Editorial

Lazismu dan Kemerdekaan

Penulis : Ikhwanusoffa*

PWMJATENG.COM – Kemerdekaan secara hakiki selalu menjadi pertanyaan yang menggelayut. Limapuluh lima tahun siapapun paham bukan waktu yang muda. Namun pekerjaan rumah negeri ini sepertinya bukan berkurang tapi malah menambah. Hutang tidak menyusut bahkan menggunung. Kemiskinanan hanya berkurang di angka-angka statistik. Bangsa ini bertahan karena warganya terkenal tangguh dan saling menolong walau minim kehadiran pemerintah.

Lazismu Sragen membuktikan bahwa penduduk Sragen adalah warga yang suka berta’awun. Sragen bukanlah kabupaten kaya. Masih masuk dalam daerah zona merah kemiskinan di Jawa Tengah. Sragen tidak punya gunung, juga tak memiliki pantai. Perguruan Tinggi Negeripun tak ada di sini. Praktis yang layak dijual di Sragen adalah manusianya. Maka sudah semestinya di Sragen terlahir manusia-manusia tangguh yang tak mudah menyerah pada keadaan.

Keadaan yang melingkungi bukanlah untuk digantungi tapi dirubah. Dimaksimalkan peluang-peluang baiknya dan diminimalkan potensi-potensi negatifnya. Manusialah yang semestinya menentukan keadaan, bukan sebaliknya. Itulah insan yang sadar peran. Peran apa kita ditaruh Alloh Ta’ala di bumi Sukowati ini. Tentu tidak ada ketetapan-NYA yang sia-sia. Semua dikandung maksud. Semua ada tujuannya. Maka kesadaran akan peran masing-masing merupakan dialog aktif insan dengan Sang Khalik.

Baca juga, Puluhan Mahasiswa STAIM Blora Ikuti Penerimaan KKN

Pun demikian dengan Lazismu. Sebagai Lembaga Amil Zakat yang terlahir dari rahim Muhammadiyah, Lazismu berkewajiban berkewajiban merevitalisasi nilai-nilai Kyai Haji Ahmad Dahlan. Kyai Dahlan adalah sosok Pahlawan Nasional yang masyhur dengan sebutan Kyai al-Ma’un karena begitu getolnya Beliau dalam upaya mengentaskan dhuafa dan yatim dengan etos modern. Tanpa pamrih dan pandang bulu Beliau menolong siapapun yang sengsara. Maka tak heran pendidikan dan kesehatan amat menjadi konsern Kyai Dahlan. Karena Cerdas dan Sehat adalah modal utama untuk mandiri.

Hasilnya tentu telah kita rasakan bersama. Tigapuluh tiga tahun paska Muhammadiyah berdiri Indonesia kemudian merdeka setelah sekitar tiga abad dijajah oleh berbagai bangsa. Kita tidak membayangkan apa yang terjadi di negeri ini bila Muhammadiyah sebagai ormas terbesar abai pada kecerdasan dan kesehatan bangsanya. Tentu hal ini bukan untuk bangga-banggaan karena tugas belum selesai. Negeri ini masih punya beban paling berat yakni kemiskinan.

Kemiskinan sama dengan penjajahan. Ia paling cepat dibasmi dengan kecerdasan dan kesehatan, baru kemudian backup modal. Disinilah peran Lazismu saat ini. Asnaf-asnaf pertama yakni Fakir-Miskin menjadi fokus utama. Dengan program-program yang produktif. Pun sejak 2013 kita juga telah memiliki Klinik Sukarela Aisyiyah-Lazismu yang memberi akses pengobatan bahkan opname dengan biaya semampunya bahkan gratis. Semoga ini cara Lazismu yang paling qualified dalam mengisi kemerdekaan.

Wallaahu a’lam

*Manajer Area Lazismu Jawa Tengah

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE