BeritaKolomTokoh

Dipertemukan dengan Kiai Tafsir

Dipertemukan dengan Kiai Tafsir

Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul)*

PWMJATENG.COM –  Pada Ahad, 18 Februari 2024, sebuah kebahagiaan tersendiri bagi seseorang bisa bertatap muka langsung dengan seorang tokoh sekaliber Dr. KH. Tafsir, M.Ag. Beliau merupakan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah dan hadir dalam sebuah kegiatan persyarikatan.

Bagi penulis, bertemu langsung dan mendengarkan ceramah beliau adalah suatu kehormatan dan kebahagiaan tersendiri. Terlebih lagi bagi Gus Zul, yang merupakan orang kampung (orang dusun), bisa langsung berinteraksi dengan beliau dan mendengarkan ceramahnya dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, sesuai dengan gaya pembawaan seorang kiai pondok.

Kiai Tafsir memiliki latar belakang keluarga santri dari Nahdlatul Ulama di daerah Kebumen. Beliau adalah tokoh Muhammadiyah yang sangat dikenal di Jawa Tengah, terutama di kalangan warga persyarikatan Muhammadiyah. Melalui sentuhan seni dalam misi Muhammadiyah, Kiai Tafsir mampu menjalin persatuan meskipun terdapat perbedaan pandangan di kalangan Muhammadiyah.

Salah satu contohnya adalah acara Muhammadiyah Jateng Bersholawat di halaman kantor Gubernur Jawa Tengah yang dihadiri oleh ribuan jama’ah dari seluruh Jawa Tengah. Hal ini membuktikan bahwa dakwah dengan sentuhan seni dan budaya dapat memperluas pesan agama serta memberikan hiburan dan kegembiraan kepada umat, seperti yang dicontohkan oleh para wali songo, terutama Sunan Kalijaga.

Baca juga, Dari Menulis Menjadi Sebuah Karya dan Mendapatkan Apresiasi

Kiai Tafsir juga dianugerahi gelar dari Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dengan gelar Kanjeng Raden Aryo Temenggung (KRAT) Dr. Tafsir Dwijo Luhur Pujo Nagoro atas jasanya dalam melestarikan budaya kraton. Beliau dianggap berjasa dalam menjaga kebudayaan kraton Mataram Islam yang memiliki hubungan penting dalam gerakan dakwah Muhammadiyah di Solo.

Dalam bermuhammadiyah, Kiai Tafsir mencermati kondisi aktual dalam kegiatan persyarikatan. Beliau mencoba membuka tabir akan pola pikir yang progresif namun kadang konservatif di kalangan aktivis Muhammadiyah. Hal ini tercermin dalam peluncuran buku “Dilema Purifikasi Muhammadiyah antara Progresivisme dan Konservatisme” pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo.

Dari sini, jelas bahwa sebagai warga, kader, atau pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah, kita perlu memiliki pandangan yang progresif yang menghargai nilai budaya. Kita tidak boleh menganggap progresifitas sebagai konservatifitas sendiri. Dalam dakwah yang mencerahkan, mencerdaskan, dan menggembirakan umat, Muhammadiyah perlu tetap menjaga nilai-nilai progresif dalam perspektifnya.

*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE