MPKSDI PDM Solo Gelar Turba ke Cabang, Pesankan Urgensi Kaderisasi

PWMJATENG.COM, Surakarta – Proses kaderisasi yang stagnan dinilai menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan organisasi. Hal ini disampaikan oleh Dwi Jatmiko, dai standar Majelis Ulama Indonesia Pusat sekaligus anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo dalam agenda Silaturahmi dan Turun ke Bawah (Turba) MPKSDI Daerah ke MPKSDI Cabang.
Dalam tausiahnya di Masjid Nurul Hidayah Komplek Pakym, Kecamatan Laweyan, Jumat malam (2/5/2025), Dwi menyampaikan bahwa keberlangsungan hidup organisasi sangat ditentukan oleh kualitas dan kesinambungan kaderisasi.
“Hidup matinya sebuah organisasi sangat tergantung pada kaderisasi. Jika kaderisasi lancar, maka organisasi bisa bertahan,” tegas Dwi di hadapan para peserta.
Ia menjelaskan bahwa stagnasi kaderisasi hanya akan membuat organisasi kehilangan semangat regenerasi. Ia mengibaratkan proses kaderisasi seperti algoritma di platform YouTube, yang harus terus berjalan agar tidak tenggelam di tengah banjir konten.
“Jam tayang utama YouTube itu sekitar pukul 11.00–13.00 WIB dan 18.00–20.00 WIB. Kalau tidak ada konsistensi, algoritma akan hilang. Begitu pula dengan organisasi—tanpa regenerasi, ia akan tenggelam,” ungkapnya memberi analogi.
Lebih lanjut, Dwi menegaskan bahwa kaderisasi di Muhammadiyah tidak boleh berhenti pada pencetakan pengurus saja. Organisasi harus mampu melahirkan pemimpin yang memiliki visi, integritas, serta kesiapan untuk membawa perubahan.
Menurutnya, masjid dapat menjadi pusat pembinaan kader dengan melibatkan anak muda secara aktif. Ia mengusulkan agar masjid memiliki direktur utama yang bertugas mengelola program anak muda, mengoptimalkan media sosial, dan menambah indikator kemakmuran masjid.
Baca juga, Hati-hati dengan Prasangka: Sebab Ia Bisa Membentuk Pola Pikir dan Nasib Manusia
“Kita perlu membuka ruang refleksi bahwa kaderisasi bukan sekadar rutinitas administratif, tetapi proses strategis untuk menjaga keberlanjutan dakwah Muhammadiyah,” ujarnya.
Dwi juga menyitir surah Al-An’am ayat 125 sebagai pengingat pentingnya kesiapan hati dalam menerima dakwah dan pembinaan.

“Maka siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam,” katanya mengutip Al-Qur’an.
Sementara itu, Ketua MPKSDI PDM Solo, Suyanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalankan program strategis untuk memperkuat kaderisasi. Salah satunya melalui Pendidikan Kemuhammadiyahan (PKMD) yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah PKU (UMPKU) Surakarta.
Program tersebut memberikan gelar setara D1 kepada para peserta yang mayoritas merupakan guru-guru dari berbagai jenjang lembaga pendidikan Muhammadiyah di Solo.
“PKMD adalah bagian dari strategi kami dalam memperkuat basis kaderisasi, agar setiap guru tidak hanya mengajar secara akademik, tetapi juga menginternalisasi nilai-nilai Muhammadiyah,” jelas Suyanto dalam sambutannya.
Rektor UMPKU, Weni Hastuti, disebut sebagai tokoh kunci dalam penguatan program ini. Kolaborasi antara kampus dan MPKSDI diharapkan mampu melahirkan generasi penerus yang siap mengemban amanah dakwah dan kepemimpinan di masa depan.
Kontributor : Jatmiko
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha