
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus menapaki jalur strategis menuju predikat World Class University (WCU). Salah satu langkah konkret yang kini diperkuat adalah pengembangan pusat studi sebagai pusat riset dan pengembangan keilmuan dosen maupun mahasiswa.
“Kalau ingin menjadi World Class University, maka universitas harus menjadi universitas riset. Dan pusat studi adalah salah satu kunci utama menuju ke sana,” tegas Ketua Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) UMS, Sri Sunarjono, Sabtu (19/4).
Sri menjelaskan bahwa pusat studi bukan sekadar tempat penelitian, tetapi juga wadah integrasi antara riset, publikasi, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan ilmu yang aplikatif. Menurutnya, melalui pusat studi, arah penelitian dosen menjadi lebih fokus dan berdampak langsung.
UMS menargetkan memiliki 36 pusat studi aktif mulai Januari 2025. Seluruhnya akan memiliki struktur kepengurusan yang sah sesuai Surat Keputusan Rektor. “Dulu jumlah pusat studi bisa berubah-ubah, ada yang aktif, ada yang mati suri. Tapi mulai 2025, semuanya kita SK-kan secara seragam. Artinya, pengelolanya jelas, programnya jelas, dan roadmap-nya jelas,” ujarnya.
Pusat studi kini diwajibkan memilih satu dari tujuh tema riset strategis yang telah ditetapkan universitas. Langkah ini dirancang agar arah riset tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan sinergis dan mendukung visi besar UMS.
Dengan konsep baru tersebut, pusat studi akan menjadi simpul kolaborasi antara dosen, mahasiswa, pemerintah, dan industri. Penelitian tak lagi bersifat individual atau sporadis, melainkan menjadi bagian dari program terencana dan berkelanjutan.
Baca juga, Tembus Rp75 Miliar, Lazismu Jateng Cetak Rekor Penghimpunan pada Ramadan 1446 H!
“Sekarang kalau ada mahasiswa yang mau mengerjakan tugas akhir, dosen bisa langsung mengarahkan ke program riset yang sudah ada di pusat studi. Ini sangat memudahkan pemetaan sekaligus mempercepat kolaborasi,” ungkap Sri.
Tak hanya fokus pada ranah akademik, pusat studi juga dituntut untuk aktif di tengah masyarakat dan menjadi mitra strategis pemerintah daerah. UMS berharap hasil riset tak hanya berhenti di jurnal ilmiah, tetapi juga diwujudkan dalam program pelatihan, advokasi kebijakan, hingga solusi konkret bagi permasalahan sosial.

“Kita ingin pusat studi tidak hanya menunggu project, tetapi juga menciptakan project. Bahkan memberi masukan kepada pemerintah daerah berdasarkan hasil kajian akademik,” jelas Sri.
Sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di bidang riset, UMS memandang penguatan pusat studi sebagai kunci utama mencapai reputasi global. Meski menyadari bahwa jalan menuju World Class University masih panjang, Sri menyatakan optimismenya terhadap strategi ini.
“Kalau dulu dosen riset tanpa rumah, kini mereka punya rumah. Ada pusat studi. Ada programnya. Dan itu membuat arah riset jadi jelas,” tandasnya.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha