Editorial

Sakit Bukan Penghalang untuk Berjuang

Oleh: Gus Zuhron Arrofi*

PWMJATENG.COM – Sudah banyak super hero nyata yang dapat dijumpai dalam kehidupan. Mereka berkontribusi positif bagi kepentingan orang banyak. Sampai dirinya sendiri lupa ada ancaman yang setiap saat  bisa merenggut nyawanya. Kisah-kisah itu begitu dekat, menyentuh dan patut dijadikan teladan bagi mereka yang minim peran padahal oleh Tuhan diberikan banyak kelebihan. Para manusia super ini seperti sengaja dikirim dari langit untuk memberi pelajaran pada mayoritas orang yang bertahan dengan segala kerumitannya.

Dulu, KH. Ahmad Dahlan dalam kondisi sakit keras tetap bertahan untuk memberikan pencerahan kepada umat, bahkan kata-kata Walidah yang menyarankan untuk istirahat tidak pernah dihiraukan oleh pendiri Muhammadiyah ini. Nyawa berpisah dari jasad di saat medan jihad itu berada dalam pusaran kehidupannya.

Cerita yang berbeda dapat kita temukan pada sosok Sutopo Purwo Nugroho, Humas BNPB ini menghembuskan nafas terakhirnya setelah sekian lama berjuang melawan kanker paru. Sutopo adalah mega bintang yang selalu tampil dilayar kaca untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat jika terjadi bencana di suatu wilayah. Kepedulian kepada kepentingan banyak orang menjadikan Sutopo tidak pernah gelisah dengan sakit berat yang dideritanya.

Ada seorang kawan dosen yang juga mengalami hal serupa, hidupnya hampir setiap hari dihadapkan pada kondisi tubuh yang tidak mesti stabil. Ada beberapa penyakit yang hinggap di tubuhnya. Alih-alih menyerah dan memilih istirahat, kawan yang satu ini terus produktif berjuang, bekerja dan mengabdi dengan segala kemampuan yang dimiliki. Tugas mendidiknya tidak pernah tertinggal, peran-peran lain terus diupayakan agar semua torehan kerjanya mendapatkan hasil maksimal.

Anak usia 8 tahun itu adalah penghafal Al Qur’an, yang kabarnya hari ini sudah khatam 30 juz dengan kualitas hafalan yang sangat baik. Padahal sehari-hari dia harus berada di kursi roda, komunikasinya agak terhambat, tubuhnya kurus dan menurut informasi dari orang tuanya sakit putranya diketahui sejak usia 2 tahun. Sejak usia 2 tahun itulah kedua orang tua mengondisikan anaknya selama 24 jam selalu mendengar bacaan Al Qur’an. Dalam kondisi tidur pun ditemani dengan muratal Al Qur’an, hasilnya sungguh menakjubkan.

Baca juga, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah: Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat

Guru ngaji yang telah berusia senja tampak kerepotan untuk menaiki anak tangga Masjid di kampungnya. Meski tubuhnya sudah mengisyaratkan untuk istirahat semangatnya untuk berbagi pengetahuan pada peserta didiknya tidak pernah surut. Setiap pagi bakda subuh dan bakda asar mengajar hafalan Al Qur’an. Beliau sangat sabar dan telaten menyimak hafalan Al Qur’an anak-anak yang kadang diwarnai dengan keriuhan. Tidak berhenti sampai di situ, terkadang bakda isya masih menyimak tahsin Qur’an dan mengajarkan tafsir kepada para orang tua. Ribuan pelayat menghadiri pemakaman orang mulia ini, mereka kehilangan sosok totalitas penuh keikhlasan yang bisa jadi akan sulit dijumpai dalam sekian kurun waktu ke depan.

Orang-orang super itu tanpa sadar telah meninggalkan legasi yang berharga bagi dunia. Semangat perjuangannya mewarnai setiap sudut bumi yang rindu akan denyut nadi patriotisme dan heroisme. Mereka tidak pernah diperbudak kehidupan, tetapi mereka menjadikan kehidupan sebagai kawan manis dalam menikmati perjalanan sebelum berjumpa dengan Tuhan. Sebagian mereka berada dalam ruang-ruang tak terliput. Namun memori kolektif masa mampu menyuguhkan cerita keabadian tentang sosok yang selalu hapening pada ruang dan waktu tertentu. Saya yakin mereka tidak butuh dipuji, apalagi diceritakan tentang sisi hebat kehidupan yang telah mereka torehkan. Tetapi yang harus mengambil pelajaran adalah kita, “ manusia yang masih sering mengeluh, disiplin sekali mengajukan tuntutan dan sesekali sudah merasa sebagai super hero”.

*Sekretaris MPKSDI PWM Jawa Tengah

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE