Kolom

Muhammadiyah dan Sejarah Pembaruan

Muhammadiyah dan Sejarah Pembaruan

Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)

PWMJATENG.COM – Bagi Muhammadiyah bagaimana beragama itu bermanfaat bagi kemanusiaan dan kemajuan menciptakan sejarah baru peradaban manusia dalam sinar ketauhidan.

Pemikiran ideologis Muhammadiyah tersebut sederhana tapi bermakna dan tidak lepas dari sejarah panjang peradaban Islam.

Dalam bentang sejarah dalam tubuh umat Islam pertikaian terus terjadi sejak masa sahabat dan kekhalifahan dari soal politik yg berkelindan dengan agama, perdebatan masalah teologi yang tak pernah selesai dan menyisakan perpecahan menjadi banyak aliran teologi kalam seperti Muktazilah, Murjiah, Syiah, Asy’ariyah, Qadariyah, Jabariyah.

Demikian pula dengan banyak aliran mazhab mulai dari Hanafiyah yang mengagas fikih Akbar yang bercorak tauhid sampai fikih lebih dipahami sebagai seperangkat hukum-hukum Islam : wajib, sunnah, makruh mubah dalam praktek ibadah kaum muslimin sebagaimana dalam fiqih Mazhab Syafi’i, termasuk juga persentuhan dengan budaya lokal atas nama dakwah melahirkan corak keberagamaan yang spiritualis, tarekat dan sufi yang unik dan beragam diberbagai belahan bumi.

Sampai kemudian muncul ulama-ulama pembaharu dari Ibnu Taimiyah sampai Muhammad Abduh/Rasyid Ridha yang ingin mengembalikan Islam ke sumbernya yang asli yaitu Al Qur’an dan As Sunnah untuk kebangkitan umat dari kolonialisme dan kejumudan.

Baca juga, Kajian Ramadan dan Dialog Ideopolitor Regional Pati Meriah, Peserta Antusias!

Namun meski demikian dalam penggal sejarah Islam pernah mencapai masa-masa keemasan dengan lahirnya ilmuwan-ilmuwan muslim diberbagai bidang ilmu pengetahuan setelah akhirnya hancur oleh serbuan musuh dari timur (Jenggis Khan), pengusiran umat Islam dari Andalusia dan perang salib, disamping lemahnya persatuan umat.

Perjalanan sejarah panjang umat Islam memberikan pelajaran pentingnya kembali ke Tauhid, berpegang kepada Al Qur’an dan As Sunnah harus terus diperjuangkan di satu sisi, tapi Pembaruan dalam Pemikiran dan Amaliyah melalui Ijtihad dan Tajdid serta Wasathiyah Islam wajib dilakukan seperti dua sisi mata uang yang tidak terpisah.

Pembaruan konstruksi pemikiran Islam dari teologi langit ke bumi dari ketuhanan ke kemanusiaan, dari teologi ‘kalam’ ke teologi aksi lewat etos Al Ma’un dan Al Asr. Dari polemik ‘dzat dan sifat’ ke riset ayat-ayat qauniyah yang berujung menciptakan ilmu pengetahuan, menjadi pilihan cerdas generasi muslim.

Begitu pula dengan fiqih dari semata hukum-hukum Islam dikembangkan fiqih seperti jaman sahabat sebagai pemahaman mendalam dalam banyak aspek kehidupan. Dari pemahaman sebatas aturan-aturan ibadah ritual ke arah lebih luas : fiqih lingkungan, fiqih pemberdayaan, fiqih kebencanaan, fiqih informasi, fiqih kemajemukan, fiqih peradaban.

Pembaruan dalam pikiran dan amaliyah dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam di tengah peradaban yang menuju sekuler dan ateis.

Dengan kata lain memaksimalkan fungsi manusia selain sebagai Abdullah juga sebagai khalifatullah dimuka bumi ini, mengawal peradaban tetap dalam jalur yang benar untuk kemaslahatan dunia dan akhirat. Wallahu a’lam.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE