
PWMJATENG.COM, Banyumas – Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Jebul Suroso, menegaskan bahwa peran perguruan tinggi dalam menciptakan inovasi sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan berkelanjutan. Dalam pandangannya, pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam pembangunan bangsa, khususnya dalam menciptakan swadaya pangan yang dapat mendukung ketahanan pangan jangka panjang.
Menurut Jebul Suroso, konsep inovasi yang diterapkan harus melibatkan berbagai aspek yang dapat mendorong sektor pertanian nasional. Salah satu langkah yang diusung oleh pihak UMP adalah adopsi konsep SMART, yang terdiri dari lima komponen utama, yaitu Sustainable Agriculture Practice, Management of Resources, Adaptive Innovative Practice, Relation to Environmental Impact, dan Technology in Agriculture Development.
“Saat ini, kita harus bisa mencontoh negara-negara maju, seperti China, yang mampu mengembangkan teknologi pertanian, khususnya kelapa, secara besar-besaran. Riset-riset semacam ini akan sangat penting untuk meningkatkan produksi pangan lokal dan memperkuat ekonomi nasional,” tegas Jebul Suroso dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakormas) Forum Perguruan Tinggi Ilmu-Ilmu Pertanian (FPIP) Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), yang berlangsung belum lama ini.
Seminar dan Rakormas tersebut menghadirkan diskusi yang mendalam tentang tantangan dan peluang sektor pertanian di Indonesia. Salah satu topik utama yang dibahas adalah bagaimana sektor pertanian bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan produksi pangan berbasis lokal. Dalam diskusi tersebut, para peserta sepakat bahwa inovasi teknologi dan pengelolaan sumber daya yang lebih baik akan menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut.
Baca juga, Mengupas Makna Surat Al-Lail: Pelajaran tentang Amal, dan Takwa
Jebul Suroso berharap, kegiatan ini tidak hanya sekadar ajang diskusi, tetapi juga dapat menghasilkan langkah-langkah nyata yang dapat dijadikan acuan dalam merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan sektor pertanian di masa depan. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor swasta dalam menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan.
“Acara ini bukan hanya untuk berdiskusi, tetapi untuk menunjukkan komitmen perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, khususnya UMP, dalam berkontribusi nyata terhadap ketahanan pangan yang menjadi isu krusial bagi bangsa,” ujar Jebul.
Dalam konteks ini, UMP berkomitmen untuk terus menjadi pelopor dalam pengembangan sektor pertanian yang berbasis pada teknologi dan inovasi. Perguruan tinggi, menurutnya, harus menjadi motor penggerak dalam menciptakan riset yang dapat memperkuat daya saing sektor pertanian Indonesia, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Melalui konsep SMART yang diusung, UMP berharap dapat menghasilkan riset yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga dapat mendukung pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan. Dengan terus mengembangkan inovasi di bidang pertanian, perguruan tinggi dapat turut serta dalam memecahkan masalah ketahanan pangan yang dihadapi oleh bangsa ini.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha