Pak Bagyo Adalah Guruku, Bu Bagyo Adalah Guru Anak-Anakku
PWMJATENG.COM, Banyumas – Jum’at (24/2/2023) sore saat menunggu putri bungsuku pulang kerja kelompok bersama teman-temannya di SD Muhammadiyah Rawalo, aku memanfaatkan waktu untuk bersilaturahmi ke rumah Ketua PCM Rawalo Daerah Banyumas Bapak Subagyo, SPd.
Saat masih bujangan, Pak Bagyo adalah guruku di SMP Muhammadiyah Sampang.
Beliau diangkat sebagai guru DPK (guru negeri yang diperbantukan di sekolah swasta) dan kemudian pensiun saat menjabat kepala sekolah.
Ayah empat anak tersebut sedang sendirian di rumah saat aku dan istriku datang.
Istri Pak Bagyo, Ibu Nur Isnaeni, SPd yang mengajar di SD Muhammadiyah Rawalo, sore itu pulang terlambat karena ada rapat guru.
Ibu Nur adalah guru dari dua putriku yang bersekolah di SD Muhammadiyah Rawalo.
Putriku yang bernama Aghna Rizqiya Salsabilla adalah siswa angkatan pertama yang kini sudah kuliah di Universitas Sebelas Maret UNS Solo, sementara adiknya Bunga Putri Hidayah masih kelas 5 SD.
Ibu Nur adalah Kepala SD Muhammadiyah Rawalo yang pertama.
Bersama H. Suhada selaku motor pendirian SD Muhammadiyah Rawalo, Ibu Nur yang didampingi guru-guru senior lainnya seperti Ibu Wati, Ibu Robingah dan Bapak Ahmad Jaelani, mereka berjuang ekstra keras hingga membuahkan hasil menjadi sekolah dasar terbaik di Kecamatan Rawalo dan sekitarnya.
Keberhasilan sekolah tersebut pastilah karena menejemen dan kualitas guru-gurunya yang sangat baik, maka tak heran saat pemerintah menyelenggarakan Seleksi Guru ASN PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), sembilan guru SD Muhammadiyah Rawalo lolos dalam seleksi itu.
Berkunjung ke rumah Ibu Nur yang asri membuat istriku betah menikmati halaman rumah yang dipenuhi tanaman hias, sementara aku asyik ngobrol dengan Pak Bagyo di ruang tamu.
Sore itu beliau sedang santai habis membaca buku berjudul Titik Pisah Fiqih Salafi Dan Muhammadiyah jilid 2 karangan Dr. Ali Trigiyatno, SAg, MAg, Ketua PDM Kabupaten Batang.
Itulah yang kemudian menjadi topik utama obrolan kami.
Saya bilang bahwa saya justru sedang berharap PCM Sampang bisa menghadirkan Ust. Ali Trigiyatno pada kajian di Sampang untuk memberikan pencerahan kepada warga Muhammadiyah khususnya para pimpinannya tentang faham Muhammadiyah itu sendiri.
Pak Bagyo langsung merespon keinginanku itu dengan meminta agar PCM Rawalo turut diundang jika akan menghadirkan beliau.
Beliau lantas melanjutkan cerita bahwa PCM Rawalo bersama LPCR (Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting) PDM Banyumas sedang memfasilitasi pendirian PRM di Desa Sanggreman.
Ketika saya menyela bahwa Ketua LPCR Banyumas, Mas Yulinight adalah sohib saya di SMA dan saya juga anggota LPCR PDM Cilacap sehingga sering berkordinasi, Pak Bagyo langsung menelpon Mas Yulinight yang akrab disapa Ust. Kelik.
Kami pun ngobrol di telepon.
Tak terasa sudah setengah jam lebih kami berada di rumah Pak Bagyo.
Saat Ibu Nur sampai di rumah, itu juga pertanda putriku sudah selesai di sekolahnya.
Lalu kami pun segera pamit agar putriku tidak terlalu lama menungguku. (amin01)