Pendidikan Perubahan Iklim; Pemahaman dan Implementasi dalam Dunia Pendidikan
Pendidikan Perubahan Iklim; Pemahaman dan Implementasi dalam Dunia Pendidikan
Oleh : Daryono, S.Pd.I, M.Pd. (Kepala SMP Muhammadiyah Adiwerna Tegal, Jawa Tengah)
PWMJATENG.COM – Pemahaman mengenai perbedaan antara cuaca dan iklim menjadi salah satu poin penting yang dibahas dalam Seminar dan Lokakarya Pendidikan Perubahan Iklim untuk Sekolah/Madrasah Muhammadiyah yang telah dilaksanakan pada 20-22 Desember 2024. Acara yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah Climate Center (MCC) bekerjasama dengan Majelis Dikdasmen & PNF PP Muhammadiyah dan Kemdikdasmen RI ini menjelaskan bahwa cuaca bersifat sementara, sementara iklim mencerminkan kondisi jangka panjang. Pemahaman ini menjadi krusial mengingat dampak perubahan iklim telah memicu berbagai bencana di berbagai wilayah Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan perubahan iklim sudah selayaknya dimasukkan dalam pembelajaran, tidak sebagai kurikulum baru, tetapi sebagai bagian dari kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga tingkat menengah.
Kegiatan intrakurikuler adalah bagian dari pembelajaran reguler yang telah berlangsung di sekolah. Di sisi lain, kokurikuler meliputi aktivitas yang memperkuat pembelajaran formal, seperti kunjungan ke museum, pusat konservasi, atau lokasi edukasi lainnya. Sementara itu, kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan minat siswa, termasuk olahraga, seni, atau kegiatan berbasis lingkungan. Untuk mendukung hal ini, Panduan Pendidikan Perubahan Iklim dirilis dalam kegiatan bertajuk “Bergerak Bersama untuk Pendidikan Perubahan Iklim dalam Kurikulum Merdeka” pada 27 Agustus 2024 oleh Kemendikbudristek melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP).
Tujuan utama dari pendidikan perubahan iklim adalah menjamin keberlangsungan kehidupan generasi mendatang. Ini dilakukan dengan mengedukasi masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan (mitigasi) serta adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
Sebagai makhluk yang dianugerahi akal, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan lingkungan, bukan sekadar pasrah atau menganggap bencana sebagai azab semata. Pendidikan ini mengajarkan pentingnya berpikir kritis dan bertindak nyata untuk mengurangi dampak buruk yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al-Qasas ayat 77 sebagai berikut:
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
Langkah-langkah sederhana dapat dimulai dari kebiasaan sehari-hari, seperti menghemat air, memilah sampah, melakukan penghijauan, dan mengembalikan fungsi hutan sebagai kawasan konservasi. Penanaman pohon mangrove di daerah pesisir pantai juga menjadi salah satu upaya penting untuk mencegah abrasi. Tindakan-tindakan ini tidak hanya berdampak pada pelestarian alam, tetapi juga menjadi warisan nyata yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Semua langkah ini hendaknya dilakukan secara konsisten, dimulai dari diri sendiri, dan segera dilaksanakan tanpa menunda.
Pendidikan perubahan iklim tidak hanya berbicara tentang pengetahuan, tetapi juga bagaimana nilai-nilai moral dan tanggung jawab terhadap lingkungan ditanamkan kepada siswa. Melalui pendidikan yang terintegrasi ini, siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan perubahan iklim bukan sekadar sebuah program pendidikan, tetapi langkah konkret untuk mewujudkan keberlanjutan hidup yang selaras dengan alam dan berserah diri kepada Allah SWT sebagai wujud syukur atas karunia bumi yang kita tempati.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha