IMM Semarang Luncurkan Dokumenter Soroti Isu Lingkungan

Kemudian dia melanjutkan, “Si sinden kencur yaitu rangkung, juga menyajikan tembang pangkur yang berisi tentang cita-citanya. Didukung 35 personel. Aksi pagelaran tersebut wujud nyata dalam mapak Hari Wayang Dunia,” beber Agung.

Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Sekda Kota Surakarta Kentis Ratnawati SH MM membacakan sambutan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka yang menjadi keynote speaker pada NAFC ini mengungkapkan salah satu cara yang dipakai untuk mencegah dan mengantisipasi kecurangan adalah dengan menerapkan program dan pengendalian anti kecurangan yang didasarkan pada nilai-nilai utama yang menjadi tuntunan perilaku aparatur pemerintah.

Pada tanggal 27 Juni 2021 yang lalu, Presiden Joko Widodo, telah meluncurkan core value Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu BerAKHLAK Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Peluncuran core value ini bertujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi seluruh ASN di Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang profesional.

Dengan adanya Core Value ini diharapkan setiap ASN memiliki semboyan dan semangat yang sama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. ASN harus mampu memberikan pelayanan yang prima untuk membantu masyarakat. Harapan ini juga didukung dengan diresmikannya employer branding ASN “Bangga melayani bangsa”.

Penerapan nilai-nilai tersebut menciptakan suatu lingkungan yang mendorong perilaku dan ekspektasi yang berlaku bahwa para pegawai dapat menggunakannya untuk memandu tindakan-tindakan mereka. Nilai-nilai tersebut membantu menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang menjadi dasar yang bertanggung jawab kerja bagi aparatur pemerintah.

Baca juga, Memajukan Indonesia Dimulai dari Institusi Terkecil

Dalam falsafah budaya Jawa kita mengenal filosofi tridharma yang pernah dicanangkan oleh Sultan Agung Raja Mataram dan Mangkunegara I (Raden Mas Said) untuk menjadi pegangan bagi setiap warga negara maupun pemimpin apabila ingin wilayahnya makmur sejahtera. Rumangsa melu handarbeni, Wajib melu hangrungkebi, dan Mulat sarira hangrasa wani. Filosofi ini menjadi populer menjadi pegangan pemerintahan.

Dalam konteks pengendalian diri, khususnya pada frasa “mulat sarira hangrasa wani” yang secara sederhana berarti “berani mawas diri” menjadi sangat relevan untuk diterapkan oleh setiap aparatur pemerintah. Keberanian untuk mengevaluasi diri yang dilakukan secara konsisten memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi diri. Berani mawas diri atau berani melihat diri sendiri adalah wujud instropeksi untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan terhadap kekurangan yang dimiliki dan memperbaikinya untuk melangkah lebih jauh kedepan.

Mencari dan menemukan kekurangan diri bukan hal mudah untuk dilakukan, apalagi bila tidak didukung niat untuk melakukannya. Memberikan kesempatan kepada penerima layanan publik untuk memberikan koreksi terhadap kekurangan layanan Pemerintah Kota Surakarta melalui kanal aduan merupakan bentuk kongkrit yang dilakukan. Lapor Mas Wali di no WA 0812 2506 7171 dan web / mobile ULAS (Unit Layanan Aduan Surakarta) di Solo Destination serta di kanal kanal aduan masing masing Organisasi Pemerintah Kota Surakarta merupakan sarana untuk introspeksi diri. Menanggapi dan segera menyempurnakan kekurangan merupakan langkah Mulat sarira hangrasa wani.

“Saya berharap melalui kolaborasi dan kegiatan seperti ini bisa menjadi wadah bertukar pengalaman dan pikiran, untuk melangkah bersama mengembangkan sistem pencegahan anti-fraud dan mewujudkan generasi yang berani melawan kecurangan. Untuk itu dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim acara National Anti-Fraud Conference 2022 saya nyatakan dibuka. Selamat melaksanakan konferensi dan semoga sukses,” tuturnya.

Kontributor : Jatmiko.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE