Hikmah Isra Miraj: Menyelaraskan Iman dan Islam
Hikmah Isra Miraj: Menyelaraskan Iman dan Islam
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – Peristiwa Isra Miraj adalah pengejawantahan dari sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim-Nya kepada umat manusia yang bertauhid. Isra Miraj merupakan perjalanan luar biasa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu yang singkat, hanya dalam hitungan beberapa jam. Dengan bantuan Buraq, beliau sampai ke langit ketujuh dan bertemu langsung dengan Allah SWT. Di sinilah, Kekasih Allah menerima perintah untuk melaksanakan ibadah sholat, yang awalnya 50 waktu, namun setelah terjadi diplomasi antara Nabi dan Allah, menjadi 5 waktu.
Setiap tanggal 27 Rajab, umat Islam memperingati peristiwa penting ini. Peristiwa Isra Miraj menunjukkan bukti kasih sayang Allah kepada hamba-Nya, sebagai tanda keistimewaan yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Jika kita menggali lebih dalam, baik dari Al-Qur’an maupun literatur sejarah, peristiwa ini jelas menggambarkan keselarasan tauhid, kesucian, dan kebersihan nurani setiap insan.
Sebelum Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW dibersihkan hatinya oleh Malaikat Jibril, dengan cara membuka tubuh beliau untuk dibersihkan. Hal ini dilakukan agar beliau siap dalam perjalanan dan perjumpaan dengan para nabi serta Allah SWT. Proses ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Isra ayat 1:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ١
Subḥāna alladhī asrā bi-‘abdihi laylā min al-masjidil-ḥarām ilā al-masjidil-aqsā alladhī bāraknā ḥawlahū linurīyahū min āyātinā, innahū huwa as-samī‘u al-basīr.
“Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Baca juga, Fadhilah Shalat Sunnah Ba’da Jum’at, Fajar, dan Dhuha
Menyelaraskan Iman dan Islam
Dari Surat Al-Isra ayat 1 di atas, terdapat beberapa hikmah yang bisa kita ambil. Pertama, sifat Allah yang Maha Suci (Al-Quddus) memperjalankan Kekasih-Nya untuk memberikan kabar baik dan peringatan mengenai amal perbuatan manusia di dunia, terutama amal sholat. Sholat mengajarkan pentingnya ketundukan seorang hamba kepada Sang Rabb, penguasa alam semesta.
Kedua, Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa merupakan tempat yang dimuliakan oleh Allah. Kedua tempat ini menjadi titik kelahiran dan kebangkitan para nabi, di mana banyak nabi yang lahir dan tumbuh di sekitar tempat-tempat tersebut.
Ketiga, Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW betapa indahnya surga dan kebahagiaan orang-orang yang ada di dalamnya. Sebaliknya, beliau juga diperlihatkan api yang berkobar-kobar di neraka sebagai tempat orang-orang yang tidak tunduk dan patuh kepada Allah SWT.
Keempat, Allah menjelaskan bahwa setiap amal perbuatan manusia, baik dan buruk, akan mendapatkan balasan yang sesuai. Allah Maha Teliti, Maha Mendengar, dan Maha Melihat, bahkan atas segala sesuatu yang kecil sekalipun. Oleh karena itu, tidak ada yang bisa menipu Allah.
Hikmah Isra Miraj
Peristiwa Isra Miraj mengandung hikmah yang sangat mendalam. Keimanan seseorang harus selaras dengan amal kebajikan sebagai bentuk ketundukan seorang hamba kepada Sang Khalik. Hanya dengan begitu, kita bisa mendapatkan keselamatan dan keberkahan dalam hidup.
Semoga kita semua dapat meraih rahmat dan syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Amin.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
