Berita

Dadang Kahmad: Jangan Jadikan Jabatan di Muhammadiyah sebagai Kesempatan Menambah Kekayaan

PWMJATENG.COM, BANDUNG – Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, punya pesan khusus sekaligus menohok bagi warga Muhammadiyah. Apa itu? Menurutnya, sebagai muslim diperbolehkan menjadi kaya, dan memiliki jabatan. Akan tetapi keduanya harus dibarengi dengan sikap rendah hati.

“Allah SWT juga membenci orang yang sombong, dan sangat membenci orang yang miskin lagi sombong,” jelasnya, seperti dikutip muhammadiyah.or.id, Kamis (16/9).

Dadang Kahmad menegaskan, sikap rendah hati sebagaimana yang ia sebutkan di atas harus dimiliki oleh setiap pejabat, baik di pemerintahan maupun swasta termasuk di Muhammadiyah.

Dadang menegaskan, bagi siapapun yang memegang suatu jabatan di Muhammadiyah jangan pernah sekali-kali berpikir maupun berkeinginan untuk menambah pundi-pundi kekayaan di Muhammadiyah. Sebab Muhammadiyah adalah tempat pengabdian, wasilah hidup menuju surga, dan tempat untuk pengabdian maksimal.

Dalam acara Gerakan Subuh Mengaji ‘Aisyiyah Jawa Barat pada Senin (13/9) secara daring, Dadang mengajak pimpinan dan kader persyarikatan untuk menghidupkan Muhammadiyah dan tidak mencari hidup di Muhammadiyah.

Mengutip para ahli yang mengapresiasi gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi non-profit yang berprestasi bukan hanya lokal, tapi juga internasional. Melalui amal usaha yang dikelolah secara profesional, Muhammadiyah mampu menunjukkan perannya sebagai organisasi Islam yang serius dalam setiap bidang yang digarapnya.

“Apalagi dalam penanganan covid ini kita tanpa ba bi bu, tanpa ngerasi, tanpa mengeluh, begitu ada pandemi kita sediakan fasilitas untuk penanggulangan pandemi,” tuturnya.

Jaringan Muhammadiyah yang rapi mulai tingkat pusat sampai ranting, menurut Dadang, menjadi modal Muhammadiyah untuk maksimal memberikan pengabdian kepada masyarakat secara luas. Bahkan gerakan civil society Muhammadiyah begitu semarak di tingkat ranting.

Sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar, keberadaan Muhammadiyah di setiap level pimpinan diusahakan memberikan dampak positif bagi publik. Bukan hanya dampak positif bidang keagamaan, tapi juga bidang kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.

“Di sekitar kita itu banyak orang-orang yang susah, jangan kita abai,” imbuhnya.

Merujuk teologi Al Ma’un, Dadang menyampaikan bahwa diantara sebab diterimanya ibadah salat itu adalah peduli dan perhatian kepada orang lain, terlebih mereka yang tertindas. Oleh karena itu, sikap egois ingin menang sendiri, dan kikir harus dihalau jauh-jauh dari diri orang-orang Muhammadiyah. (sumber: muhammadiyah.or.id)

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE