Gelar Rakerwil, Lazismu Terbaik se-Indonesia Fokuskan Sinergi Majelis Lembaga untuk Capai SDG’s
PWMJATENG.COM, Semarang – Belum lepas ingatan warga Muhammadiyah atas prestasi yang ditorehkan Lazismu Jawa Tengah. Kemarin, Sabtu-Ahad (2-3/12), Lazismu Jawa Tengah menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Tahun 2023 dengan tema “Sinergi Majelis/Lembaga dan Penguatan Inovasi Sosial untuk Pencapaian SDG’s”.
Kegiatan yang diselenggaran di Hotel Pandanaran, Semarang ini diikuti ratusan peserta yang terdiri dari BP Lazismu Jawa Tengah, DPS Lazismu Jawa Tengah, Wakil Ketua PDM se-Jawa Tengah yang membidangi Lazismu, Ketua dan Sekretaris BP Lazismu se-Jawa Tengah, serta Manajer Eksekutif Lazismu se-Jawa Tengah, dan Kepala Kantor Layanan Lazismu Jawa Tengah.
Hadir dalam pembukaan Rakerwil Lazismu Jawa Tengah, Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag., Sekretaris BP Lazismu Pusat Gunawan Hidayat, S.T., M.T., dan Direktur Utama Lazismu Pusat Edi Suryanto.
Dalam sambutannya, Ketua BP Lazismu Jawa Tengah, Dwi Swasana Ramadhan, S.E., M.SEI., Ak., CertDA., menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh hadirin, wabil khusus kepada PWM Jawa Tengah, atas karena doa dan dukungannya Lazismu Jawa Tengah pada Rakernas kemarin berhasil menyabet 9 penghargaan dari Lazismu Pusat.
“Tentu, ini atas kinerja bapak ibu semua. Tanpa support dan dukungan dari Kantor Daerah, Kantor Layanan, tanpa support dari majelis dan lembaga, hal itu tidak mungkin terwujud,” ucap Rama.
Ia juga melaporkan, bahwa target penghimpunan Lazismu Jateng, hingga akhir Oktober kemarin, mencapai 202 Miliar Rupiah. Perolehan tersebut telah melampaui target, yakni 197 Miliar Rupiah.
Berkenaan dengan tema Rakerwil, Rama menjelaskan bahwa sinergi dengan Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP), Lembaga Pengembangan Masjid dan Musala (LPMM), dan Majelis Dikdasmen-PNF akan digiatkan untuk mencapai SDG’s. Paling tidak, terdapat 7 key performance indicator (KPI) bagi Lazismu Jateng untuk 5 tahun ke depan. Di antaranya:
- Rapat koordinasi dan kajian rutin, minimal sebulan sekali.
- Lazismu Jateng terbaik nasional.
- Total penghimpunan 1 Triliun Rupiah.
- 35 Lazismu Daerah dalam performa bagus/hijau.
- 35 Lazismu Daerah terkoneksi dengan SIM.
- Membentuk dana abadi 10 Miliar Rupiah.
- Mengelola dana taawun 100 Miliar Rupiah.
Lebih lanjut menurutnya, berdasarkan hasil diskusi pada Rakernas Lazismu, terdapat dua masalah Lazismu secara nasional, yakni Kantor Layanan (KL) yang sudah berdiri lebih dulu dari Lazismu Daerah merasa lebih besar dan Lazismu Daerah merasa bisa berdiri tanpa adanya Lazismu Wilayah. Maka, solusi yang perlu dilakukan ialah kesadaran bahwa Lazismu di semua tingkatan berada di bawah bendera dan naungan Persyarikatan.
Baca juga, Songsong Perubahan untuk Muhammadiyah Unggul dan Berkemajuan, PWM Jateng Gelar Konsolidasi
Alumni Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta ini juga melaporkan, hingga 2023, 33 Lazismu Daerah telah terkoneksi dengan SIM Lazismu Wilayah.
Sekretaris BP Lazismu Pusat Gunawan Hidayat, S.T., M.T. dalam sambutan dan arahannya menyampaikan bahwa pada Rakernas Lazismu, Lazismu Pusat menilai Lazismu Jateng adalah yang terbaik. Bahkan, Lazismu di berbagai wilayah dan daerah perlu belajar dari Lazismu Jateng.
“Kita akan meminta Lazismu Jateng untuk menjadi salah satu Tim Lazimu Pusat untuk mendampingi Lazismu-Lazismu Wilayah yang sedang berkembang,” ucap Gunawan.
Baca juga, Download Materi Rakor UPP dan Konsolidasi Muhammadiyah Jateng
Ia berharap, dengan Lazismu Jateng menjadi Tim Asistensi Lazismu Wilayah/Daerah lainnya, dapat berbagi ilmu dan pengalaman.
“Sudah diputuskan baseline tingkat nasional untuk tahun 2024, itu sekitar 636.828.000.000. Artinya dengan target tahun 2023 yang dilakukan Jawa Tengah, itu sudah sangat luar biasa. Itu sudah sepertiga lebih disumbangkan oleh Lazismu Jawa Tengah,” imbuhnya.
Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag. dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Lazismu Pusat yang telah diberikan penghargaan, 9 dari 11 kategori. Ia menargetkan, di tahun 2024, Lazismu Jateng menyapu bersih seluruh kategori penghargaan.
“Atas nama PWM Jawa Tengah menyampaikan apresiasi atas Rakerwil Lazismu Jateng. Tidak sia-sia kalau tulisan Zakat Center di atas tulisan PWM (di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jawa Tengah). Banyak yang mengritik itu, masak tulisan Zakat Center di atas tulisan PWM. Kemudian, saya jawab zakat kan rukun Islam, PWM kan bukan,” ucap Kiai Tafsir diikuti riuh tepuk tangan peserta.
Dalam kesempatan tersebut Kiai Tafsir menjelaskan bahwa Muhammadiyah mengategorikan umat menjadi dua bagian. Pertama, umat dakwah. Kedua, umat ijabah. Umat dakwah adalah umat yang sudah menerima Islam dan umat ijabah adalah umat yang belum menerima Islam.
“Pertanyaannya, siapa yang kita pernah dakwah di hadapan non-muslim. Padahal itu amanat dari MKCHM, ideologi Muhammadiyah yang paling populer. Jadi, kalau ngomong ideologi Muhammadiyah, selalu MKCHM. Padahal, ideologi Muhammadiyah sekian banyak. Kalau saya hitung, sekitar 30 ideologi Muhammadiyah, mulai dari MADM hingga Risalah Islam Berkemajuan (RIB),” imbuhnya.
Dakwah Kultural, lanjut Kiai Tafsir, juga merupakan ideologi Muhammadiyah. Terdapat tiga dokumen resmi terkait ideolgi kebudayaan Muhammadiyah. Pertama, Dakwah Kultural Muhammadiyah. Kedua, Seni Budaya Islam. Ketiga, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) yang di bagian akhir membahas tentang seni dan budaya.
Editor : M Taufiq Ulinuha