EditorialSemarak Musywil Jateng

Sate, Ikan, Pia dan Durian

Oleh : Khafid Sirotudin*

PWMJATENG.COM – Setiap daerah di Jawa Tengah memiliki makanan khas dan buah unggulan, khususnya durian. Aneka makanan dan minuman bisa kita nikmati ketika berkunjung. Begitu juga dengan Tegal (Kabupaten dan Kota).

Kami gunakan kesempatan sebagai Penggembira Muspimwil PWM Jateng, Sabtu 28 Januari 2023 di pendopo Kabupaten Tegal untuk sekedar menikmati sebagian makanan “klangenan” (kenangan). Kami berdua dengan Lukman Hakim, Sekretaris LHKP PWM. Berangkat melalui pintu tol Trans Jawa KM 384 Weleri. Hanya butuh waktu 1 jam 15 menit sampai exit tol Slawi dengan kecepatan rata-rata 80-100 km per jam.

Sejak berangkat kami sudah berbincang rencana menikmati beberapa pangan lokal yang sudah melegenda di Tegal. Untuk kesempatan kali ini kami sengaja menghindari makan sate domba/kambing di Warung Sate Balibul (Bawah Lima Bulan) maupun “Ndhas Menda” (Kepala Kambing) di Warung Sari Menda langganan kami. Sadar diri dengan umur dan kondisi uzur tubuh kami. Khususnya mas Lukman yang hari ini kadar gulanya sedang naik 300.

Durian Jatinegara

Sebagai penggembira kami berdua sengaja tidak masuk ruangan pendopo. Sebab sudah cukup jelas mendengarkan sambutan Bupati dan Ketua PWM Dr. KH. Tafsir, M.Ag. dari lobby samping selatan pendopo. Hikmahnya kami bisa menyapa, salaman dan cipika cipiki dengan banyak sesepuh PWM/PDM dan puluhan peserta yang keluar pendopo untuk sekedar membuang hajat kecil di toilet.

Beruntung di luar pendopo kegiatan ada Zaenal, anggota Kokam Jatinegara nyambi jualan durian. Salah satu produk unggulan sebagaimana Bupati memberikan sambutan saat upacara pembukaan. Kecamatan Pangkah dan Jatinegara merupakan sentra penghasil durian lokal kabupaten Tegal. Semacam kecamatan Kaligesing di kabupaten Purworejo. Zaenal menjajakan 200-an durian diatas mobil pick-up, dilengkapi beberapa dus AMDK Suli-5 dan tisu untuk membersihkan tangan.

Kami mendekat dan menyalami puluhan sopir PDM yang duduk dan ngobrol di dekat mobil pick-up Zaenal.

“Dho doyan maem duren ora (pada mau makan durian tidak) ” tanya saya.
“Siap pak Ndan, asal dibelikan”, sahut Subur, sopir PDM Kendal.
“Okey, sarate dipangan nang kene sak mareme, ora oleh digawa bali (Ok. Syaratnya dimakan disini sepuasnya dan tidak boleh dibawa pulang)” jawab saya.
“Siyaaapp…” jawaban serentak dari beberapa rekan sopir lainnya.

Kamipun makan durian bersama sopir-sopir PDM. Mas Lukman tahu diri mengambil satu “pongge” (sebutir) dan itupun untuk difoto buat story WA.

Baca juga, Tak Hanya Aksi, Perlu Tawaran Gagasan Baru Calon Dewa 13

Kami berdua patungan untuk membayar 17 butir durian yang sudah dimakan ramai-ramai. Dan kalau dihitung ternyata saya habis 1 butir durian utuh. Harga durian Jatinegara yang dijual Zaenal relatif murah. Sebutir Rp 25-50 ribu tergantung ukuran kecil besar dan kualitas rasanya.

Sore seusai Muspimwil mau pulang, pak Kaharudin Sekretaris PDM Kota Tegal menghampiri kami. “Ada titipan durian buat oleh-oleh dari Ketua KPU Kota Tegal” ujarnya sambil menyerahkan 4 durian lokal yang belum masak. “Jazakumullah pak Kahar, maturnuwun” jawab kami sambil memasukkan ke mobil. Sedekah durian kami ternyata langsung dibalas dengan sedekah durian dari salah satu anggota Fordem Berkemajuan Jateng. Durian adalah plasma nutfah Indonesia. Cara terbaik menikmati durian (asal belum pecah) dengan dieramkan 2-3 hari setelah pemetikan.

Ikan Bakar dan Pia

Kami tidak langsung pulang tapi mampir dulu dan bertemu dengan Ersal, Bendahara DPD KNPI Jateng yang masih menjabat Ketua DPD KNPI Kabupaten Tegal. Beliau baru selesai mengisi kegiatan kepemudaan di aula DPRD Kota Tegal. Ngobrol kita lanjutkan di Kedai Ikan Bakar 57 Tegal. Adhim, mahasiswa S2 IT Udinus alumnus SMKMuh1 Weleri ikut membersamai kami. Dia salah satu programmer yang terlibat pembuatan Platform E-Vote dan admin e-voting Muspimwil.

Saya pesan ikan Pihi bakar. Ikan Pihi dan ikan Jeruk adalah 2 jenis ikan kesukaan saya, dan banyak ditangkap nelayan TPI Pekalongan dan Tegal. Kedai ikan bakar 57 letaknya berseberangan dengan home base kami bersama pakar ahli kelautan dan perikanan Undip. Tepatnya sewaktu kami menjadi konsultan Community Development Co-fish Project ADB (Asian Development Bank) tahun 2000-2003.

Sebuah proyek strategis nasional Kementrian Perikanan dan Kelautan RI yang didanai ADB, untuk membangun beberapa infra struktur dan supra struktur kelautan. Diantaranya membangun TPI yang representatif di kota Tegal, menangani resolusi konflik nelayan jaring arad (pukat harimau), pembuatan artificial reef (terumbu karang buatan), penataan fish sanctuary (hutan mangrove), pembuatan film bawah air dan memperbaharui peta bawah laut untuk jalur kapal selam.

Hingga malam menjelang kami berada di Kedai 57. Diselingi sholat maghrib dan Isya’ jamak qashar. Kami membubarkan diri pada jam 20.00 malam. Saya antar mas Lukman ke Stasiun Tegal untuk kembali ke Semarang dengan KA Kaligung.

Sebelum pulang ke Weleri kami sempatkan mampir di toko Pia Argasari. Salah satu makanan khas kota tegal yang mungkin usianya sudah hampir setengah abad. Sebagaimana bakpia pathok Yogyakarta yang sudah terkenal lama. Harga Pia Tegal yang kering sedikit lebih mahal dibanding bakpia Yogya yang basah. Tapi soal isinya lebih bervariasi di sini.

Baca juga, Pemilihan yang Menggembirakan

Muswil ke 12 Muhammadiyah Jawa Tengah akan berlangsung pada 3-5 Maret 2023 di kota Tegal. Mulai sekarang ada baiknya para peserta, peninjau dan penggembira Muswil menabung untuk menikmati kuliner khas kota Tegal. Ada tahu aci, teh wasgitel (wangi, sepet, legi, kenthel), aneka olahan kambing (sate, kepala kambing, soup dan gulai), aneka olahan ikan laut, sate dan rica-rica “blengong” (hasil persilangan itik dan menthok), bakpia, aneka jenis dan merk teh, serta menikmati wisata pantai yang indah atau mandi air panas alam di Guci.

Khusus untuk menikmati buah durian kayaknya sudah jarang pada awal Maret mendatang. Kalau toh ada, selain harganya mahal kualitasnya pasti menurun karena musim hujan. Pesan kami untuk Bapak/Ibu/Saudara penggembira Muswil yang sudah berumur 50++ atau komorbit DM, Kolesterol, Hipertensi, Kardiovaskular sebaiknya jangan makan durian dan olahan kambing sekaligus, apalagi berlebihan. Bisa-bisa tidak jadi bergembira mengikuti Muswil, malah menyusahkan saudaranya. Karena makan durian ditambah produk pangan berbasis kambing setiap hari menjadi bagian dari aksi “santhet syariah” melalui pangan yang telah memakan banyak korban. Kita harus tahu diri dan bisa menempatkan diri dalam pola dan budaya makan agar kesehatan tetap terjaga.
Wallahua’lam

*Pemerhati Pangan, Ketua LHKP PWM Jateng 2015-2022.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE