BeritaKolom

Review Hardiknas dan Pendidikan Muhammadiyah

Review Hardiknas dan Pendidikan Muhammadiyah

Oleh : Rudi Pramono, S.E.*

PWMJATENG.COM – Kembali kita peringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Pertanyaan yang selalu muncul kenapa Hari Pendidikan Nasional merujuk pada kelahiran tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa, apa argumen pemilihan Ki Hajar Dewantara sebagai pahlawan pendidikan? Kenapa tidak KH Ahmad Dahlan, sang perintis pendidikan modern yang telah berdiri sejak 1 Desember 1911 yang sekarang terus berkembang pesat, tidak diragukan lagi kontribusi Muhammadiyah mencerdaskan kehidupan bangsa, sedangkan Taman Siswa baru berdiri 11 tahun kemudian dan terus surut dan meredup.

Secara konsep dan filosofi lembaga pendidikan Muhammadiyah lebih komprehensif dan unggul, menggabungkan antara metodologi Barat, keunggulan ajaran Islam kebijaksanaan budaya Jawa. Mungkinkah karena faktor ideologi politik yang lagi-lagi berporos pada Islam Vs. nasional ataukah politik kolonial? Perlu pembacaan ulang secara jujur dan obyektif, perlu terus disuarakan. Sejarah adalah legacy yang akan dibaca oleh generasi mendatang yang harus disajikan secara obyektif dan benar.

Kita mungkinkan lebih memahami ketika Winston Churchill pernah mengatakan History is Written by the Victory, sejarah ditulis oleh para pemenang, merekalah yang akan menggunakan persepsinya untuk menulis sejarahnya yang terkadang harus bertentangan dengan fakta. Sejarah Indonesia tak lepas dari cita rasa para pemenang. Sekali lagi menjadi tugas kita untuk menelusuri sejarah secara jujur dan obyektif.

Baca juga, Basis Nilai Sejarah Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) bagi AUM Kesehatan

Lepas dari soal itu bidang pendidikan adalah bidang yang sangat strategis untuk membangun SDM Bangsa. Pendidikan merupakan proses pembentukan karakter dan pengembangan potensi manusia yang tidak hanya unggul secara akademik tapi juga nilai-nilai akhlak dan moral, tidak hanya kognitif tapi juga implementatif bermanfaat untuk sesama, pendidikan akan lebih terasa manfaatnya ketika berangkat dari pengalaman riil di lapangan dikaji dan dicarikan solusinya secara teoritik dan keilmuan.

Ukuran keberhasilan pendidikan tidak dalam selembar ijazah dan gelar karena itu hanya membuktikan pernah sekolah/kuliah tapi sejauh mana ilmu yang didapatkan itu bermanfaat untuk semesta, pendidikan juga harus mampu merespons perkembangan jaman yang terus berubah, adagium lama : melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik, menjadi cara pandang yang luas, luwes dan kokoh.

Lebih khusus lagi pendidikan Al Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai ciri khas di sekolah/madrasah/PT Muhammadiyah lebih diprioritaskan untuk mengetahui, memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam perspektif paham keagamaan Muhammadiyah yang berkarakter tajdid apalagi di tengah ‘kompetisi’ ragam gerakan dan paham keagamaan dalam tubuh umat Islam yang semakin terbuka menyusul kemajuan teknologi informasi.

Kita selalu berharap lahir kader yang kalau dulu dari literatur yang kita baca lebih mengutamakan kualitas dan amal usaha daripada jumlah anggota namun sekarang dengan pertimbangan ideologi, politik, organisasi (ideopolitor) selain kualitas, juga kuantitas menjadi sebuah keniscayaan, jumlah warga perlu ditingkatkan untuk kelangsungan Persyarikatan ke depan. Selamat Hari Pendidikan Nasional. Pendidikan untuk semua. Wallahu a’lam.

*Ketua MPI PDM Wonosobo.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE