BeritaKabar Daerah

Ribuan Jamaah Padati Hari Bermuhammadiyah bersama KH Tafsir di Masjid Nurusy-syifa, Laweyan

PWMJATENG.COMSurakarta – Ribuan Jamaah Hadir Pada Tablig Akbar Hari Bermuhammadiyah bersama Dr. KH. Tafsir, M.Ag., Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, sekaligus peresmian renovasi Masjid Nurusy-syifa’ dan Kantor Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) serta Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Pajang Utara, Ahad (15/10) yang diselenggarakan di halaman Masjid Nurusy-syifa’, Laweyan, Surakarta.

Tuan rumah peresmian sekaligus Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., menyampaikan pengajian dihadiri lebih dari 1000 jamaah dari kelompok usia muda hingga tua. Doorprize berupa 5 buah sepeda gunung dan 200 MieMu juga dibagikan dalam Pengajian Hari Bermuhammadiyah itu.

Sofyan Anif dalam sambutannya teringat ketika pertama kalinya Masjid Nurusy-syifa’ dibangun, yaitu pada Juli 1996 silam.

“Ketika itu kita berhadapan dengan berbagai upaya untuk mempengaruhi sekitar Kampung Kagokan ini yang sebelumnya belum ada masjid,” kata Sofyan Anif.

Dia juga menyampaikan rasa terima kasihnya baik kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laweyan, Para Pimpinan UMS, dosen, tenaga pendidik, karena tidak henti-hentinya memberikan support kepada warga Kagokan, baik dalam bentuk semangat ataupun finansial, karena dalam pengembangan masjid membutuhkan dana hampir mencapai 2 miliar.

“Kami sekaligus juga mengucapkan terima kasih kepada para sivitas akademika UMS yang membantu saya,” ungkap Anif.

Dalam tausyiahnya, Kiai Tafsir menyampaikan keunikan dari Kecamatan Laweyan.

Baca juga, Mencari Circle Positif Melalui Muhammadiyah

“Laweyan itu bagian dari Sunnah Muhammadiyah. Jadi kalau kita baca sejarah, tahun 1921 Muhammadiyah boleh keluar Jogja, maka yang ke dua setelah Jogja adalah Solo,” ungkap Tafsir.

Dan di antara Solo itu adalah Laweyan, lanjut Tafsir.

Dia melanjutkan lagi bahwa sunnah adalah kebiasaan atau tradisi. Kalau dalam fikih Islam, maka ada yang namanya Sunnah Madinah, tetapi tidak ada Sunnah Mekah.

“Jadi kalau umat Islam bingung akan memutusi hukum, yang di Quran ngga ada, Hadist ngga ada, lihatlah Sunnah Madinah. Walaupun tidak semua ulama setuju, tapi sebagian ulama menyepakati bahwa kalau ingin lihat Islam dipraktikan lihatlah masyarakat Madinah,” terang Ustad Tafsir.

Tafsir juga mengingatkan kembali dengan definisi Islam yang didefinisikan oleh Muhammadiyah, yang mana Muhammadiyah adalah kembali pada Al-Quran dan Sunnah, dan Islam diturunkan untuk kebahagiaan umat.

“Agama butuh dirawat, hidayah Allah perlu dirawat, salah satunya pengajian. Sehingga pengajian adalah menambah wawasan, menambah iman, merawat iman bapak-ibu,” ungkap Ketua PWM Jateng itu.

Baca juga, Buktikan Peran Aktif Lazismu dalam Mendukung UMKM dan Gerakan Pangan Murah

Ditemui setelah mengakhiri tausyiahnya, atas nama PWM Jateng, Kiai Tafsir mengucapkan selamat kepada PCM Laweyan karena pada hari ini melakukan peresmian renovasi Masjid Nurusy-Syifa dan kantor PRM dan PRA Pajang Utara.

“Mudah-mudahan kita mampu, masjid ini makmur memakmurkan. Muhammadiyah makmur karena masjid, maka semoga setelah peresmian ini, masjid ini maksimal memakmurkan masjid dari pihak PCM juga masjid akan membangun peradaban,” harapnya.

Sofyan Anif selaku tuan rumah juga menerangkan tujuan dari kegiatan ini yakni untuk melakukan syiar.

“Syiar Islam, syiar Muhammadiyah dalam lingkungan kampung yang mayoritas itu mereka masih banyak berislam secara kejawen,” terangnya.

Di Masjid Nurusy-syifa’, pada setiap malamnya diadakan TPA untuk lansia, dan para lansia tersebut diajari tentang tata cara solat, dan membaca Al Fatihah. Sehingga diharapkan setiap hari akan bertambah jamaah masjid yang sadar untuk belajar Islam, kemudian ibadah, aktif di masjid, dan menjadi anggota Muhammadiyah.

Ketua PDM Surakarta Drs., K.H, Anwar Sholeh pada kesempatan tersebut juga berharap agar masjid yang baru diresmikan renovasinya itu, menjadi pusat kegiatan dari PRM dan PRA Pajang Utara.

“Mudah-mudahan Muhammadiyah di daerah Pajang Utara ini semakin berkembang karena terintegrasinya antara masjid dan kantor PRM dan PRA ini menunjukkan bahwa nanti seluruh kegiatan daripada PRM dan PRA itu akan dijiwai, dinafasi dan juga akan selalu bermuara di masjid,” ungkapnya.

Pengajin Hari Bermuhammadiyah di Masjid Nurusy-syifa’ tersebut berhasil mendapatkan infak sebesar 4 juta rupiah.

Kontributor : Maysali
Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE