BeritaPress ReleasePWM Jateng
Trending

Pidato Milad 111 Tahun Muhammadiyah

PWMJATENG.COMSemarang – Sabtu, 18 November 2023 M/4 Jumadil Awal 1445 H besok, Muhammadiyah memasuki usia 111 tahun. Pada Milad 111 Tahun ini, Muhammadiyah mengangkat tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”. Dalam rangka menyampaikan pesan-pesan reflektif sebagai spirit mencerahkan peradaban bangsa, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag. memberikan amanat dalam pidato Milad 111 Muhammadiyah.

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Yang saya hormati Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah se Jawa Tengah, Pimpinan dan seluruh Pegawai Amal Usaha Muhammadiyah, serta seluruh Warga Persyarikatan Muhammadiyah Jawa Tengah dimanapun berada yang sekarang ini sedang memperingati Milad Muhammadiyah ke-111 dalam hitungan kalender Masehi, tepatnya tanggal 18 November 2023.

Persyarikatan Muhammadiyah memasuki gerbang abad kedua, tepatnya tahun kesebelas di abad keduanya. Sekian kemajuan telah diwujudkan. Duniapun mengakuinya. Tentu bukan puja-puji yang tengah dituju oleh Muhammadiyah, tetapi amal sholeh untuk sebanyak mungkin kebermanfaatan untuk umat manusia, dengan kata kunci Islam Berkemajuan. Muhammadiyah meneguhkan diri tidak akan menjadi organisasi yang mandek dan berpuas diri, namun sebaliknya akan selalu memodernisasi geraknya, adaptif pada tiap tuntutan zaman, dan mantap dalam aksi-aksi perubahan yang menggembirakan. Risalah Islam Berkemajuan menjadi keputusan penting Muktamar 48 di Solo sebagai bagian dari rumusan idiologi Muhammadiyah. Risalah Islam berkemajuan mempunyai lima karakteristik pilar utama, yaitu : Berlandaskan pada Tauhid, Bersumber pada al-Qur’an dan Al-Sunnah, Menghidupkan Ijtihad dan Tajdid, Mengembangkan Wasathiyah, dan Mewujudkan Rahmat bagi Seluruh Alam.

Pokok-pokok pemikiran “Islam Berkemajuan” secara sistematik sebenarnya sudah mulai dirumuskan dalam Muktamar ke-46 Muhammadiyah tahun 2010 di Yogyakarta sebagai bagian dari “Pernyataan Muhammadiyah Abad Kedua”. Islam Berkemajuan disebutkan sebagai “Pandangan Keislaman”. Dalam Pernyataan Pikiran tahun 2010 tersebut, “Dalam perspektif Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang berkemajuan (din al-hadlarah), yang kehadirannya membawa rahmat bagi semesta kehidupan. Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan. Islam yang berkemajuan dan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi sebagaimana terkandung dalam pesan Al-Quran Surat Ali Imran ayat 104 dan 110 yang menjadi inspirasi kelahiran Muhammadiyah. Secara ideologis Islam yang berkemajuan untuk pencerahan merupakan bentuk transformasi Al- Ma’un untuk menghadirkan dakwah dan tajdid secara aktual dalam pergulatan hidup keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.

Ditegaskan pula, bahwa Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diksriminasi. Islam yang mengelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam serta berbagai kemunkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan dan kebudayaan umat manusia di muka bumi. Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912. Pandangan Islam berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi reformisme dan modernisme Islam, yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan dan ketidakadilan hidup umat manusia.

Islam Berkemajuan telah menjadi ruh Muhammadiyah sejak periode awal. Kata-kata yang terbentuk dari “maju,” seperti “memajukan,” telah termaktub dalam Statuten Muhammadiyah tahun 1912, yang menyatakan bahwa tujuan Muhammadiyah adalah “Memajukan hal agama kepada anggota-anggotanya.” Rumusan tersebut melengkapi tujuan pertama, yakni “menyebarkan pengajaran agama Kangjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam kepada penduduk bumiputera di dalam residensi Yogyakarta.” Dua tahun kemudian yakni tahun 1914 rumusan “memajukan”, di samping tetap bertahan pada Statuten Muhammadiyah, juga ditambah dengan kata-kata “menggembirakan,” yang lengkapnya sebagai berikut : 1). Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama di Hindia Nederland, dan 2). Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan agama Islam kepada lid-lidnya,” yakni anggota-anggota Muhammadiyah.

Semangat perubahan untuk menjadi lebih baik adalah obor terang yang selalu dibawa Muhammadiyah. Dengan tak lelah berupaya terus memperbaiki diri dengan sekian keilmuan yang baru, Muhammadiyah tak jumud yang emoh melepas kebiasaan yang menyebabkan kemunduran. Bukan ciri Muhammadiyah bila menuntut dunia berubah sebelum dirinya berubah menjadi maju terlebih dahulu. “Dadiyo kyai sing kemajuan lan aja kesel-kesel anggonmu nyambutgawe kanggo Muhammadiyah,” demikian pesan Kyai Ahmad Dahlan.

