PWMJATENG.COM, SEMARANG ā Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Lembaga Hikmah dan Kebijakan PublikĀ (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng, Ahad (4/12), terasa istimewa.
Rakerwil yang digelar di Hotel Grasia ini, dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Hal ini tak disia-siakan oleh para peserta rakerwil yang diikuti oleh perwakilan 32 pimpinan daerah Muhammadiyah se-Jawa Tengah, untuk bertanya terkait dengan progress dan kebijakan selama Ganjar memimpin.
Persoalan mengemuka, mulai dari jalan rusak, kemiskinan, dan kebijakan arah pembangunan Jawa Tengah, dan permasalahan tindakan yang tidak sesuai dengan norma agama Islam. Ganjar pun menanggapinya dengan santai dalam diskusi yang dikonsep āDialog Gayeng dengan Gubernurā ini.
Ganjar dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa untuk memudahkan segala kebijakan apakah sudah berjalan atau tidak, dengan membuka layanan di media sosial. āBagi siapa pun yang ingin mengadukan tentang keadaan daerahnya, silakan sampaikan di facebook, twitter, maupun SMS,ā jelas Ganjar.
Dengan sedikit berkelakar, Ganjar menegaskan bahwa semua hal bisa disampaikan kalau alamatnya jelas. āJangan kayak Ayu Ting Ting,ā ujarnya.
Karena itulah, agar masyarakat mudah menyampaikan segala keluhan, Ganjar menginstruksikan agar semua kepala daerah, hingga kepala SKPD, untuk mengaktifkan twitternya. āKenapa saya pilih twitter, karenaĀ media sosial (twitter) tidak ada sponsornya alias unlimited,ā tegasnya.
Ganjar mengungkapkan, dengan memanfaatkan media sosial itu, kini perilaku koruptif di semua birokrasi tidak lagi ada yang melaporkan terkait masalah pungutan liar (pungli). āAlhamdulillah, semua perilaku birokrasi bisa berjalan baik, tidak ada lagi namanya pejabat yang jual jabatan ataupun potong proyek,ā beber Ganjar.
Terkait soal kemiskinan di Jawa Tengah, Ganjar mengakui kemiskinan di Jawa Tengah masih tinggi. Namun, sejumlah usaha telah dilakukan, mulai dari pemberian kredit dengan bunga rendah hingga penciptaaan lapangan kerja.
Menurutnya, kemiskinan ini ada karena ada tiga hal, yakni mereka tidak memiliki skill, akses modal, dan tidak ada yang mendampingi. āJadi dalam mengentaskan kemiskinan, kita mencoba untuk menyelsaikan soal tiga hal itu, yakni dengan melatih skill, pemberian modal usaha, dan pendampingan,ā tegasnya.
Ganjar juga memberikan beberapa arahan supaya Muhammadiyah turut membantu dalam pembangunan di Jawa Tengah melalui kebijakan-kebijakan dan agenda kerja lainnya. (MPI Jateng)
Discussion about this post