Integrasi Literasi Digital dan Pendidikan Karakter Islam
Integrasi Literasi Digital dan Pendidikan Karakter Islam
Oleh: Rakha Arya Bagaskara (Mahasiswa T.I Politeknik Harapan Bersama Tegal)
PWMJATENG.COM – Pendidikan karakter adalah salah satu fondasi penting untuk membangun individu yang berakhlak mulia, bermartabat, bermoral dan beretika. Pendidikan sesuai Syariat Islam memiliki tujuan untuk bisa menanamkan nilai-nilai Islam berdasarkan ajaran Al-Qur’an, Ilmu Tauhid dan Hadis dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia perkembangan AI saat ini, memunculkan berbagai masalah, atau tantangan dan kesempatan yang mampu dijawab dengan pendidikan yang baik dan benar.
Teknologi AI memberikan manfaat yang sangat signifikan di dunia pendidikan, seperti untuk pembelajaran yang lebih efisien, inovatif dan efektif. AI juga mampu meningkatkan perkembangan kreativitas, komunikasi, dan literasi digital. Mampu meningkatkan kualitas sumber daya baik untuk manusia maupun alam, dan pengembangan karakter keterampilan manusia. Namun, ada resiko yang patut diwaspadai, AI membuat berkurangnya interaksi antar manusia yang bersifat negatif kepada rasa empati dan simpati manusia yang mempengaruhi dan mempertanyakan kualitas moral.
Pendidikan karakter secara Syariat Islam menghadapi tantang utamanya akibat berkembang pesatnya Artificial Intelligence (AI). Yang pertama adalah berkurangnya interaksi sosial antar manusia karena ketergantungan terhadap teknologi AI yang berdampak berkurangnya tali persaudaraan dan sifat individualisme yang berpengaruh pada pembelajaran pembentukan karakter. AI berbasis algoritma beberapa kali tidak mampu untuk menangani permasalahan situasi yang harus menggunakan rasa moral yang rumit yang hanya didapatkan dari manusia sehingga diperlukannya pemikiran kritis dan metakognisi manusia untuk bisa memiliki decision making secara cepat dan bijak. Tantangan selanjutnya adalah berpotensinya memunculkan konflik antara Teknologi AI dengan Syariat Islam, karena bisa memunculkan pertanyaan dan jawaban secara filosofis yang bertentangan dengan Tauhid, moralitas, norma, dan nilai-nilai Islam lainnya.
Tantangan yang tidak lebih penting lainnya adalah faktor kesenjangan sosial. Dalam dunia pendidikan, teknologi menjadi salah satu isu utama karena tidak semua siswa mampu/memiliki perangkat teknologi, seperti komputer, laptop, tablet, bahkan smartphone dan juga koneksi internet yang memadai. Koneksi internet yang katanya sekarang murah pun tidak bisa dibilang demikian, karena beberapa keluarga untuk kebutuhan hariannya saja hanya cukup. Kondisi ini menciptakan yang berdampak pada ketidakmerataan kesempatan belajar. Dari keluarga dengan latar belakang ekonomi kurang mampu cenderung akan tertinggal dibandingkan dengan yang keluarga dengan ekonomi memadai yang memiliki akses penuh ke teknologi. Masalah ini tidak hanya mempengaruhi nilai akademik pelajar tetapi juga terhambatnya penguasaan keterampilan digital yang semakin penting dalam dunia kerja modern.
Baca juga, Khutbah Jumat: Menyambut Ramadan
Selain itu, tantangan selanjutnya adalah kurikulum. Pada penyesuaian kurikulum pendidikan karakter untuk mampu berintegrasi pada nilai kemanusiaan dan Syariat Islam. Kurikulum tradisional belum dirancang untuk memanfaatkan teknologi AI dengan baik. Oleh karena itu, diperlukannya pembaharuan kurikulum yang menekankan pada penguasaan teknologi dan juga mengintegrasikan pengajaran pendidikan karakter berdasarkan Syariat Islam literasi digital dengan nilai-nilai moral, empati, simpati, dan adab. Kurikulum yang baik harus mampu dirancang dengan baik memanfaatkan teknologi AI dengan literasi digital berdasarkan Syariat Islam sebagai alat pembantu dan memperkaya pembelajaran pendidikan karakter, bukan sebagai pengganti interaksi manusia. Cara ini membutuhkan riset dan survey dilanjutkan dengan pelatihan kepada para pendidik untuk mampu mempertahankan humanisme dalam proses pendidikan.
Pendidik mempunyai peran penting dalam pembentukan karakter pelajar dengan menerapkan berbagai cara. Cara yang pertama adalah dengan memberikan pengajaran yang mendalam kepada para pelajar mengenai moralitas dan literasi digital dengan nilai-nilai Islam melalui pembelajaran formal maupun aktivitas sehari-hari. Pendidik harus menjadi panutan dengan menunjukan contoh perilaku dan tindakan yang mencerminkan moral dan etika yang baik sesuai ajaran Islam. Membangun hubungan yang positif dan komunikatif antara pendidik dan pelajar juga penting karena dengan interaksi humanisme dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang nyaman dan merasa aman untuk pendidikan karakter pelajar. Pendidik juga perlu pembelajaran yang fleksibel dan relevan sesuai pendidikan karakter berdasarkan Syariat Islam dan menggabungkan antara teori dan praktek yang menyenangkan agar tidak bosan dan diskusi interaktif. Kemudian pendidik juga memantau kegiatan dan aktivitas pelajar, baik secara digital maupun langsung untuk memastikan pembelajaran pendidikan karakter ini berjalan dengan positif dan baik.
Dalam menghadapi era teknologi digital, pembentukan karakter Islami harus mampu beradaptasi dan universal. Langkah yang penting adalah menguatkan literasi digital, yang mencakup pemahaman tentang beretika, keamanan online untuk mampu menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Diperlukannya kerjasama dan komunikasi antara beberapa beberapa pihak dimulai dari orang tua terlebih dahulu kemudian Masyarakat, pendidik, dan pemerintah setempat untuk bisa mendukung pendidikan karakter yang relevan sesuai perkembangan zaman sesuai Syariat Islam. Cara ini juga harus dilengkapi dengan integrasi nilai-nilai Islam dalam literasi teknologi sehingga AI dan inovasi teknologi digital lainnya bisa dimanfaatkan untuk tujuan yang mulia sesuai Syariat dan nilai-nilai Islam.
Pembentukan karakter secara Syariat Islam di era AI menuntut untuk adaptif antara nilai-nilai agama dan teknologi digital. Dengan cara yang terintegrasi dan kolaborasi antara berbagai pihak, pendidikan karakter Islami dapat menjadi dasar untuk pembentukan individu yang bermoral, bermartabat dan berakhlak mulia. Kerjasama yang berawal dari keluarga, masyarakat, pendidik, dan pemerintah sangat penting untuk menghadapi tantang pendidikan pembentukan karakter dengan literasi digital yang bermoral dengan nilai-nilai Syariat Islam.
Referensi:
Aziz, R. A., Fitriyanti, Y., Darnoto, D., & Rohman, F. (2023). Tantangan Pendidikan Karakter Islami Di Era Teknologi Artificial Intelligence. Tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, 20(1).
Amin, R. F., Wutsqah, U., & Pamungkas, Z. B. (2024). Membangun Karakter di Era AI (Menggabungkan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan dalam Pendidikan). Hikamatzu| Journal of Multidisciplinary, 1(1), 289-298.
Sapdi, R. M. (2023). Peran Guru dalam Membangun Pendidikan Karakter di Era Society 5.0. Jurnal Basicedu, 7(1), 993-1001.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha