Sekilas Muktamar

Kesigapan Tim Kesehatan Muktamar 48 Patut Ditiru Muktamar Selanjutnya

PWMJATENG.COM – Perhelatan Muktamar ke 48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memang sudah usai, namun euforianya masih bergema hingga hari ini sebagaimana gema Lagu Derap Berkemajuan Theme Song Muktamar 48.

Muktamar kali ini dapat dibilang cukup menguras energi, pikiran, perasaan, dan tentunya budget yang tidak sedikit. Mengapa demikian? Muktamar kali ini sebenarnya sudah dipersiapkan sejak tahun 2020. Namun akibat pandemi Covid-19, Muktamar akhirnya harus ditunda dan baru bisa digelar pada tahun 2022. 3 tahun bukan waktu yang pendek ya. Banyak hal yang harus dilakukan untuk mengikhtiarkan terselenggaranya Muktamar yang sukses, mencerahkan, dan yang pasti menggembirakan.

Kurang lebih terdapat enam bidang dalam struktur Panitia Penerima Muktamar 48. Istilah Panitia Penerima sudah dipakai sejak dulu kala, bahkan Muktamar ke 41 di Solo pada tahun 1985 sudah memakai istilah ini. Dipilihnya Solo sebagai tuan rumah Muktamar ke 48 tidak lain dan tidak bukan karena historis Solo dengan Muhammadiyah yang amat sangat lekat. Hal tersebut disampaikan Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir, pada Muktamar Talk beberapa pekan sebelum penyelenggaraan Muktamar.

Ia menuturkan bahwa Solo adalah daerah pertama yang diinvasi Muhammadiyah, ketika Muhammadiyah sudah mendapatkan izin untuk membuka cabang di luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini terbukti dari kisah Kiai Ahmad Dahlan yang terinspirasi mendirikan padvinder (kepanduan) sesaat setelah melihat kepanduan milik Keraton Solo.

Ada banyak hal menarik dalam gelaran Muktamar kali ini, salah satunya kesigapan Tim Kesehatan Muktamar 48 yang sudah aktif melayani semua unsur yang terlibat dalam Muktamar, sebelum Muktamar digelar.

Konsep dan Sistem Kerja Sie Kesehatan

Dibawah kepemimpinan Prof. Dr. dr. EM Sutrisna selaku Ketua Bidang 5, Sie Kesehatan Panitia Penerima Muktamar membuat berbagai skema agar Muktamar dapat berjalan dengan baik dengan tagline #MuktamarSehat.

Penulis sendiri terlibat di dalam Sie Kesehatan saat Sie Kesehatan sudah berjalan seperempat babak. Terdapat paling tidak 42 orang panitia Sie Kesehatan yang tertulis dalam SK PP Muhammadiyah–sebagian adalah pejabat teras RSM/A–meskipun sependek pengamatan penulis tidak semuanya jalan. Sehingga untuk mengoptimalkan kinerja Sie Kesehatan akhirnya dibentuklah Tim Kerja yang beranggotakan 19 orang. Oh iya, Sie Kesehatan sendiri dipimpin dr. Ibnu Naser (Ketua MPKU PWM Jawa Tengah) dan Istanto, S.Pd.I., M.Pd. (Sekretaris MDMC PWM Jawa Tengah).

Struktur Tim Kerja Sie Kesehatan Muktamar 48

Lantas setelah dibentuk, apakah Tim Kerja dapat berjalan dengan maksimal? Ternyata jauh panggang daripada api. Tim ini juga tidak dapat berjalan sesuai harapan. Akhirnya untuk memaksimalkan SDM yang ada agar program tetap berjalan dibentuklah Tim Teknis yang diberinama Lelembut. Tim ini yang nantinya menjadi motor penggerak Sie Kesehatan Muktamar.

Jadi begini alurnya,

Sie Kesehatan (tidak semua SDM Jalan) —> dibentuklah Tim Kerja (sebagian besar SDM dari Sie Kesehatan) namun tidak semua jalan —> dibentuklah Tim Teknis (Lelembut).

Lelembut ini yang nantinya merencanakan sekaligus mengeksekusi program Sie Kesehatan Panitia Penerima Muktamar. Dan perlu diketahui Lelembut Sie Kesehatan tidak diisi banyak orang. Paling hanya beberapa orang yang bisa dihitung jari tangan. Oh iya, beberapa orang di Lelembut ini juga bertugas secara kultural sebagai Tim Kesehatan Primer. Jika ada panggilan emergency dan tidak ada Tim Kesehatan terdekat yang bisa digerakkan, maka Lelembut akan turun langsung untuk menangani pasien–maklum sebagian besar personil Lelembut adalah Tim SAR–jadi udah biasa gercep (gerak cepat) dan senyap, hehehehe.

Pelatihan Bagi Relawan

Berbicara tentang relawan, Muktamar 48 ini melibatkan banyak sekali relawan, mungkin ribuan jumlahnya. Di Sie Kesehatan sendiri terdapat 300-an relawan (data real masih dalam penghitungan) yang berasal dari beberapa PTM/A, seperti : UM Surakarta, UM Klaten, UM Semarang, Universitas ‘Aisyiyah Surakarta dan ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Relawan ini nantinya akan bertugas nginthil Tim Kesehatan rumah sakit sesuai jobdesk dan penempatannya. Jadi istilahnya relawan ini nanti nemplok dengan rumah sakit. Rumah sakit bertugas di hotel, relawannya ikut. Rumah sakit bertugas di Stadion Manahan, relawannya ikut.

Pelatihan ini terselenggara satu kali dan diikuti oleh sebagian besar relawan, termasuk mahasiswa COAS FK UM Semarang.

Digelarnya pelatihan ini dalam rangka memberikan gambaran kepada relawan mengenai gambaran Muktamar, rencana Sie Kesehatan Muktamar, dan pembekalan tentang pertolongan pertama.

Relawan pun memiliki latarbelakang disiplin ilmu kesehatan yang beragam, ada yang kedokteran, ada yang keperawatan, ada juga yang fisioterapi, ada juga administrasi rumah sakit, dsb.

Alhamdulillah kehadiran relawan sangat membantu kinerja Tim Kesehatan Rumah Sakit yang berisikan 4 orang (1 dokter, 2 perawat, dan 1 driver ambulance).

Pelatihan Relawan Kesehatan Muktamar, Rabu (14/9). Foto : Arsip.
Gelar Gladi Posko Pembukaan

Selain menggelar pelatihan bagi relawan kesehatan Muktamar, Sie Kesehatan juga menggelar Gladi Posko Kesehatan Pembukaan Muktamar. Hal ini dilakukan mengingat pembukaan Muktamar merupakan event yang paling krusial dalam perhelatan Muktamar.

Pada momen pembukaan ini, jutaan orang akan berkumpul di satu lokasi yang di dalamnya terdapat tamu VVIP dan VIP termasuk Presiden Jokowi. Atas pertimbangan tersebut Sie Kesehatan Muktamar menggelar Gladi Posko Kesehatan Pembukaan. Gladi ini sendiri diikuti oleh seluruh Tim Kesehatan dan relawan yang akan ditugaskan pada saat pembukaan Muktamar. Terdapat 29 RSM/A dan 200an relawan yang terlibat di dalam pembukaan Muktamar.

Banyaknya Tim Kesehatan dan relawan yang dilibatkan mempertimbangkan jumlah massa yang akan masuk dan berkumpul di area Stadion Manahan Solo. Gladi ini sendiri dilakukan sehari menggunakan skema yang akan digunakan juga pada saat pembukaan Muktamar. Meskipun pada akhirnya terdapat penyesuaian pada hari H disebabkan beberapa hal teknis. Namun, dengan adanya gladi ini, Tim Kesehatan dan relawan lebih memahami seluk beluk Stadion Manahan dan rencana operasi Tim Kesehatan Pembukaan Muktamar.

Melibatkan Rumah Sakit se Jawa dan Tim Medis Internasional

Untuk menunjang kesehatan seluruh stakeholder yang terlibat di dalam Muktamar 48, baik panitia, peserta, penggembira, bahkan talent pembukaan sekalipun, Sie Kesehatan Muktamar menyiapkan puluhan Pos Kesehatan yang didukung dua rumah sakit lapangan.

Untuk mengisi pos kesehatan dan rumah sakit lapangan ini, Sie Kesehatan melibatkan hampir semua rumah sakit Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Pulau Jawa. Terhitung ada 56 rumah sakit dan satu tim medis internasional yang diturunkan dalam Muktamar 48 ini.

Kelima puluh enam rumah sakit ini ditempatkan diberbagai tempat, seperti Stadion Manahan (venue pembukaan), Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, GOR Kampus 2 UMS, Auditorium Moh Djazman UMS, Gedung Induk Siti Walidah, Pemondokan Peserta (hotel), pemondokan talent dan penggembira, serta rumah sakit lapangan.

Rumah sakit lapangan sebagaimana telah penulis sebutkan di atas betempat di halaman Fakultas Kedokteran UMS yang diisi personil Emergency Medical Team International Muhammadiyah milik PP Muhammadiyah dan di halaman Fakultas Hukum UMS yang diisi personil RS PKU Muhammadiyah Bantul.

Selain Pos Kesehatan dan rumah sakit lapangan, Sie Kesehatan juga menyiapkan rumah sakit rujukan dengan melibatkan seluruh rumah sakit di Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar.

Membuat Call Center dan Tim Sekretariat Sendiri

Untuk memaksimalkan akses ke layanan kesehatan Muktamar, Sie Kesehatan membuka call center dan membentuk Tim Sekretariat Sie Kesehatan yang bertugas di Sekretariat Sie Kesehatan (Lantai 2 Gedung FK Unimus). Pembentukan ini dilakukan untuk mengefisiensikan kinerja Sie Kesehatan selama Muktamar berlangsung.

Terdapat 10 orang relawan kesehatan yang ditempatkan di sekretariat Sie Kesehatan. Merekalah yang mengurus semua berkas Sie Kesehatan dan Pos Kesehatan, serta menjadi call center Sie Kesehatan. Kesepuluh relawan ini merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surakarta yang berasal dari berbagai program studi.

Tim sekretariat ini juga muncul karena Lelembut melihat kinerja Sekretariat Muktamar yang sudah berat dan akan menjadi tidak efisien jika masih harus mengurusi administrasi Sie Kesehatan, sehingga diputuskan untuk membuat Tim Sekretariat sendiri. Perlu diketahui, sampai hari ini Tim Sekretariat Sie Kesehatan masih berjibaku dengan berkas administrasi Sie Kesehatan dan klaim pembayaran rumah sakit rujukan.

Tim Sekretariat Sie Kesehatan Muktamar. Foto : Arsip.
Digitalisasi Info Layanan Kesehatan

Selain melalui call center, Sie Kesehatan Muktamar juga membuat peta pos layanan kesehatan berbasis Google Maps yang dapat diakses oleh semua pihak yang ada di dalam Muktamar.

Peta pos layanan kesehatan iniselama pelaksanaan Muktamar ternyata sangat berguna. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peserta dan penggembira yang dapat mengetahui lokasi pos layanan kesehatan terdekat. Sehingga ketika terdapat kejadian yang perlu ditangani Tim Kesehatan, peserta dan penggembira langsug bisa menuju ke lokasi Tim Kesehatan terdekat.

Disupport Pusdalops MDMC Jawa Tengah

Sie Kesehatan Muktamar tidak berjalan sendiri. Ada kawan-kawan dari MDMC Jawa Tengah yang tergabung di dalam Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) yang selalu mensupport kerja-kerja Sie Kesehatan, khususnya perihal perencanaan dan pelaksanaan rencana kedaruratan.

Tidak main-main, Ketua MDMC Jawa Tengah Naibul Umam Eko Sakti turun langsung mengawal Pusdalops MDMC Jateng. Bertempat di Area 12 (Supporting Office Biro Kerjasama dan LPB PWM Jawa Tengah, belakang Auditorium Moh Djazman UMS), Pusdalops stand by 24 jam.

Pada saat pembukaan, personil Pusdalops MDMC Jateng juga bergerak untuk membantu penanganan rujukan pasien dari Stadion Manahan ke rumah sakit rujukan, mengingat pada saat pembukaan suasana begitu crowded.

Begitulah dinamika Sie Kesehatan Muktamar 48, masih ada beberapa cerita lagi di balik suksesnya #MuktamarSehat pada gelaran Muktamar kali ini. Insyaallah akan penulis sampaikan pada artikel selanjutnya.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE