AUMBerita

Mahasiswa UMS Bikin Gebrakan! Ibu-Ibu ‘Aisyiyah Kini Tangguh Hadapi Bahaya Kebakaran

PWMJATENG.COM, Surakarta – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menunjukkan aksi nyata dalam upaya mitigasi bencana kebakaran. Mereka menggandeng ibu-ibu ‘Aisyiyah di Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam mencegah serta menangani kebakaran.

Program bertajuk Pemberdayaan Kelompok ‘Aisyiyah dalam Pencegahan dan Penanganan Kebakaran ini merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang digagas oleh civitas akademika UMS.

“Kami ingin membangun kesiapsiagaan berbasis komunitas. Masih banyak warga yang belum memahami cara menangani kebakaran secara tepat,” ujar Alfia Magfirona, Ketua Tim Pengusul dari Fakultas Teknik UMS, pada Kamis (17/4).

Wilayah Kedungtuban memang memiliki risiko kebakaran yang tinggi. Banyak rumah di daerah tersebut masih terbuat dari bahan mudah terbakar seperti kayu dan bambu. Selain itu, kasus korsleting listrik dan kelalaian dalam penggunaan peralatan rumah tangga juga menjadi pemicu utama kebakaran.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora menunjukkan bahwa jumlah kejadian kebakaran di Kedungtuban meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal inilah yang mendorong mahasiswa UMS terjun langsung ke lapangan untuk melakukan edukasi.

Lima mahasiswa UMS terlibat aktif dalam pelatihan yang diberikan kepada ibu-ibu ‘Aisyiyah. Materi pelatihan mencakup penyebab umum kebakaran, cara menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), dan simulasi evakuasi darurat.

Tak hanya itu, tim pengabdian juga menyusun buku pedoman kebakaran interaktif yang bisa dijadikan acuan warga saat menghadapi kondisi darurat. “Buku ini tidak hanya berisi teori, tetapi juga ilustrasi dan infografis agar mudah dipahami,” jelas Fadhilla Tri Nugrahaini, anggota tim.

Baca juga, Tembus Rp75 Miliar, Lazismu Jateng Cetak Rekor Penghimpunan pada Ramadan 1446 H!

Inisiatif ini semakin kuat dengan keterlibatan petugas pemadam kebakaran setempat. Mereka memberikan pelatihan langsung terkait prosedur penyelamatan diri serta penggunaan APAR. Kehadiran mereka memperkaya proses pembelajaran dan memperkuat aspek praktis yang dibutuhkan masyarakat.

Mahasiswa UMS juga mengembangkan sistem barcode digital yang bisa diakses masyarakat. Sistem ini berisi informasi tentang langkah-langkah darurat saat terjadi kebakaran, sehingga warga dapat memperoleh panduan dengan cepat melalui ponsel mereka.

Kegiatan ini didukung penuh oleh Hibah Riset Muhammadiyah dengan anggaran sebesar Rp 10 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk penyediaan materi edukasi, buku panduan, serta pengadaan alat pelatihan.

“Tujuan utama kami adalah meningkatkan pemahaman, mengurangi tingkat panik saat kejadian, dan mendorong partisipasi aktif warga dalam simulasi,” tambah Alfia.

Indikator keberhasilan program ini meliputi peningkatan pemahaman peserta, kemampuan menggunakan APAR, dan keaktifan anggota dalam simulasi. Antusiasme peserta terlihat dari semangat mereka mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

Dengan sinergi antara akademisi, komunitas lokal, dan petugas pemadam kebakaran, program ini menjadi contoh konkret kolaborasi dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Langkah ini juga membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya berkutat pada teori, tetapi mampu memberikan solusi nyata bagi masyarakat.

Kontributor : Maysali
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE