Meritokrasi: Mengubah Mediokrasi dari Lembah Tidar
Meritokrasi: Mengubah Mediokrasi dari Lembah Tidar
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Jika tidak bisa bekerja untuk kemaslahatan rakyat Indonesia, maka siap-siaplah untuk digantikan oleh mereka yang bersedia mengabdi dan menyejahterakan rakyat. Masih banyak yang ingin berjuang demi rakyat, bangsa, dan negara.”
Setiap pemimpin memiliki pendekatan yang berbeda dalam menanamkan jiwa patriotisme, kedisiplinan, dan kerja sama, yang merupakan dasar dari pembangunan karakter bangsa. Salah satu cara membangun metokrasi—yakni mengubah keadaan mediokrasi (keterbatasan potensi) yang berlangsung saat ini—adalah melalui pendidikan dengan disiplin tinggi, seperti yang diterapkan dalam lingkungan militer.
Presiden Prabowo Subianto, setelah resmi dilantik oleh MPR RI, mengumumkan susunan Kabinet Merah Putih (KMP). Kabinet ini dibentuk untuk memenuhi janji kampanye dan melaksanakan program-programnya yang berfokus pada pendidikan berkualitas, swasembada pangan, serta swasembada energi, karena ketiga hal tersebut merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat. Demi mewujudkan tujuan ini, Presiden menekankan pentingnya sinergi, kolaborasi, dan satu komando dalam kabinet.
Baca juga, Menatar Ideologi IMM untuk Jawa Tengah Berkeadaban
Dalam upaya menyatukan visi dan misi pemerintah, Presiden memilih Akademi Militer (Akmil) Magelang sebagai lokasi untuk mengadakan retreat pembekalan kabinet, yang berlangsung dari tanggal 25 hingga 27 Oktober 2024. Akmil, yang terletak di lembah Tidar, menjadi tempat yang ideal untuk memompa semangat juang dengan nilai-nilai kedisiplinan, fokus, kebersamaan, dan gotong royong. Lembah Tidar ini telah dikenal sebagai “kawah candradimuka” yang mampu membentuk karakter patriotisme, nasionalisme, serta kecintaan pada tanah air.
Pembekalan ini diharapkan dapat mempersiapkan para anggota Kabinet Merah Putih untuk menjalankan tugas mereka sebagai pelayan rakyat, mengingat hakikat mereka adalah mengabdi kepada bangsa dan negara. Efek dari retreat ini diharapkan tidak hanya meningkatkan solidaritas dalam kabinet, tetapi juga menjadi titik awal dalam mendarmabaktikan segala usaha demi kesejahteraan rakyat Indonesia, sebagai langkah menuju Indonesia emas.
Kita harus menyadari bahwa bangsa ini masih memerlukan banyak perbaikan, baik dalam sektor pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.
Editor : M Taufiq Ulinuha