BeritaBudayaKolom

Budaya dan Tradisi Masyarakat Jawa Menyambut Ramadan

Budaya dan Tradisi Masyarakat Jawa Menyambut Ramadan

Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul)*

PWMJATENG.COM – Bulan Ramadan tinggal menghitung hari seiring kedatangan tamu agung, dan masyarakat Jawa merayakannya dengan berbagai cara. Di antara tradisi yang lazim dilakukan adalah membersihkan makam, mengadakan sedekah kenduri, dan acara padusan serta kenduri Apem dan Dugderan pada malam menjelang bulan suci Ramadan. Tradisi ini dijalankan dari tanggal 15 (limolasan) hingga tanggal 25 (Selawenan), bahkan ada yang hingga tanggal 29 Syaban (ruwah). Sehari sebelum berpuasa, masyarakat juga melakukan padusan dan kenduri Apem sebagai tanda masuknya bulan suci Ramadhan, diumumkan dengan memukul bedug atau membunyikan meriam oleh pemangku wilayah.

Jika ditelisik lebih dalam, tradisi ini sejalan dengan ajaran agama Islam, dengan simbol dan filosofi yang mengandung makna mendalam. Membersihkan makam, misalnya, merupakan pengingat untuk tidak melupakan leluhur dan orang tua yang telah meninggal, sementara kenduri mengajarkan tentang kebiasaan bersedekah dan jiwa sosial, sesuai dengan pesan dari surat Al-Ma’un.

Baca juga, 2695 Hari Menjadi Lurah Muhammadiyah

Tradisi Padusan, yang menekankan pentingnya kebersihan jasmani dan rohani, tercermin dalam kenduri Apem yang memiliki makna ‘Afu’un’ (meminta ampunan) kepada Allah atas kesalahan yang telah dilakukan. Akulturasi budaya memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa, seperti yang dilakukan oleh para Wali Songo.

Oleh karena itu, generasi saat ini memiliki tanggung jawab untuk merawat kebudayaan dan tradisi, dengan memastikan bahwa nilai-nilai yang ditanamkan tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Peran para pendakwah dalam memberikan pemahaman yang bijak dan tidak menghakimi sangatlah penting dalam menjaga kesinambungan tradisi yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Kultur Jawa yang masih mengikuti tradisi tertentu perlu dipahami dalam konteks budaya dan nilai-nilai Islam. Moderasi dalam beragama, dengan sikap bijak dan humanis, adalah kunci untuk meluruskan tradisi yang tidak sesuai, tanpa menimbulkan kekacauan dalam masyarakat.

*Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE