Berita

Wahyudi: Jurnalis Amar Ma’ruf Nahi Munkar

PWMJATENG.COM – Semarang, Menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran atau Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang menjadi ajaran Islam tidak melulu dilaksanakan oleh organisasi masyarakat (ormas) Islam saja, tetapi juga dilakukan oleh para Jurnalis. Hal tersebut disampaikan oleh Pembina Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Wahyudi saat membuka acara Pelatihan Jurnalistik Untuk Relawan di Gedung NRC Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) pada 8 September 2018.

“Kerja Jurnalis adalah kerja Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Dan itu sesuai dengan karakteristik Muhammadiyah”. Ungkapnya di depan 81 peserta Pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh MPI PWM Jawa Tengah kerjasama dengan TVMu, JM Radio, dan Tabloid Cermin itu.

Wahyudi menjelaskan dalam kerja Jurnalis setidaknya ada dua hal penting. Yang pertama adanya edukasi di dalamnya. Informasi-informasi yang diramu dan disebarkan oleh Jurnalis dapat mengedukasi publik. Di tengah gencarnya berita hoax yang menyebar Wahyudi berharap Jurnalis Muhammadiyah dapat menangkalnya dengan informasi yang benar dan bermanfaat.

“Hadits saja ada yang hoax atau disebut maudlu’ dalam ilmu hadits”. Ungkapnya.

Selain edukasi, di dalam kerja jurnalis terdapat juga aspek sosial kontrol. Jurnalis berfungsi sebagai kontrol sosial terhadap masyarakat dan pemerintah. Dengan adanya jurnalis kebutuhan-kebutuhan di masyarakat dapat tersampaikan ke pemerintah.

“Jurnalis tidak hanya memuji pemerintah, tapi juga mengkritik dan memberi masukan”. Kata Wakil Sekretaris PWM Jawa Tengah itu.

Sementara itu, Ketua MPI Jawa Tengah, Teguh Hadi Prayitno dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa jurnalis dan media adalah hal yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Muhammadiyah yang sarat dengan kegiatan-kegiatan positifnya harus dipublikasikan melalui tulisan agar dapat menginspirasi. Melalui pelatihan jurnalistik ini Teguh berharap lahir jurnalis-jurnalis Muhammadiyah yang mendekomentasikan kegiatan-kegiatan Muhammadiyah di tempatnya masing-masing melalui tulisan.

“Semoga pasca pelatihan ini peserta terus istiqamah menjadi jurnalis Muhammadiyah”. Harap Doktor Ilmu Sosial Undip itu.

Meski pelatihan jurnalistik untuk relawan ini semula hanya diperuntukkan untuk peserta dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Demak. Tapi kini pelatihan ini banyak diminati dari daerah lain seperti Pekalongan dan Solo. Meski begitu peserta tetap diseleksi dari jumlah pendaftar awal 150 peserta menjadi 81 peserta. (BADRUN).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE