Kolom

Tren Fashion Muslimah: Antara Syariat dan Gaya Hidup Modern

PWMJATENG.COMย โ€“ย Perkembangan dunia fashion tak henti berinovasi. Salah satu segmen yang kian menunjukkan eksistensinya adalah fashion muslimah. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, tren busana muslimah terus mengalami perubahan, baik dari sisi desain, bahan, hingga cara pemakaian. Namun, di balik gemerlapnya dunia mode, terdapat pertanyaan fundamental yang terus menggema: sejauh mana tren fashion muslimah tetap berpijak pada nilai-nilai syariat Islam?

Fashion muslimah dewasa ini tak sekadar menjadi kebutuhan berpakaian yang menutup aurat, melainkan telah menjelma sebagai identitas, ekspresi diri, bahkan simbol status sosial. Berbagai peragaan busana (fashion show), baik di dalam maupun luar negeri, kerap menyuguhkan karya-karya desainer muslim yang menampilkan busana modest namun tetap bergaya. Indonesia, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, turut menjadi kiblat fashion muslimah global. Hal ini terlihat dari gelaran Indonesia Muslim Fashion Festival (MUFFEST) dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang rutin menampilkan kreasi desainer lokal dengan sentuhan syariah.

Dalam perspektif syariat, berpakaian bagi perempuan muslimah memiliki aturan yang jelas. Islam mewajibkan perempuan menutup aurat secara sempurna, longgar, tidak transparan, serta tidak menyerupai pakaian laki-laki atau menyerupai pakaian kaum nonmuslim. Pakaian juga tidak boleh mengundang syahwat atau menimbulkan tabarruj (berhias berlebihan). Dengan kata lain, fungsi utama dari busana muslimah adalah menjaga kehormatan dan kesucian diri.

Namun, realitas di lapangan menunjukkan adanya pergeseran makna dalam memahami busana muslimah. Banyak kalangan muslimah yang lebih mengutamakan aspek estetika ketimbang fungsi syarโ€™i. Fenomena ini terlihat dari maraknya model busana ketat, berhijab namun memakai celana skinny atau tunik pendek, hingga jilbab dengan lilitan dan aksesoris berlebihan. Ironisnya, semua ini diklaim sebagai bagian dari tren fashion muslimah.

Nur Rofiah, dosen dan pakar studi Islam gender, menyampaikan bahwa busana muslimah seharusnya tidak hanya indah dipandang, tetapi juga menumbuhkan kesadaran spiritual. โ€œBerpakaian muslimah bukan hanya soal kain dan desain, tetapi juga cerminan dari ketundukan pada Allah,โ€ ujarnya dalam sebuah seminar daring bertema โ€œBusana Muslimah di Era Digitalโ€.Bca

Tidak dapat dimungkiri bahwa tren fashion muslimah juga dipengaruhi oleh gaya hidup urban dan komersialisasi industri busana. Media sosial berperan besar dalam membentuk standar baru berpakaian di kalangan generasi muda. Influencer hijab dan selebgram muslimah turut andil dalam memopulerkan gaya berpakaian yang kadang bertabrakan dengan nilai-nilai syariah. Citra muslimah ideal tak jarang dikonstruksi berdasarkan standar visual semataโ€”modis, langsing, dan berkulit cerahโ€”alih-alih pada kepribadian atau akhlak.

Baca juga, Tembus Rp75 Miliar, Lazismu Jateng Cetak Rekor Penghimpunan pada Ramadan 1446 H!

Meski demikian, tidak semua tren fashion muslimah bersifat negatif. Banyak pula desainer dan pelaku industri yang berusaha menggabungkan unsur syariat dengan estetika modern secara proporsional. Label-label busana seperti Shafira, Elzatta, dan Zaskia Mecca berhasil menghadirkan busana yang syarโ€™i namun tetap trendi dan elegan. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa syariat tidak menghalangi kreativitas, selama tidak melanggar batasan yang ditetapkan agama.

Bahkan, tren fashion muslimah yang sesuai syariat bisa menjadi sarana dakwah yang efektif. Dengan tampilan yang menarik namun tetap sopan, seorang muslimah bisa menjadi teladan dalam kehidupan sosial. Busana syarโ€™i yang dikenakan dengan penuh keyakinan dan rasa bangga mampu mengubah persepsi masyarakat terhadap Islam yang selama ini dianggap konservatif.

Maka dari itu, penting bagi para muslimah untuk memahami esensi berpakaian dalam Islam secara utuh. Tidak cukup hanya mengikuti tren, tetapi harus dibarengi dengan pengetahuan agama yang memadai. Para orang tua, pendidik, dan tokoh agama juga memiliki peran strategis dalam membimbing generasi muda agar tidak terjebak pada gaya hidup yang semu.

Pemerintah pun seharusnya turut mendukung industri fashion muslimah yang berlandaskan syariat, melalui regulasi, edukasi, dan pembinaan terhadap pelaku usaha. Apalagi, sektor ini memiliki potensi ekonomi yang besar. Menurut laporan Global Islamic Economy Indicator, pasar fashion muslim dunia diperkirakan mencapai 311 miliar dolar AS pada 2024.

Sebagai penutup, tren fashion muslimah merupakan dinamika yang tidak bisa dihindari di era modern. Namun, dinamika ini semestinya tidak menjauhkan muslimah dari esensi ajaran agamanya. Keseimbangan antara syariat dan gaya hidup harus menjadi pijakan utama. Fashion muslimah yang ideal adalah yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menentramkan jiwa. Karena sejatinya, berpakaian adalah ibadah yang mencerminkan ketakwaan, bukan sekadar gaya.

Ass Editor : Ahmad; Editor :ย M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE