Budaya

Keris

Oleh : Ikhwanushoffa (Manajer Area Lazismu Jawa Tengah)

PWMJATENG.COM, Solo – Dunia ini memang telah melahirkan dua titik ekstrim pola pikir yakni logos dan mythos. Logos meniscayakan pemahaman pemikiran seperti ala positivistic, sedang mythos menghayal sebuah paham yang sering kali pokoke aku percoyo. Salah satu misi tulisan ini ingin membawa ke tengah dua alam pikir itu, bahwa kehidupan ini tidak akan mampu sekedar dicerna oleh pikiran logis, sebaliknya sekedar menambatkan percaya tanpa mau memberi batas yang jelas memang potensial akan sesat. Walau menjadi kesadaran bersama bahwa kaum logos maupun mitos akan tetap ada ilaa yaumil akhir.

Berbagai filosofi bisa ditarik dari sebuah pusaka bahkan ketika itu dikaitkan dengan ajaran Islam, seperti pertanyaan:

  • Apa itu tidak termasuk animisme/dinamisme?

Mustinya kita pahami animis/dinamis itu benar adanya, yang salah itu ketika menjadi ‘isme’. Mungkin ini sedikit mengagetkan, tapi itu murni karena doktrin klasik pedagogi religi yang selama ini dicekokkan secara kurang tepat. Kalau memakai nalar beragama secara jernih mestinya sudah cukup jelas bahwa yang ber-“ruh” tidak cuma manusia. Disisi lain, tidak ada satu atompun yang mampu eksis di dunia ini kecuali jika ada energi yang menjaganya yakni malaikat. Energi malak pada tiap benda berbeda-beda, dan disiplin pengetahuan ini termasuk sudah mulai susah dicari ahlinya.

Para empu pusaka terdahulu amat mengetahui ilmu ini, wabilhusus energi unsur logam besi dan meteorit. Dari buku-buku kita bisa mengetahui resonansi sebuah pusaka dilihat dari ciri-ciri fisik yang disematkan oleh sang empu. Yang menarik pakem (coding) dari “dapur” dan “pamor” oleh para empu bersifat konsisten, sehingga masyarakat menjadi mudah dan tidak bingung memahami posisi dan fungsi sebuah pusaka.

  • Kenapa pusaka punya daya

Tiap benda mempunyai resonansi. Demikian juga besi. Ada beragam jenis besi dalam khazanah nusantara dan para empu sangat memahami resonansi dari masing-masing jenis besi itu. Seperti disebut diawal resonansi itu adalah pancaran energi malak yang melingkupi besi itu. Ini alami bisa mewujud tanpa harus bekerjasama dengan bangsa jin.

Dalam konsepsi umum, sesuatu akan menjadi luarbiasa bila mampu menggabungkan dua kutub ekstrim yang berbeda secara harmoni. Contohnya karya Thomas A. Edison yang menggabungkan dua kutub listrik plus-minus menjadi cahaya yang terkendali. Lampu bolam listrik Edison mampu menyala dengan prasyarat penghampaan hawa di dalam bolam kaca. Persis manusia yang ingin hebat, bila ingin mengharmonisasikan ruh yang diluar ruang dan waktu dengan kemungkinan  yang tidak terbatas, dengan wadak yang terbenam dalam ruang waktu serta potensial yang terbatas, maka ia harus mengeluarkan “hawa” dari kelindan dirinya.

Dalam pembuatan sebuah pusaka, empu mampu mengharmonisasikan dua titik ekstrim dalam kesetimbangan daya dan estetika yang mengagumkan. Satu unsur besi dari bumi, dan satu unsur langit yakni meteorit untuk pembuatan pamornya.

Masih ada lagi keampuhan sang empu, yakni kesabaran, ketelatenan, keuletan juga keprihatinan dalam proses membuat pusaka. Ketika baru mencari inspirasi ia sudah puasa, apalagi terpaan cobaan badani dan godaan hawa ketika membuatnya. Sehingga wajar resonansi dari sang empu begitu terasa. Jadi pusaka adalah perwujudan bentuk tiga dimensi dari doa, harapan dan permohonan dari sang empu yang diiringi kerja dan tekat kerasnya. Maka sang empu tersambar sabda Gusti “inallaha ma’a shobiriin”.

  • Apa itu resonansi bentukan?

Tiap benda yang dipakai atau digunakan oleh seorang manusia maka eter-eter dari manusia itu ikut membentuk gelombang kepada benda yang ia kenakan. Maka kita menjadi wajar dan mafhum, bila hadir dalam rumah seorang yang jahat kita merasa tidak betah, dan bila berada dalam rumah orang yang khusuk kita menjadi ayem. Jadi sama sekali bukan klenik kalau kita ingin mewarisi khasanah benda dari beliau-beliau yang kita akui maqomat spiritualnya. Batasannya sudah cukup jelas, selama hal itu tidak menjadi “isme”.

  • Kenapa lelaki perlu memiliki pusaka khususnya keris?

Sosok seorang lelaki selayaknya tampil ikut mengurai persoalan agama maupun dunia. Ketika ia berusaha menelateni ikhtiar kebenaran itu, menjadi sangat mungkin dia tampil sebagai sosok yang amat susah dipahami oleh orang yang paling dekat dengan dirinya sekalipun. Di saat-saat kritis, dalam tekanan yang lagi tinggi-tingginya sangat mungkin dia malah ditinggalkan oleh orang-orang sekelilinginya. Maka dia butuh the last defence, sesuatu supporting system yang tidak akan memrotes apapun kondisi dia. Itulah peran pusaka, khususnya keris. Karena dalam ragam pusaka nusantara, keris memang untuk ageman sekaligus piyandel, tombak lebih untuk penjaga griya dan pedang cenderung untuk peperangan. Mungkin sebagian akan berkomentar, kenapa tidak langsung ke Gusti untuk pertahanan diri?! Sebenarnya ini sekedar sesuatu yang biasa, bila sedang butuh hiburan beberapa orang dengan cara nonton film, atau kalau pas galau kita butuh teman curhat. Tidak perlu dikomentari kenapa cari hiburan dan teman curhatnya tidak langsung ke Gusti?! Karena ini ranah manusiawi insan dalam harmoni.

Wallahu a’lam.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE