Kolom

Arif dan Bijaksana: Kunci dalam Mengambil Keputusan

Arif dan Bijaksana: Kunci dalam Mengambil Keputusan

Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)

PWMJATENG.COM – Ketika kita berbicara tentang arif dan bijaksana, hal tersebut merupakan manifestasi dari kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, serta kecerdasan emosional yang selaras. Seorang yang bijak dalam bertindak mampu memadukan ketiga kecerdasan ini untuk mencapai harmoni dalam hidup.

Dalam sebuah kesempatan, terjadi obrolan antara Pak Sosro dan Pak Kartono. Saat itu, Pak Sosro diminta oleh seseorang untuk menyampaikan isi hati seorang pemuda kepada keluarganya. Pak Kartono, dalam percakapan tersebut, menanggapi dengan penuh kehati-hatian. “Hal ini akan saya bicarakan terlebih dahulu dengan istri dan putri saya,” ujarnya. “Ini tidak boleh terburu-buru dan harus dipikirkan secara matang. Seperti seorang dalang, saat memainkan wayang, dia harus berhati-hati agar tidak melukai yang kiri maupun kanan.”

Pak Sosro memahami maksud dari Pak Kartono. Dia kemudian menunggu keputusan yang akan diambil. Selang tiga hari, Pak Kartono menyampaikan hal tersebut kepada istri dan putrinya, meski dalam waktu yang berbeda. Diskusi dan tukar pikiran yang dilakukan membuat Pak Kartono benar-benar menyadari bahwa setiap keputusan, terutama yang menyangkut pernikahan, harus diambil dengan arif dan bijaksana.

Arti Arif dan Bijaksana

Ketika kita berbicara tentang arif dan bijaksana, kedua kata tersebut tidak bisa dipisahkan. Berdasarkan berbagai literatur, arif dan bijaksana merujuk pada seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, tidak mengedepankan ego, serta mampu menerima saran, pendapat, maupun kritik. Dalam mengambil keputusan, seseorang yang bijaksana tidak tergesa-gesa, melainkan mempertimbangkan segala aspek dengan penuh kehati-hatian.

Sikap ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi berbagai tantangan dan persoalan yang muncul. Keputusan yang diambil dengan arif dan bijaksana akan membawa kedamaian dan kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Pentingnya Kehati-hatian

Sikap arif dan bijaksana mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Allah telah menjelaskan pentingnya sikap ini dalam Al-Qur’an, khususnya dalam Surat Al-A’raf ayat 20:

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu, lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.

Baca juga, Islam: Agama Fitrah yang Suci dan Bertauhid

Ayat tersebut mengajarkan kita untuk memperhatikan segala sesuatu yang Allah ciptakan di langit dan bumi. Semua itu ditujukan untuk kepentingan manusia, sebagai wujud kesempurnaan nikmat-Nya, baik dalam bentuk lahiriah maupun batiniah. Kehati-hatian dalam menjalani hidup serta memahami ayat-ayat Allah adalah bagian dari sikap arif dan bijaksana.

Hikmah Bersikap Arif dan Bijaksana

Dalam menjalani kehidupan, bersikap arif dan bijaksana akan membawa banyak manfaat. Ketika kita mampu menyelaraskan tindakan kita dengan kebesaran Allah dan ketentuan-Nya, hidup kita akan lebih terarah dan penuh berkah. Sebaliknya, jika kita tidak mampu bersikap bijak, kita akan mengalami ketidakharmonisan dalam menjalani hidup, yang pada akhirnya dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Dengan sikap arif dan bijaksana, kita mampu mengelola kehidupan kita dengan lebih baik. Kita tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, tetapi juga memperhatikan orang lain. Hal ini penting dalam kehidupan sosial, karena sikap yang tergesa-gesa dan egois hanya akan menimbulkan konflik.

Pentingnya Kejujuran dalam Kebijaksanaan

Kejujuran adalah bagian penting dari sikap arif dan bijaksana. Saat ini, kejujuran sering kali dilupakan atau diabaikan, padahal kejujuran adalah fondasi dari kebijaksanaan. Tanpa kejujuran, setiap keputusan yang diambil akan kehilangan makna dan bisa menimbulkan masalah baru.

Sikap jujur dan bijaksana saling melengkapi. Orang yang bijak akan selalu bertindak jujur, karena dia tahu bahwa kejujuran adalah jalan menuju kebaikan. Dalam konteks kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada pilihan antara bertindak jujur atau mengambil jalan pintas. Orang yang bijaksana akan memilih untuk jujur, meskipun jalan tersebut mungkin lebih sulit.

Mengambil Hikmah dari Kehidupan

Hidup adalah perjalanan panjang yang penuh dengan ujian. Untuk menjalani hidup dengan baik, kita perlu belajar dari setiap pengalaman yang kita alami. Dalam Al-Qur’an, Allah sering mengingatkan kita untuk mengambil hikmah dari segala kejadian yang terjadi di sekitar kita.

Dengan memadukan kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosional, kita dapat menghadapi setiap ujian hidup dengan lebih bijaksana. Kita tidak akan mudah tergoda untuk bertindak gegabah atau egois, melainkan selalu mempertimbangkan segala hal dengan matang.

Semoga kita senantiasa diberi rahmat, hidayah, inayah, dan taufik-Nya. Dengan begitu, kita dapat menjadi insan yang arif, bijaksana, serta jujur dalam setiap tindakan kita, meskipun di tengah-tengah tantangan dan godaan yang ada.

Ikhtisar

Sikap arif dan bijaksana adalah kunci dalam menghadapi kehidupan. Dengan kecerdasan yang selaras antara spiritual, intelektual, dan emosional, kita mampu mengambil keputusan yang tepat dan tidak tergesa-gesa. Semoga kita semua dapat belajar dari hikmah-hikmah yang Allah berikan dan senantiasa menjalani hidup dengan bijaksana. Aamiin.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE