Inilah Para Kader Cantik Relawan Tanggap Bencana
PWMJATENG.COM – Semarang, Ketika terjadi bencana di belahan bumi manapun, Muhammadiyah selalu tampil dengan sigap meresponnya dengan cepat tanggap melalui lembaga penanggulangan bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Amil Zakat Infak Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu).
Para relawan yang tergabung di MDMC terdiri dari berbagai latar belakang, baik pendidikan maupun keahliannya.
Seperti 4 gadis asal Jawa Tengah ini, mereka memilih bergabung menjadi relawan bencana karena alasan kemanusiaan, Sebut saja ada Ranum Ester Putri Pradani, Nurul Sumah, Hilfa Azmi Syahidah dan Zahra Undzira Kurna Putri.
Pasca kepulangan dari Lombok NTB, saat ini mereka berangkat menuju Palu Sulawesi Tengah, untuk menjalankan misi kemanusiaan tanggap bencana.
Mereka berangkat ke Palu dengan Kapal Laut melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dan akan bertugas di Palu selama 7 hari.
Ranum adalah kader Hizbul Wathan sekaligus Tapak Suci, gadis asli Semarang ini memutuskan untuk menjadi relawan bencana dengan alasan keterpanggilan jiwa untuk berbagi.
“karena jiwa kami terpanggil, berbagi apa yang kita miliki meski bukan materi” terang Ranum.
Awalnya orangtua ranum menentang saat ia memilih untuk terjun ke lokasi bencana namun akhirnya direstui juga
“Sejauh ini tidak ada yang dikhawatirkan, orang tua awalnya menentang, tp sekarang sudah ikhlas (jadi relawan). Imbuh ranum
Lain lagi dengan Hilfa Azmi Syahidah, ia bergabung menjadi relawan karena latar belakang pendidikannya sebagai perawat merasa sangat dibutuhkan di lokasi bencana.
“karena ingin bermanfaat bagi umat, menyalurkan ilmu yang sudah didapat” jelas Hilfa
“Hatinya tergugah, lanjut Hilfa, banyak yang bisa dilakukan untuk membantu, jadi tidak boleh diam saja, mereka butuh bantuan kita, dan yang mereka butuhkan ada pada saya, makanya saya ingin bermanfaat” tegasnya.
Zahra Undzira Kurna Putri, Gadis asal Aceh ini sedang kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, program studi fisiotepari, Zahra merasa selama ini petugas medis yang diterjunkan ke lokasi bencana kebanyakan dokter dan perawat, namun menurutnya ahli fisioterapi pun sangat dibutuhkan membantu korban bencana.
“karena misi dakwah, karena mengambil fisioterapi, jadin ingin lebih menerapkan lagi ilmunya, karena tak hanya dokter dan farmasi saja yang dibutuhkan tapi fisioterapi juga bagus diterapkan dalam (menolong korban) bencana. tutur Zahra.
Fisioterapi itu, lanjut Zahra, seperti diterapkan untuk korban yg disabilitas, pasca operasi, fraktur, stroke, jadi fungsi fisioterapi untuk optimalkan fungsional seseorang. Tegas Zahra.
Menurut Zahra dalam bencana para korban tidak bisa ke rumah sakit maka harus diterapi agar tidak terhambat penyembuhannya.
Nurul Sumah, Gadis asal Magelanh ini menjadi relawan di MDMC sejak kelas 1 SMA, ia pernah ditugaskan di Lombok NTB, bencana banjir bandang Magelang, longsor di Purworejo, puting beliung di Magelang, dan sekarang berangkat ke Palu Sulteng.
Nurul senang menjadi relawan bencana karena muncul solidaritas membuat relawan dilapangan senang saat bertugas.
Ranum dan Hilfa merupakan kader Tapak Suci dan Hizbul Wathan di Unimus, dan saat ini bertugas di salah satu lembaga zakat di Kota Semarang, sedangkan Zahra dan Nurul bertugas sebagai relawan MDMC Jawa Tengah. (TR)