Berita

Ketua MEK Kendal: Ingin Sukses Sebagai Pengusaha Muslim, Tegakkan Rukun Islam

PWMJATENG.COM, KENDAL – Pengusaha muslim yang sukses tidak bisa melepaskan dirinya dari menegakkan arkanul Islam ala khamsah, lima rukun Islam.  Pilar Islam diawali dengan shahadat, sebuah persaksian dari seorang mukmin yang memilih Islam sebagai satu – satunya panutan, agamanya,  persaksian yang diucapkan tidak main – main kepada Tuhannya.

Sama halnya dengan seorang muslim yang bertekad memilih wiraswasta sebagai profesi untuk menghidupi diri, keluarga, dan lainnya. Sebagai pengusaha tentu menjalin kerjasama, membuat perjanjian dengan partnernya, tertulis atau lisan akan dipegang teguh. Islam ada sholat yang mestinya ditegakkan dengan benar sesuai sunnah Rasulullah, yaitu on time, berjamaah di masjid, dan mengikuti gerakan – gerakan sang imam.

Sholat  berdampak positif pada pribadi, ketenangan batin, kebahagiaan, dan wajahnya cerah, karena terbasuh air wudhu. Dunia bisnis mengajarkan sikap disiplin, tidak membuang – buang waktu, tersenyum melambangkan persetujuan dalam perjanjian dengan koleganya, optimis, ada harapan sukses, meraih keuntungan halalan thayyiban untuk tidak hanya dinikmati sendiri, tetapi juga dirasakan kaum papa, karena menyadari bahwa sebagian rizqi yang diperoleh adalah hak orang lain. Inilah zakat, infaq, dan shadaqah minimal 2,5 % yang mesti ditunaikan bagi pengusaha Muslim. Demikian kata ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PDM Kendal, H. Moechammad Noer Agoes Hidayat, ST Sabtu malam (7/7) di Six Water Games Weleri.

Di hadapan sekitar 50 peserta Sekolah Bisnis Muslim (SBM)  Agoes menilai tahapan – tahapan bisnis ala Islam berbasis jamaah. “ Bisnis melibatkan banyak orang yang memiliki kepentingan sama, membangun usahanya untuk lebih maju dengan keuntungan lebih. Rukun Islam mengandung prinsip – prinsip hidup untuk dijalani dengan seksama dalam rangka meraih masa depan yang lebih baik dan bermartabat “ ujarnya. Direktur CV Aga Karya Weleriyang bergerak di bidang pembuatan kontruksi besi tersebut menegaskan, jangan sampai pengusaha Muslim melupakan zakat. “ Harta yang kita miliki hasil usaha tidak untuk dimakan semua, tetapi orang lain harus berhak menikmati. Itulah Islam mengajarkan kebersamaan, jamaah ” katanya. Beliau menyadari bahwa setiap usaha yang dirintisnya diawali dengan susah payah, keterbatasan modal dan minimnya sarana peralatan, seperti  CV Aga Karya yang dirintisnya sejak 2002 “ Perusahaan itu kami bangun dengan minimnya ketersediaan sarpras . Karena belum punya mobil, maka untuk mengangkut hasil pekerjaan dikirim ke pemesan kami harus rela bangun pagi – pagi mengambil daging sapi dari Boyolali dikirim ke pasar Weleri dengan mobil milik saudara “ ungkap Agoes yang waktu itu belum punya mobil doplak. “ Kami bisa pakai bobil  jika selesai mengantar daging “ kenangnya lagi yang selama ambil dan antar daging tidak pernah dibayar, hanya dipinjami doplak.

Bagi Agoes bisnis jamaah sebagai ciri seorang pengusaha muslim, seperti yang dilakukan oleh MEK dengan menyelenggarakan SBM, sebuah media pembelajaran untuk mengatasi kebuntuan bagi mereka yang ingin sukses berwiraswasta.” Kami tidak ingin sekedar mereka lulus dari SBM, tetapi mampu mewujudkan impiannya sebagai pengusaha muslim sukses “.

Sebagaimana diberitakan MEK PDM Kendal menyelenggarakan SBM tidak sekedar mengikuti jejak Majelis/Lembaga lain yang lebih dulu menyelenggarakan proses pembelajaran bagi kadernya. “ SBM kami nilai berbeda, gratis, tidak memilh harus kader Muhammadiyah, yang penting Islam, siap mengubah kehiduoan ekonomi lebih baik, dan untuk hal itu 14 kali pertemuan wajib diikuti 100 % oleh setiap peserta “ katanya “ dan jika mereka tidak menghadiri salah satu materi mendapat denda “ sambungnya.

Pantauan pwmjateng.com terlihat, seluruh peserta antusias mengikuti materi yang malam itu disampaikan ketua MEK PDM Kendal. “ Saya baru tau sekarang, ternyata berwiraswasta itu berjamaah “ kata Syamsul Hidayat (29) salah satu peserta yang malam itu datang bersama dua temannya. Bagi Syamsul orang muslim masih terkesan miskin, karena faktor ketidaktahuan dalam berekonomi. Suami dari Malika yang punya usaha di percetakan itu berharap mampu menyerap ilmu yang diperoleh untuk diterapkan di usahanya dan keluarga. Tidak berbeda denga Nisa Salsabila Zulfa (22), wiraswastawati di bidang penjualan kosmetik via on line itu berharap usaha yang digelutinya bisa berkembang, dan ketika kami mengalami kendala segera kami sampaikan di forum SBM ini (A.Ghofur/MPI Kendal)

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE