BeritaKhazanah Islam

Taqwa dan Berpikir Positif: Resep Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

PWMJATENG.COM – Dalam sebuah tausiyah yang penuh hikmah, Prof. Dr. H. Abdul Fattah Santoso, M.A., Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, mengajak jamaah untuk merenung lebih dalam mengenai taqwa (kesalehan) dan pengaruhnya terhadap pola berpikir positif. Beliau menekankan bahwa taqwa bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

“Pola berpikir kita, mindset kita, sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita menjalankan taqwa. Jika kita terbiasa berperasangka buruk, maka cara berpikir kita akan cenderung negatif. Namun, jika berperasangka baik menjadi kebiasaan kita, maka pola berpikir positif akan mewarnai hidup kita,” ungkap Prof. Abdul Fattah Santoso.

Beliau menjelaskan bahwa taqwa tidak hanya terkait dengan ibadah ritual semata, melainkan juga mencakup sikap dan perilaku positif terhadap sesama. Saat seseorang memiliki taqwa, cara pandangnya terhadap orang lain menjadi positif, melihat kebaikan dan kekuatan dalam setiap individu.

“Bertemu orang yang dicari adalah kebaikannya, kekuatannya. Dengan demikian, dia bisa bekerjasama, berkolaborasi, ta’awun, atau bekerjasama, sesuai dengan ajaran Al-Quran. Menghubungkan taqwa dengan pola berpikir positif memberikan dimensi yang lebih luas terhadap konsep kesalehan,” tambahnya.

Prof. Abdul Fattah Santoso merinci konsep ini dengan merujuk pada Al-Imran ayat 102 sebagai pijakan utama. Beliau menjelaskan bahwa ayat ini seolah menjadi resep untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam pengajaran yang diberikan, beliau menegaskan bahwa taqwa dan pola berpikir positif saling terkait erat.

Baca juga, Hisab: 1 Ramadan 1445 H Jatuh pada 11 Maret 2024, 1 Syawal Jatuh pada 10 April 2024

“Resep untuk bahagia di dunia dan akhirat terkandung dalam Al-Imran ayat 102. Doa kita dikenal sebagai doa sapu jagat, yang mengajarkan kita untuk mencari kebahagiaan dunia sekaligus akhirat. Dunia menjadi jembatan bagi kebahagiaan akhirat kita, dan taqwa adalah kuncinya,” tegas Prof. Abdul Fattah Santoso.

Lebih lanjut, beliau memberikan pandangan tentang bagaimana nikmat-nikmat yang diberikan Allah, seperti harta, ilmu, dan kekuasaan, seharusnya menjadi jalan menuju kebahagiaan akhirat. Hal ini sejalan dengan ajaran Al-Quran yang mendorong agar setiap nikmat yang diberikan Allah menjadi sarana untuk mencapai keberkahan di dunia dan akhirat.

“Syahadat adalah perjanjian, kita berjanji untuk tunduk kepada aturan-aturan Allah. Ini bukan hanya ucapan, tetapi sebuah komitmen untuk hidup sesuai dengan petunjuk-Nya,” papar Prof. Abdul Fattah Santoso.

Dengan penuh semangat, Prof. Abdul Fattah Santoso mengajak umat Muslim untuk merangkai taqwa dengan pola berpikir positif. Ia mengakhiri pidatonya dengan menyampaikan ayat-ayat dari Surat At-Talaq yang menunjukkan beragam manfaat bagi orang yang bertakwa, termasuk dalam konteks dunia yang penuh cobaan dan kehidupan yang penuh ujian.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE