PWMJATENG.COM, Boyolali – SD Muhammadiyah PK Banyudono kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesadaran kesehatan siswa melalui Pelatihan Dokter Kecil. Acara yang berlangsung pada 22-23 Januari 2025 ini digelar di aula sekolah dengan menggandeng Puskesmas 1 Banyudono sebagai mitra pelaksana. Kegiatan ini berhasil menyedot perhatian siswa yang tampak antusias selama dua hari pelatihan.
Ketua panitia, Aditya Bagas P., menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali siswa dengan keterampilan medis dasar. “Kami ingin siswa mampu memberikan pertolongan pertama dan menjaga kesehatan di lingkungan sekolah maupun keluarga,” ujarnya. Sementara itu, Kepala SD Muhammadiyah PK Banyudono, Pujiono, mengapresiasi kegiatan ini. Ia berharap siswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Pelatihan ini menghadirkan sejumlah tenaga medis profesional sebagai narasumber. Pada hari pertama, Rabu (22 Januari 2025), Ekaning Dyah Tantriyani memberikan materi mengenai Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). Ia juga menjelaskan teknik balutan luka, penyakit menular, dan bahaya rokok. Selanjutnya, Megi Dwi Saranita menyampaikan materi tentang makanan sehat, kesehatan lingkungan, dan administrasi kesehatan. Para siswa diberi kesempatan untuk mempraktikkan langsung teknik yang diajarkan, seperti membalut luka dan mengenali tanda-tanda penyakit menular.
Baca juga, Hukum Adzan untuk Jenazah dan Jamak-Qashar dalam Perspektif Tarjih Muhammadiyah
Hari kedua, Kamis (23 Januari 2025), pelatihan dilanjutkan dengan materi yang tak kalah menarik. Citra Putri Anandira membahas pentingnya imunisasi, program Sekolah Bebas Masalah, serta keamanan vaksin. Selain itu, Suyati menyampaikan materi tentang kesehatan gigi dan mulut, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), serta kebersihan diri. Para siswa tampak bersemangat mengikuti sesi ini, terutama saat diajak mencoba teknik menjaga kebersihan gigi yang benar.
Menurut salah satu peserta, Alifia, pelatihan ini sangat bermanfaat. “Saya jadi tahu cara menangani luka dan menjaga kebersihan tubuh agar tidak mudah sakit,” ungkapnya. Pendapat serupa disampaikan oleh rekan-rekannya yang merasa pelatihan ini membuka wawasan mereka tentang pentingnya hidup sehat.
Aditya menambahkan bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mendorong siswa untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya. “Dengan bekal yang mereka dapatkan, kami berharap para siswa dapat mengedukasi teman-teman dan keluarganya untuk menerapkan pola hidup sehat,” jelasnya.
Sebagai penutup, Pujiono menyampaikan harapannya agar pelatihan serupa dapat terus diadakan di masa mendatang. “Kegiatan ini sangat positif karena membangun kesadaran sejak dini tentang pentingnya kesehatan. Ini investasi jangka panjang bagi generasi kita,” katanya.
Kontributor : Pujiono
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha