Songsong Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke 48, PP Muhammadiyah Gelar Seminar Pra-Muktamar ke 16
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Jelang Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke 48, Panitia Muktamar terus melakukan berbagai persiapan; baik persiapan fisik maupun konsep. Pagi ini (10/3), steering commite Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke 48 selenggarakan seminar pra-muktamar ke-16 dengan tema, Media, Masyarakat Digital dan Dakwah Muhammadiyah.
Seminar pra-muktamar kali ini diseleggarakan di Amphitorium Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Hadir secara langsung pada seminar ini, Sekretaris PP Muhammadiyah Dr. H. Agung Danarto, M.Ag.; Rektor UAD, Dr. Muchlas, M.T.; kemudian hadir secara daring Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.A., Prof. Dr. Syafiq Mughni, M.Si.; serta Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., Ph.D.
Acara seminar pra-muktamar yang rencananya diselenggarakan seharian penuh ini, mendatangkan beberapa narasumber, di antaranya : Imam Fahmi, Ph.D.; Dr. Muchlas, M.T.; Agus Sudibyo; Wahyudi Akmaliah; Abdullah Sammy; Makroen Sanjaya, M.Sos.; Hikmawan Saefullah, Ph.D.; dan Fahd Pahdefie, M.A.
Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD dalam sambutannya menyampaikan bahwa dengan hadirnya era digital di tengah-tengah masyarakat, maka Muhammadiyah perlu berperan aktif, khususnya dalam segmen dakwah. Ia juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah perlu memainkan peran-peran penting di dalam era revolusi digital kali ini.
Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr. H. Agung Danarto, M.Ag. juga menyampaikan dalam sesi sambutan, bahwa seminar pra-muktamar diselenggarakan dalam rangka menjaring pandangan-pandangan para ahli untuk kemajuan Muhammadiyah kedepan, khususnya pada saat Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 18-20 November 2022 di Surakarta, Jawa Tengah.
Baca juga, Jelang Muktamar, LLHPB Jawa Tengah Agendakan Rapat Bahas Green Muktamar
“Di era pasca revolusi digital, Muhammadiyah perlu menyesuaikan diri, bahkan menjadi leading. Forum ini selain menyadarkan warga Muhammadiyah untuk menyesuaikan diri, juga sebagai wadah edukasi. Agar warga Muhammadiyah melihat ini menjadi hal yang penting. Mudah-mudahan warga persyarikatan dan peserta seminar mampu tercerahkan dan giat aktif dalam dunia digital,” ucapnya dalam sambutan.
Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.A. selaku pembicara kunci mengingatkan kepada para peserta bahwa tantangan dakwah Muhammadiyah di abad pertama dan kedua sangat berbeda. Menurutnya di abad kedua ini, dengan hadirnya media digital dan sosial yang membanjiri ruang-ruang masyarakat, harus disikapi dan diperhatikan oleh persyarikatan.
“Muhammadiyah harus dengan serius menghadapi perubahan zaman. (Hari ini) Muhammadiyah masih kurang (kekurangan) amal usaha baru yang merespon masyarakat digital. Terdapat tiga hal yang harus dilakukan Muhammadiyah dalam merespon masyarakat digital, yakni antisipasi, adaptasi dan inovasi. Seminar ini harus mengeluarkan output untuk kemajuan persyarikatan,” ucap Guru Besar Bidang Sosiologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini. (mtu)