Saudara saudara pimpinan dan seluruh pejuang Muhammadiyah,

Saat ini Muhammadiyah genap berusia 111 tahun dalam hitungan kalender Masehi, Muhammadiyah tetap menunjukkan konsistensi dan makin bertumbuh memberikan andil pada umat dan bangsa, walaupun kita akui masih banyak kekurangan yang harus terus kita perbaiki. Untuk terus menjaga dan menumbuhkan spirit awal berdirinya Muhammadiyah sebagai Gerakan amal dan pelayanan umat, pada Milad ke-111 ini Persyarikatan mencanangkan program gerakan nasional sebagai apresiasi terhadap pejuangan Muhammadiyah di bidang Pendidikan, yakni GERAKAN INFAK PENDIDIKAN 111 atau GIP 111. GIP 111 merupakan brand dari Gerakan Amal Muhammadiyah di usianya yang ke-111. Gerakan ini diharapkan menjadi gerakan tahunan sebagai bulan berderma atau berdonasi dengan tujuan khusus. GIP 111 diselenggarakan menyambut Milad ke-111 Muhammadiyah yang disimbolisasikan dengan bulan atau hari-hari berderma sesuai dengan semangat pendirian Muhammadiyah dalam melayani umat. GIP 111 merupakan langkah awal untuk mendirikan Muhammadiyah Endowment Fund atau dana abadi Muhammadiyah. Tujuan utama program GIP 111 adalah melakukan revitalisasi dan percepatan pembangunan sarana dan prasarana lembaga pendidikan yang sangat mendesak, memberikan subsidi/gaji guru di daerah miskin/ terpencil atau lembaga pendidikan yang lemah, serta mempercepat peningkatkan daya saing dan pembangunan pusat keunggulan.

Saudara saudara pimpinan dan seluruh pejuang Muhammadiyah,

Selain Gerakan sosial kemanusiaan dengan GIP111, persyarikatan juga terus berbenah untuk meneguhkan sebagai organisasi Islam yang Unggul dan berkemajuan. Sesuai dengan keputusan Muktamar 48 menetapkan 8 program prioritas dan 6 program umum yang digharapkan membawa Muhammadiyah lebih unggul dan berkemajuan. Setiap jenjang Persyarikatan dari Pimpinan Pusat sampai Pimpinan Ranting telah berkomitmen untuk melaksanakan program tersebut dengan ukuran-ukuran capaian yang dijadikan indikator kinerja Pimpinan setiap jenjangnya yang disebut dengan Key Performance Indicator (KPI). Target dan capain musti terukur. Bukan zamannya lagi prinsip asal jalan. Profesional dan akuntabel adalah ciri berkemajuan. Manajemen yang tertutup yang tak mau dinilai dan dievaluasi sudah tidak cocok lagi. Disanalah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah merumuskan prioritas programnya dalam Top Three Goal yakni JAMA’AH, JAM’IYAH DAN JARIYAH yang disingkat “3J”. JAMA’AH maksudnya adalah membangun dan mengembangkan anggota Muhammadiyah berbasis Masjid, PRM dan PCM. JAM’IYAH adalah penguatan organisasi dengan membenahi empat perspektif dalam membangun organisasi yang modern dan profesional, yakni: Sumber Daya Insani, Sistem, Jaringan, dan Keuangan. Sedangkan JARIYAH atau AUM adalah Penguatan Tiga Pilar utama Muhammadiyah (pendidikan, kesehatan, sosial), plus membangun pilar ke-empat Muhammadiyah yaitu ekonomi. Prioritas Jawa Tengah tersebut dirumuskan dalam bentuk KOMPAS-MU. KOMPAS ini berfungsi sebagai penunjuk arah PWM, PDM, PCM- PRM-AUM selama 5 tahun kedepan. KOMPAS juga merupakan akronim dari: KOMITMEN, KOMPAK, KONSISTEN yang akan diikhtiari menjadi budaya kerja Persyarikatan Muhammadiyah Jawa Tengah dalam lima tahun mendatang. KOMPAS-MU inilah yang akan jadi komitmen bersama dan dilakukan dengan kompak secara konsisten lima tahun kedepan, Insya Allah akan terwujud: MUHAMMADIYAH UNGGUL BERKEMAJUAN.

Saudara saudara pimpinan dan seluruh pejuang Muhammadiyah,

Di akhir sambutan ini Pimpinan Wilayah Muhammdiyah Jawa Tengah ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar besarnya kepada seluruh Pimpinan Daerah, Cabang, Ranting, Pimpinan dan Pegawai AUM, serta seluruh Warga dan Pejuang Muhammadiyah dimanapun berada, yang telah dengan tulus dan sabar menggerakkan Pesyarikatan, menghidupkan AUM, merawat dan memakmurkan masjid, menghidupkan pengajian-pengajian dan dengan ikhlas mendoakan Persyarikatan yang berada di pelosok pelosok desa yang sering tidak tersentuh oleh Pimpinan. Bisa jadi awet dan bertumbuhnya Persyarikatan dari keberkahan do’a dan amal sholih mereka. Semoga dibalas berlipat kebaikan oleh Allah SWT.

Nasrun minallah wafathun qorieb wabashiril mu’minin.
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah

Dr. H. Tafsir, M.Ag.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE