Kolom

Akal Sehat Pemuda Muhammadiyah dan Masa Depan Kader Bangsa

Akal Sehat Pemuda Muhammadiyah dan Masa Depan Kader Bangsa

Oleh : Roynaldy Saputro

PWMJATENG.COM – Manusia diberikan anugerah akal dan hati (perasaan) oleh Allah Swt. untuk membedakan derajat dari makhluk yang lainnya. Dalam ranah akal, akal digunakan untuk berpikir dalam menghadapi permasalahan kehidupan yang bisa diukur dengan rasional maupun irasional. Sedangkan hati digunakan untuk mengembangkan sifat kemanusiaan yang saling memiliki dan mengasihi antar sesama makhluk.

Mencerna hal di atas sangat menarik manakala kader-kader Pemuda Muhammadiyah mempunyai kebijaksanaan dalam penggunaan akal dan hati. Apalagi dalam menghadapi situasi politik dan tahun politik.

Saya masih ingat, ada satu anggota yang mempertanyakan terkait kehadiran narasumber pada dialog kebangsaan yang notabene adalah anggota partai politik. Permasalahan yang diangkat pun cukup receh. Kenapa Pemuda Muhammadiyah mengundang anggota partai politik dan sekaligus anggota DPR Provinsi tersebut?

Sedikit memahami langkah politik Muhammadiyah. Muhammadiyah realitanya tidak pernah terlepas dalam politik. Bahkan ketika awal berdirinya pun Muhammadiyah selalu beriringan dengan kekuasaan perpolitikan kerajaan Kraton Ngayogyokarto. Begitu pun ketika awal kemerdekaan, tokoh-tokoh Muhammadiyah menjadi politikus negarawan yang membawa semangat mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sebut saja Ki Bagus Hadikusumo dan Kasman Singodimejo.

Baca juga, Hebat! Lazismu Jateng Borong Penghargaan Nasional! Apa Rahasianya?

Bahkan sekarang pun di Muhammadiyah mempersilahkan jika kader-kadernya menjadi pemberi warna dalam dinamika tahun politik di Indonesia. Boleh jadi calon legislatif,  tim sukses penyelenggara pemilu dan pemantau pemilu. Muhammadiyah memberikan keleluasaan asal ada batasan organisasi.  Dalam hight local political (politik tingkat daerah) Pemuda Muhammadiyah memang mengambil peran untuk selalu menjaga komunikasi dengan berbagai  pihak, baik pemerintah daerah, dinas-dinas daerah, partai politik ataupun organisasi kepemudaan yang lain.

Acara dialog atau seminar kebangsaan di rangkaian acara Musyda adalah salah satu bentuk dalam rangka menjalin komunikasi tersebut. Apalagi seperti yang dijelaskan oleh ketua umum PDPM Kab. Jepara Periode Muktamar ke 17, bahwa pembicara dari Anggota DPR Provinsi tersebut notabene adalah dewan pakar Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PDM Kab. Jepara periode muktamar 48. Di satu sisi dalam pembukaan Musyda juga sudah mengundang berbagai pihak mulai dari Forkopimda, Dinas se-Kab. Jepara, partai politik dan OKP lain. Dan terkonfirmasi beberapa parpol hadir. Hal itu membuktikan Pemuda Muhammadiyah sangat obyektif dalam berkomunikasi.

Sudah saatnya Pemuda Muhammadiyah terbuka dalam berpikir. Jangan sampai Pemuda Muhammadiyah membuat ada standar ganda dalam berpikir, di satu sisi kita mempermasalahkan suatu acara forum yang ilmiah, di satu sisi sangat mengapresiasi dan memberi pujian ketika menerima bantuan di cabang dan ranting dari legislator-legislator tersebut.

Terakhir, dalam menghadapi tahun politik, janganlah jadi domba yang mudah di adu, karena nanti akan menjadikan Pemuda Muhammadiyah subjek lezat dari sistem adu domba. Lebih baik mempersiapkan pemuda Muhammadiyah yang siap menjadi kader bangsa. Apalagi panggung menuju kader bangsa sekarang ditahun politik terbuka sangat lebar.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE