KolomTokoh

Menelaah Pemikiran Asghar Ali Engineer

PWMJATENG.COM – Seperti yang kita ketahui bahwasannya Islam memiliki banyak sekali pemikir-pemikir yang hebat. Mereka semua mengikuti arus perkembangan zaman, seperti pada saat era perkembangan Islam, di antaranya: Ibnu Sina, Ibn Arabi, Al-Ghazali, dan masih banyak lagi. Begitu pula di era Islam yang semakin maju, tentunya ada tokoh pemikir yang tak kalah hebat dari para tokoh terdahulu, di antaranya: Hassan Hanafi, Asghar Ali Engineer, Farid Esack, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya tokoh-tokoh hebat dari kalangan umat Islam, maka kita selaku seorang muslim harus bangga dan mempelajari apa yang difikirkan mereka, sehingga kita dapat mengembangkan apa yang mereka pikirkan, dan membentuk teori baru.

Kali ini saya mencoba sedikit untuk membedah pemikiran Asghar Ali Engineer. Asghar Ali Engineer sendiri adalah seorang tokoh pemikir muslim sekaligus tokoh pejuang HAM yang dilahirkan di India pada tanggal 10 Maret 1939. Salah satu penyebab dia menjadi tokoh sekaligus seorang pemikir muslim adalah lingkungannya sendiri. Beliau dilahirkan di dalam lingkungan kaum elite agama; yang di lingkungannya tesebut kental dengan praktik eksploitasi kotor yang mengatasnamakan agama. Karena hal tersebut dirinya mendalami hakikat ajaran Islam. Namun di sisi lain dirinya menganut pemahaman Syiah Ismailiyah yang ia dapat dari ayahnya, di mana ayahnya adalah seorang ulama Syiah.

Berkat berbagai usaha dan perjuangannya, beliau akhirnya mendapatkan julukan “Pemikir Muslim yang Reflektif atas Realitas Sosial”; karena pada masa di mana India kala itu banyak melakukan eksploitasi yang bersangkutan dengan agama, yang bahkan ayahnya pun tak berani menentang realitas sosial kala itu; dan akhirnya dirinya merasa prihatin dengan keadaan tersebut. Hal ini yang menyebabkan Asghar muda pun tekun mempelajari literatur keagamaan dari berbagi sumber, baik yang ditulis oleh kalangan Islam maupun barat; dari kalangan tradisionalis maupun kalangan modernis, namun di sisi lain Asghar juga mempelajari Al-Qur’an, Hadis, dan Fikih. Latar belakang keilmuan maupun refleksinya yang kuat atas persoalan sosial, menjadikannya seorang pemikir sekaligus aktifis yang berpandangan liberal, revolusioner dan demokratis.

Di sela-sela ia mempelajari ilmu Al-Qur’an, Hadis, Fikih, dirinya mengakui bahwa dia mendalami pemikiran beberapa tokoh barat, seperti Betrand Russel dan Karl Marx; dan pada saat menempuh pendidikan tinggi, ia mengambil jurusan teknik sipil. Asghar juga sempat menulis di dalam artikel harian Economic and Political Weekly mengenai kondisi hubungan antar etnis di India, dan juga melakukan studi yang mendalam atas berbagai komunitas minoritas termasuk komunitas muslim di India. Kita juga bisa melihat pengaruh pemikiran Marxisme dalam analisanya mengenai sejarah Islam dan konsepsinya di dalam bukunya yang berjudul Relevance to Age.

Baca juga, Sambut Muktamar ke 48, FAI UMP Gelar Seminar Bertajuk Moderasi Beragama dalam Pespektif Dakwah

Salah satu dari pemikiran yang beliau bawa adalah Teologi Pembebasan untuk memperjuangkan hak kaum minoritas; yang mana teologi yang selama ini dikenal abstrak dan transenden menjadi bisa dipahami dan diterapkan dalam kerangka dan perspektif yang lebih “manusiawi”. Dengan demikian pembahasannya bisa lebih menyentuh secara kebutuhan dan persoalan rill manusia. Menurutnya menekankan pada kebebasan, persamaan dan keadilan distribusi, serta menolak keras penindasan, penganiayaan, dan eeksploitasi manusia oleh manusia lainnya, sangat berkaitan dengan latar sosiologis dan kesejarahan atas lahirnya Islam itu sendiri

Menurutnya makna dari teologi sendiri pun bukan hanya terkait aspek keyakinan akan ketuhanan semata, tapi juga terkait hal-hal praktis yang menyentuh persoalan riil kemanusiaan. Dan jika teologi pada awalnya adalah respons sosial-politik pada masanya, maka teologi pembebasan Islam ini juga menjadi respons sosial-politik pada masa sekarang. Islam, menuntutnya hadir dalam rangka mengkritisi kemapanan kekuasaan, baik yang dibangun di atas otorisasi politik, ekonomi, maupun agama yang cenderung menindas dan eksploitatif

Sedangkan karakteristik teologi pembebasan Islam yang menjadi gagasan Asghar adalah : “Berangkat dari realitas kekinian di dunia ini, kemudian baru dikaitkan dengan kehidupan di akhirat. Anti terhadap kemampuan atas status quo, baik dalam bidang politik maupun keagamaan menjadi inspirator ideologis bagi orang-orang yang tertindas untuk menghadapi penindas, untuk melaksanakan hal tersebut maka orang perlu meneladani dan menerapkan semangat profetik dan liberasi kenabian Muhammad di Makkah.”

Sumber :
Jurnal Indoprogress ;Teologi Pembebasan Asghar Ali Engineer karya Iqra’ Anugrah
Jurnal Swararahima ; Asghar Ali Engineer: Karena Akal dan Wahyu tak bertentangan karya Swararahima

Penulis : Faruq Damar F (Ketua Umum PK IMM Pondok Internasional KH Mas Mansur UMS)
Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE