Berita

Kader Mau Kerja di AUM Kok Susah ?

PWMJATENG.COM – Salatiga, Diusianya yang menginjak ke-106 tahun Muhammadiyah semakin berkembang dengan pesat, ribuan sekolah berdiri, ratusan perguruan bertengger dibeberapa kota di Indonesia, lantas siapakah yang bekerja dan menjalankan operasional amal usaha yang total nilainya triliunan tersebut, sehingga bisa terus berjalan dan berkembang hingga saat ini.

Amal usaha Muhammadiyah telah berhasil membantu pemerintah dengan membuka ribuan lapangan pekerjaan dari berbagai tingkatan dan jenis profesi. Seringkali ketika ada amal usaha yang membuka lowongan untuk merekrut karyawan baru, meja Human Resource and Development (HRD) ataupun di pos satpam, lamaran menggunung, berharap diterima menjadi karyawan di instansi yang sedang membutuhkan tenaga kerja baru itu.

Dalam perekrutan karyawan alam usaha, Muhammadiyah selalu memiliki standar sesuai peraturan agar bisa menjalankan operasional, biasanya selalu diprioritaskan memilih yang kader dan profesional, kondisi tersebut adalah ideal bagi amal usaha Muhammadiyah.
Namun timbul dilema ketika dari pelamar yang daftar ternyata kader Muhammadiyah nilai tesnya tidak lebih baik dari yang bukan kader Muhammadiyah. Tafsir, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah (PWM Jateng) memberikan tanggapannya terkait hal tersebut.

“Menjadi kader itu jangan hanya aktif sibuk kegiatan, tapi juga dokumen-dokumen resmi Muhammadiyah dibaca, sehingga komitmennya bagus wawasan juga bagus, tandasnya. Hal tersebut dikatakan oleh tafsir, saat membahas kader yang tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Muhammadiyah yang jawabannya harus sesuai dengan Anggaran dasar dan anggaran Rumah tangga. “wawasan tentang Muhammadiyah harus dilandasi dengan doktrin resmi dari Muhammadiyah, sehingga kalau menjawab pertanyaan tujuan Muhammadiyah apa tidak ngarang tapi harus jelas” pungkasnya.

Menurut Tafsir, ada tiga komponen dalam mengangkat pejabat di amal usaha Muhammadiyah, yang pertama yaitu komitmen, sejauh mana orang tersebut komitmen terhadap Muhammadiyah, yang kedua kompetensi; orang yang akan duduk di amal usaha harus punya kompetensi atau profesional, menurutnya tidak cukup hanya bermodalkan semangat menggebu-gebu, dan yang terakhir adalah leadership, kemampuan memimpin atau menjalankan tugas harus dimiliki, termasuk didalamnya kader tidak sering izin saat menjalankan tugasnya di amal usaha.

Tafsir berpendapat bahwa ketika ada tes seleksi masuk amal usaha maka yang diterima adalah cenderung yang nilai tesnya lulus atau bagus, walaupun mungkin dia bukan berasal dari kader Muhammadiyah. Hal tersebut disampaikannya saat mengisi materi alislam kemuhammadiyahan dalam acara Baitul Arqam Pemuda Muhammadiyah di Kopeng Salatiga(10/22/2018) *

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE