Menciptakan Ekosistem Muhammadiyah (2)
Menciptakan Ekosistem Muhammadiyah
Oleh : Gus Zuhron Arrofi*
PWMJATENG.COM – Ada empat pilar kekuatan Muhammadiyah. Pertama, sumber daya manusia yang mencukupi. Jenis manusia apa pun yang menopang kemajuan dan keunggulan sesungguhnya tersedia dalam Muhammadiyah. Level guru hingga guru besar, politisi, ekonom, pakar dalam bidang kelautan, lingkungan, ulama fikih, hukum, pendidikan, kesehatan dan seterusnya.
Kedua, kekayaan amal usaha yang dimiliki. Aset dalam bidang tanah total yang dimiliki adalah 21 juta meter persegi atau sama dengan 30 kali luas negara Singapura. Belum lagi kekayaan lain yang jika diperkirakan jumlah totalnya lebih dari 400 triliun. Wajar jika Muhammadiyah dinobatkan sebagai ormas Islam terkaya di dunia.
Ketiga, jaringan struktural yang terkoneksi dari tingkat pusat hingga ranting dan tersebar di 28 negara di seluruh dunia. Ada yang menilai bahwa kerapian jaringan organisasi dalam Muhammadiyah menduduki peringkat kedua setelah militer.
Keempat, ideologi dan paham agama. Jamak dipahami bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang mempunyai narasi ideologi yang kuat dan paham agama yang melintasi mazhab. Corak keberagamaan yang rasional, moderat dan progresif sangat melekat pada organisasi berlambang matahari ini.
Dengan empat modal di atas mestinya tidak sulit menyulap seseorang dari bukan Muhammadiyah menjadi Muhammadiyah. Hal ini tidak mustahil diwujudkan jika ada langkah-langkah konkrit, terstruktur, dengan target yang jelas dan dilakukan secara berkesinambungan. Langkah itu diawali dengan menyelaraskan dan menyambungkan jalan pikiran seluruh pelaku gerakan dan sumberdaya manusia yang dimiliki. Ada semacam kalimatus syawa’ yang menjadi titik temu pemikiran, bukan untuk menyeragamkan namun menempatkan pada frekuensi yang saling berkaitan.
Langkah lain adalah membersihkan seluruh amal usaha dari parasit dan virus yang merugikan Muhammadiyah. Upaya bersih-bersih itu dimulai dari mendesain sistem recruitmen yang mampu memberikan jaminan rasa bermuhammadiyah, memberikan vaksin ideologi kepada orang-orang yang bekerja di dalamnya dan membuang ke museum sejarah jenis manusia yang sudah tidak mungkin diperbaiki.
Sejak awal berdirinya Muhammadiyah dikenal sebagai organ gerakan yang selangkah lebih maju dari siapapun, bahkan termasuk negara. Banyak pikiran-pikiran Muhammadiyah yang dikemudian hari diadopsi oleh kelompok lain, termasuk diadopsi negara. Sudah semestinya dengan pengalaman panjang semacam itu Muhammadiyah mampu menciptakan ekosistemnya sendiri. Sebuah ekosistem yang mampu membentuk karakter yang sangat kuat dan melekat.
Satu contoh dalam konteks pendidikan, kegenitan untuk terus mengikuti narasi negara menjadikan sekolah Muhammadiyah masuk dalam jebakan batman. Sehingga menempatkan sekolah-sekolah itu dalam posisi tanggung, menjadi nomor satu di negeri ini jelas tidak dan dalam waktu bersamaan terabaikan sebagai produsen kader. Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) pada tahun 2022 merilis 25 sekolah terbaik di Indonesia. Dari 25 sekolah itu tidak satu pun sekolah Muhammadiyah yang masuk di dalamnya. Kondisi itu diperparah dengan keluhan di berbagai tempat bahwa lembaga pendidikan yang ada belum bisa diharapkan sepenuhnya untuk melahirkan para pejuang Muhammadiyah.
Jalan keluar dari semua itu adalah menciptakan sistem alternatif yang jauh lebih meyakinkan. Gontor tidak lebih besar dari Muhammadiyah, namun sistem pendidikannya tidak perlu bersandar kepada negara. Mestinya Muhammadiyah mampu melakukan lebih dari Gontor. Sistem alternatif tidak dimaksudkan untuk berhadap-hadapan dengan negara, tetapi memberikan warna lain yang lebih menarik dan menjanjikan. Warna lain itu adalah Islam dalam cara pandang Muhammadiyah.
Langkah terakhir adalah mengarusutamakan ideologi dan paham agama di semua level dan tingkatan. Perlu pembahasaan yang lebih sederhana terhadap teks-teks ideologi maupun putusan-putusan paham keagamaan. Penyederhanaan itu dimaksudkan agar lebih bisa diterima oleh masyarakat akar rumput. Lebih jauh forum seperti kajian, pengajian, diskusi, seminar, obrolan ringan dikondisikan dan dibiasakan untuk menyinggung semua hal ihwal tentang Islam sesuai paham Muhammadiyah.
*Sekretaris MPKSDI PWM Jawa Tengah
Editor : M Taufiq Ulinuha