Berita

Hoax Penolakan Masyarakat Aceh terhadap Pengungsi Rohingya

PWMJATENG.COM, Semarang – Beberapa waktu terakhir, media digemparkan dengan kedatangan ratusan pengungsi Rohingya yang masuk ke Indonesia melalui jalur laut. Dengan menggunakan kapal yang tak layak, para pengungsi Rohingya mendarat di Aceh. Tercatat pada 10 Desember 2023, 400 orang pengungsi Rohingya sampai di Aceh. Jumlah tersebut menambah keseluruhan pengungsi, yang hingga saat ini sudah mencapai 1.500-1.600an orang.

Tersiar kabar juga, bahwa masyarakat Aceh pada beberapa waktu terakhir menolak kedatangan pengungsi Rohingya. Tak sedikit pula, sebagaimana yang disiarkan berbagai media, masyarakat Aceh meminta Pemerintah Indonesia untuk memulangkan para pengungsi Rohingya.

Namun, kabar penolakan tersebut dibantah oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Aceh, H. Muhammad Yamin, S.E., M.Si., pada Podcast Inside yang diselenggarakan oleh MPI dan Lazismu Jateng, Selasa (23/1).

Dengan tegas, Yamin menyatakan bahwa penolakan terhadap pengungsi Rohingnya dilakukan oleh beberapa oknum, namun dibesar-besarkan melalui media, sehingga terlihat bahwa masyarakat Aceh lah yang menolak pengungsi Rohingya.

“Adapun yang kemarin heboh-heboh penolakan itu, ya karena narasi yang disampaikan ke media masa terlalu masif. Maka, kita bantu (melalui) teman-teman Lazismu untuk melakukan (pendidikan) literasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan,” ucap Yamin.

Berkenaan dengan isu-isu pengungsi Rohingya yang berperilaku kurang baik, Yamin menyatakan, bahwa perilaku yang diisukan tersebut sebenarnya juga terjadi saat ada bencana yang dialami masyarakat Indonesia. Itupun tidak semua pengungsi, melainkan satu-dua orang saja.

Baca juga, Sekoci Gambar Matahari Jelang Pilpres 2024

“Kalaupun ada isu-isu tentang perilaku mereka, sebenarnya itu perilaku umum yang (juga) kita lakukan (saat tertimpa bencana). Hanya saja, ini digeneralisir menjadi sikap bersama, padahal hanya satu-dua orang. Nah, yang muncul di media massa kemarin itu perilaku mereka BAB di sembarang tempat. Memang di tempat pengungsi semua terbatas, sanitasinya tidak beres, makannya tidak teratur. Jadi, ya mereka sebenarnya mereka mengikuti situasi dan kondisi itu,” imbuh Yamin.

Yamin juga mengingatkan kepada segenap masyarakat, khususnya Aceh, bilamana dahulu saat terjadi Tsunami di Aceh, pengungsi dari Aceh pun diterima di berbagai tempat, tak hanya di Indonesia namun juga hingga negara-negara tetangga. Sehingga, sudah seyogyanya masyarakat Aceh membantu pengungsi Rohingya.

Pada kesempatan tersebut, Yamin juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah di Aceh, melalui Lazismu dan MDMC konsisten turut serta membantu pengungsi Rohingya, di bawah koordinasi UNHCR. Bahkan Yamin mengatakan bahwa Muhammadiyah telah membantu pengungsi Rohingya sejak tahun 2009, di mana saat itu pertama kali masuknya pengungsi Rohingya ke Indonesia. Kemudian, di tahun 2020, pada saat terjadi gelombang masuknya pengungsi Rohingya ke Aceh, Muhammadiyah juga turut serta memberikan bantuan. Beberapa program yang telah dijalankan, di antaranya pendistribusian bahan makanan, hygiene kit, familiy kit, pemeriksaan kesehatan, serta layanan cukur rambut gratis.

Di akhir, Yamin mengungkapkan bahwa ke depan program-program yang dilakukan oleh Muhammadiyah Aceh akan terus berjalan, juga turut berkoordinasi dengan Pemerintah dan UNHCR.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE