PWMJATENG.COM, Sukoharjo – Sebagai langkah nyata menciptakan lingkungan pendidikan yang ramah anak, SD Muhammadiyah Palur menggelar In House Training (IHT) bertajuk “No Bully, Sekolah Lebih Happy” pada Kamis (30/11). Kegiatan ini diikuti oleh 60 guru dan staf sekolah, menghadirkan Fajriah, anggota Tim Sekolah Ramah Anak (SRA) Provinsi Jawa Tengah, sebagai pemateri utama.
Kegiatan dibuka dengan sambutan hangat dari Sri Karyani, pengawas TK/SD Kecamatan Mojolaban. Ia memberikan apresiasi tinggi atas inisiatif SD Muhammadiyah Palur dalam menyelenggarakan pelatihan yang berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan. “SD Muhammadiyah Palur telah membuktikan komitmennya untuk berkontribusi mencerdaskan anak bangsa. Bismillahirrahmanirrahim, selamat mengikuti pelatihan ini!” ujar Sri Karyani dengan penuh semangat.
Suasana pembukaan semakin khidmat ketika seluruh peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Sang Surya. Kepala SD Muhammadiyah Palur, Noor Afifah Rachmawati, dalam sambutannya berharap pelatihan ini dapat menjadi titik awal sekolah menuju Satuan Pendidikan Ramah Anak. “Kami ingin membangun lingkungan belajar yang bebas dari bullying dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal,” tuturnya.
Inti pelatihan dimulai pukul 08.15 WIB, dipandu oleh Hanif Sholeh, moderator muda yang mampu mencairkan suasana dengan gaya komunikasinya yang segar. Dalam sesi materi, Fajriah menjelaskan langkah-langkah strategis menuju Satuan Pendidikan Ramah Anak, dimulai dari deklarasi publik hingga penerbitan Surat Keputusan (SK) SRA.
“Untuk menciptakan sekolah ramah anak, seluruh pihak harus memiliki persepsi yang sama dan memahami elemen-elemen pentingnya. Ada 3 pilar, 4 hak dasar anak, 5 prinsip utama SRA, serta 6 komponen pendukung yang harus diterapkan,” jelas Fajriah. Ia menambahkan bahwa IHT ini merupakan langkah awal yang tepat bagi SD Muhammadiyah Palur untuk menyamakan visi dengan seluruh pemangku kepentingan.
Baca juga, Ahlusunnah Wal Jamaah dalam Pemahaman Muhammadiyah
Sebagai seorang Koordinator Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan Kota Semarang sekaligus anggota Tim SRA Jawa Tengah, Fajriah menegaskan kesiapannya untuk mendampingi sekolah dalam proses menuju sertifikasi SRA.
Di penghujung sesi, Fajriah membuka kesempatan bertanya kepada peserta. Salah satu pertanyaan menarik datang dari Dewangga Saputra, perwakilan Paguyuban Orang Tua Murid. Ia menanyakan waktu yang ideal untuk mendeklarasikan sekolah sebagai Satuan Pendidikan Ramah Anak.
“Semua pihak harus terlibat dalam deklarasi ini agar maknanya lebih mendalam dan berkelanjutan,” ungkap Dewangga. Ia juga menyatakan rasa puasnya terhadap pelatihan ini. “Kami sebagai orang tua merasa lebih tercerahkan dan optimis terhadap masa depan pendidikan anak-anak kami,” tambahnya.
Dalam penutupannya, Fajriah menekankan pentingnya penerapan disiplin positif sebagai kunci keberhasilan pendidikan ramah anak. “Dengan disiplin positif, kita tidak hanya mencetak anak yang cerdas, tetapi juga berkarakter mulia,” tegasnya.
Pelatihan ini menjadi tonggak penting bagi SD Muhammadiyah Palur untuk semakin memperkuat komitmennya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua siswa. Harapan besar disematkan pada langkah-langkah lanjutan yang akan diambil, menjadikan sekolah ini sebagai pelopor pendidikan ramah anak di Sukoharjo.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha