Khutbah

Khutbah Idulfitri : Bersabar Atas Musibah

السّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

آلحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعاَلَمِيْنَ ̨ آلحَمْدُ لِلّهِ الّذِى جَعَلَ عَلَيْنَا الإسْلاَمَ دِيْنًا, وَجَعَلَ شَهَادَةً عَهِيْداً,  وَالصّلَاةَ للدِيْنِ عِمَادًا, وَالزّكَاةَ زَكِيًّا, وَالصَّوْمَ جَنَاحًا, وَيَوْمَ الْفِطْرِ عِيْدًا, اَشْهَدُ  اَنْ لَا إلَهَ  إِلّا اللهُ  جَعَلَهُ  لَنَا  تَوْحِيْدًا, وَاَشْهَدً  أنَّ نَبِيِّنَا وَ

سَيِّدَنَا مًحَمَّدًا عَبْدُهُ  وَرَسُوْلُهُ  شَفِيْعًاوَمُتْبَعًا. اَلّلٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا الْكَرِيْمِ وَعَلَى اَلِهِ وَاْصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. أيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ مِنْ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمْ اللهُ, اُوْصِيْنِى وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَ اللهِ, إِتَّقُوْا اللهَ فِى أيِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ. فَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ قَدْ قَالَ كَمَا فِى كِتَابِهِ  الْكَرِيْمِ, وَهُوَ  اَصْدَقُ  الْقَائِلِيْنَ, أَعُوذُ بِا للهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الْرَجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْم֨نِ الرَّحِيْمِ. يَاؐأَيُّهَا الَذِيْنَ اࣤمَنُوْا إصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا وَاتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. (الْأيَةْ)  صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ. اَللهُ أكْبَرُ  اَللهُ أكْبَرُ  اَللهُ  أكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ  كَثِيْرًا وَسُبْحِانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا

لاَ إلٰهَ  إِلاَّ اللهُ  وَحْدَهُ,  وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ  الاَحْزَابَ  وَحْدَهُ, لَا إلَهَ  إلَّا اللهُ  وَلَا نَعْبُدُ  إِلَّا إِيَّاهُ, مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ, وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ, وَلَوْ  كَرِهَ  الْكَافِرُوْنَ, لَا  إِلَهَ  إِلَّا اللهُ هُوَ اللهُ  أَكْبَرُ.  اَللهُ أكْبَرْ  وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Sidang Id raȋimakumullȃh,

Marilah kita panjatkan puji sukur ke hadirat Allah Swt. Bahwa kita dalam keadaan iman, Islam, sehat wal afiat tak kurang suatu apa, dan yang lebih membahagiakan lagi kita ber-Id; berhari raya pada hari ini  dalam keadaan sehat wal afiat, selamat dari terpapar covid 19 dan semua turunananya. Kita memiliki keyakinan dan pasti benar atas dasar iman, bahwa pada hari ini dosa-dosa kita kepada Allah bersih sama sekali tersapu oleh kegiatan puasa, qiyamullail, istighfar, zikir, sedekah, dan tadarus selama sebulan penuh, ditambah dengan i’tikaf dan membayar zakat fitri. Keyakinan ini didasarkan sebuah hadis dari Rasulullah:

مَنْ صَامَ رَمَصَانَ  إِمَانًا  وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمُ)

Artinya:
Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan atas dasar  iman dan menghitung-hitung amalan (untuk menambahnya) maka pasti diampuni dosanya yang telah lewat (HR. al-Bukhari dan Muslim).  Dalam kesempatan lain beliau bersabda:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَهْرٌ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَسَنَنْتُ لَكُمْ قِيَامَهُ فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Artinya:
Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Berkah telah mewajibkan puasa Ramadan kepada kamu dan mentradisikan kepada kamu untuk memperbanyak amalan di malamnya. Maka barang siapa yang berpuasa di bulan ini dan memperbanyak amalan-amalan di malamnya, ia keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika dilahirkan oleh ibunya (HR. Ahmad, an-Nasai, Ibnu Majah, dan al-Khzaimah).

***

Allȃhu Akbar, Allȃhu Akbar Walillȃhil ḥamdu. Hadirin yang berbahagia.

Ayat yang khatib baca sebagai kelengkapan dalam memuji Allah terjemahannya adalah sebagai berikut:  “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu, kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu), dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung (QS Ali Imran/3:200).

Hadirin, raḥimakumullȃh,

Inti dari ayat tersebut adalah Allah memerintah kepada seluruh umat beriman, yaitu umat Islam yang benar-benar muslim, bukan munafiq, agar:

  1. Sabar
  2. Tetap memperkuat kesabaran
  3. Bersatu
  4. Bertaqwa

Jika ke empatnya kita laksanakan sebaik-baiknya dalam kehidupan nyata ini, kita berpeluang akan menjadi orang yang beruntung. Sebaliknya, jika keempatnya tidak

lengkap dalam diri kita, hanya bersatu, umpamanya, memang menjadi kuat tetapi segera rapuh. Hanya bersabar saja, tentu terasa sangat menderita. Hanya bertaqwa saja, tentu berat menjalani hidup ini. Teori ‘ashabah dalam ilmu sejarah dan ilmu kemsyarakatan dari Ibnu Khaldun membuktikan bahwa bangsa yang bersatu dan dilandasi dengan sabar atas dasar iman-taqwa lah akan menjadi bangsa yang besar, yaitu bangsa yang beruntung.

Di saat umat Islam di negeri ini terasa kurang beruntung disebabkan antara lain tidak ada kesatuan antara kelompok-kelompok sosial keberagamaan. Satu sama lain saling mengolok dengan dalih radikal, teroris, bid’ah, wahabi, salafi, kadrun, sambil merasa diri dan kelompoknya paling benar, sementara yang lain mengambil sikap penjilat dan mengambil untung duniawi dengan menafsirkan agama secara liberal. Sebenarnya sudah banyak tokoh yang menyebutkan bahwa saling mengolok itu akan memperlemah kita sebagai umat Islam. Kita pun sudah tahu kalau saling curiga satu sama lain menjadikan bercerai-berai. Tetapi aneh, kita enjoy dalam perpecahan. Enjoy, enjoy dalam kedunguan.

***

Allahu Akbar Walillahil hamd

Kekurangberuntungan kita sebagai bangsa karena era pandemic covid 19 dan aneka mutasinya. Pandemic ini berdampak buruk pada ekonomi, social, edukasi, politik, Kesehatan, bahkan juga agama. Keterpurukan ini ditambah dengan perilaku yang mengambil keuntungan dengan dalih pandemic yang menyebabkan penderitaan umat semakin lengkap.

Allahu Aknar walillahil hamd

Solusi keluar dari musibahfiddin, jalan yang ditempuh adalah beriman kepada ayat terakhir surat Ali Imran ini secara penuh, menghayatinya secara penuh, dan melaksanakan perintah itu sepenuh-penuhnya semata-mata dalam rangka memperoleh rida Allah. Bagaimana bentuk pemenuhannya?

  1. Iman secara penuh terhadap perintah itu sekaligus menyingkirkan dalam hati kita apa saja yang menselisihi ayat itu, umpama ideologi iblis yang mewujud dalam bentuk ideologi kapitalis, neo-liberalis, dan komunis. Kita katakan ideologi iblis karena mereka ini bukan saja tidak beriman, melainkan anti terhadap Islam secara total. Mereka itulah kaum islamopobhia.
  2. Menghayati secara penuh adalah meningkatkan keyakinan sampai taraf se yakin-yakinnya bahwa Alquran adalah satu-satunya yang menyelamatkan hidup dan kehidupan kita, sekaligus menolak dan memberantas ideologi-ideologi bathil tersebut Pancasila tidak termasuk ideologi bathil. Pancasila adalah bentuk pelaksanaan ajaran Alquran yang khas bagi umat Islam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Melaksanakan perintah itu dengan penuh kesungguhan, yaitu mengeluarkan seluruh kekuatan, apakah itu pikiran, ide-ide menuju keberhasilan, harta kekayaan yang dimiliki, dan kekuatan badaniah tanpa tanggung-tanggung untuk menjunjung tinggi kalimah Allah dan sekaligus memberantas ideologi-ideologi bathil tersebut hingga ke akar-akarnya.
  4. Urutan satu sampai tiga di atas, itulah bentuk taqwa dalam keluar dari kemelut musibah fiddin.
***

Allahu Akbar walillahil hamd

Bentuk kebersatuan akan terwujud jika para tokoh agama, tokoh masyarakat menyerukan dalam mimbar-mimbar di mana umat berkonsentrasi, sementara umat mengiyakan apa yang menjadi seruan pemimpin. Dalam pada itu, jangan mengiyakan seruan-seruan yang berseberangan dari perintah ruh Alquran karena itu adalah seruan jahiliah yang bisa membatalkan shalat dan puasa kita. Demikian Rasulullah bersabda:

وَمَنْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ فَهُوَ مِنْ جُثَاءِ جَهَنَّمَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنْ صَامَ وَإِنْ صَلَّى قَالَ وَإِنْ صَامَ وَإِنْ صَلَّى وَزَعَمَ أَنَّهُ مُسْلِمٌ فَادْعُوا الْمُسْلِمِينَ بِأَسْمَائِهِمْ بِمَا سَمَّاهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمُسْلِمِينَ الْمُؤْمِنِينَ عِبَادَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya:
Barang siapa menyerukan seruan-seruan jahiliah maka ia akan menjadi kerak neraka jahannam.Wahai Rasulullah! meskipun ia puasa dan shalat? beliau menjawab ‘ya’ meskipun ia puasa dan shalat dan ia menyangka bahwa dirinya muslim. Panggillah kaum muslimin dengan nama-nama yang Allah Azza wajalla menamakan mereka yaitu ‘muslimin dan mukminin dan hamba Allah (HR. Ahmad).

Allȃhu Akabr, Allȃhu Akbar walillȃhil ḥamdu, Ma’ȃsyiral muslimȋna raḥimakumullah,

Memahami teks hadis ini kemudian untuk melihat dunia nyata kemusliman seseorang, ternyata tampaknya beragama Islam, ia melakukan salat, ia melakukan puasa Ramadan, tetapi tidak dihitung sebagai orang Islam karena justru yang diusung adalah isu-isu yang memojokkan umat Islam yang berusaha mengamalkan ajaran kitab sucinya. Apa lagi kalau ia mengaku Islam hanya terbukti KTP-nya saja, kelompok ini biasanya lebih membenci Islam dalam kehidupan praktis. Adalagi kelompok yang mengaku Islam, tetapi  salatnya hanya tiap lebaran. Kelompok-kelompok semacam inilah yang biasanya tidak mau diatur melalui ajaran kitab suci, maupun sunah nabinya.

***

Allahu Akbar walillahil hamd

Kalau hadis ini dijadikan tolok ukur keislaman seseorang, banyak sekali orang Islam yang bukan Islam. Inilah tipologi-tipologi muslim jahiliah. Inilah profil muslim pengembang dan pendukung ideologi batil. Prototipe Islam sintetis ini harus dicegah sekarang juga di saat hari yang berbahagia ini. Mari kita menjadi muslim yang benar-benar muslim, berideologi Islam secara kaffah, yang perwujudannya dalam kapasitas sebagai bangsa direfleksikan dalam ideologi pancasila secara murni kan konsekuens. Mari menjadi orang takwa yang ḥaqqa tuqȃtih, sehingga shalat dan puasa kita bermakna dan diterima di sisi Allah sebagai sembah, sujud, dan bakti kita kepada-Nya, dan pada pagi ini kita tidak malu di hadapan Allah untuk merayakan kemenangan.

Allȃhu Akbar Allȃhu Akbar Allȃhu Akbar walillḥhil ḥamdu.

Himbauan ini dirasa sangat perlu dan mendesak karena dalam pentas global, kita sebagai bangsa Indonesia dan dikenal sebagai pemeluk Islam terbesar dunia selalu mendapat kualifikasi yang kita sangat tidak senang. Indonesia sebagai surga bagi teroris, padahal yang mengatakan teroris adalah kelompok yang membentuk teroris itu sendiri lalu mengadu domba kaum muslimin sehingga di manapun negeri yang ada kaum musliminnya, tidak terlepas dari tuduhan terorisme. Sementara itu, jika terjadi sesuatu yang sangat merugikan Islam wal muslimin, berita yang muncul sekedar criminal. Lebih parah lagi, pelaku criminal hanya orang stress sehingga terlepas dari tindakan hukum. Orang stress kok cerdas men, bisa memilih imam Masjid sebagai sasarannya. Pembantaian kaum muslimin di Palestina yang sedag i’tikaf di masjid dibantai iblis laknat Yahudi, Apa komentar dunia? Gembong terorisme sejati terhadap kaum muslimin justru meyatakan puas, sambil memutar fakta “mencari terorisme”.

***

Sidang Id yang berbahagia dan diberkati Allah,

Marilah kita mengambil star di hari pertama yang kita yakin bahwa diri kita masih bersih dan suci dari dosa ini untuk menghacurkan kebatilan dengan berideologi surat al-Isra’/17 ayat 81 sebagai berikut:

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطْلُ إِنَّ الْبَاطْلَ كَانَ زَهُوْقٌا..

Artinya:
Dan katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap (QS al-Isra’/17:81).

Kalau kita menjadikan ayat ini sebagai pedoman hidup baik dalam lefel pribadi maupun bangsa, menjadi kesadaran bersama untuk mengubah citra Indonesia jelek menjadi Citra Indonesia baik yaitu sebagai masyarakat madani, civil society tentu kita pasti bisa karena didukung oleh 85 % lebih umat Islam. Mulai dari diri kita sendiri Ibda’ binafsik. Mulai dari sekarang, mulai dari yang mudah, mulai dari yang kecil atau gampang, sedikit demi sedikit tetapi pasti, sesuai dengan firman Allah:

لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَنْ طَبَقٍ . . .

Artinya:
sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan – QS.al-Insyiqaq/79:81), yang berarti kerja cerdas dan sistematis. Insya Allah pada gilirannya kita akan menjadi bangsa yang beruntung, disegani karena prestasi dalam menciptakan model Negara yang baldatun tayyibatun wa Rabbun Ghafur, yaitu suatu Negara yang dicitrakan baik oleh bangsa lain karena memang baik. Sementara itu, kita sendiri bisa menikmati sebagai bangsa yang memperoleh kedamaian, kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan. Itulah yang dinyatakan sebagai bangsa yang adil berkemakmuran dan Makmur berkeadilan berdasarkan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekuen.

***

Allȃhu Akbar Allȃhu Akbar Walillȃhil ḥamdu, sidang Id raḥimakumullȃh,

Semoga khutbah ini bukan hanya sekedar ritual rotinitas tahunan, sehingga makna Idul fitri hanya sekedar kembali boleh makan, minum, dan pelampiasan syahwat belaka, bukan hanya sekedar kembali suci atau kembali fitrah yang secara naqli bersih dari dosa. Kita hendaklah sadar sepenuhnya bahwa yang memiliki peluang untuk melaksanakan ajaran ini hanya kita sendiri kaum muslimin. Kalau kita kurang semangat melaksanakannya, ajaran Islam hanya sekedar retorika indah dan kosong dari isi dan aksi. Gejala semacam Ini bukan sekedar tanda, melainkan bukti kehancuran. Di sisi lain, orang-orang non muslim tidak mungkin menerima ajaran ini. Simpatik mau menghormati saja sudah sangat bagus. Untuk itu, mari memohon daya dan kekuatan agar kita bisa  melaksanakan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya dengan baik dan benar seraya senantiasa memohon ridha-Nya.

Sidang Id yang diberkati Allah, Marilah kita akhiri khutbah ini dengan doa semoga   Allah berkenan mengabulkannya, Amȋn yȃ  Rabbal’alamin.

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سِيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى  أَلِ سِيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ إِبْرَاهِيْمَ, وَبَاِركْ عَلَى سِيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَ لِ سِيِّدِنَا مُحَمّدٍ, كَمَا  بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ  وَعَلَى  أَلِ  إِبْرَاهِيْمَ,  فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَلْحَمْدُ للهِ الّذِي نَشْهَدُ أنَّكَ يَا اَللهُ  اَلْاَحَدُ الصَّمَدُ, اَلّذِى  لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لهُ كُفُوًا اَحَدٌ  أَنْ تَغْفِرَ لَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الْرَحِيْمُ.

اَللَّهُمَّ إغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الّذِيْنَ سَبَقُوْنَ بِالْإيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فْى قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلّذِيْنَ أمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ, يَا اَللهُ, جَعَلَ اللهُ لَنَا وَإِيَّاكُمْ مِنْ الْعَائِدِيْنَ  وَالْفَائِزِيْنَ, كُلَّ عَامٍ وَأَنَّنَا بِخِيْرٍ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا, وَرِزْقًا  وَاسِعًا, وَشِفَاءً  مِنْ كُلِّ  دَاءٍ وَسَقَمٍ, وَعَمَلًا  مُتَقَبَّلاً. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُبِكَ   مِنْ  جَهْدِ  الْبَلَاءِ, وَدَرْكِ  السَّقَاءِ, وَسُوْءِ  الْقَضَاءِ, وَشَمَاتَةِ الْأعْدَاءِ.  اَللّهُمَّ  إِنّا  نَعُوْذ بِكَ  مِنْ عِلْمٍ  لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ  نَفْسٍ  لَا يَشْبَعُ,  وَمِنْ  دُعَاءٍ  لَا يُسْمَعُ  يَا حَيُّ  يَا قَيُّوْمُ, إِنِّكَ  عَلَى  كُلِّ  شَيْئٍ   قَدِيْرٌ,  بَرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الْرَاحِمِيْنَ. رَبَّنَاأَتِنَا فِى الْدُ نْيَا  حَسَنَةً, وَفِى  الأخِرَةِ حَسَنَةً, وَقِنَا عَذَابَ  النَّارِ, يَا اَللهُ, يَا عَزِيْزُ, يَا غَفَّارُ,  يَا رَبَّ  الْعَالَمِيْنَ, سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَّمَا يَسِفُوْنَ, وَسَلَامٌ عَلَى الْاَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ,  وَاْلحَمْدُ  للهِ  رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Penulis : Drs. KH. Danusiri, M.Ag. (Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PWM Jawa Tengah)

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE